Handuk Tertukar

Teman Lama



Teman Lama

0Rani mengusap matanya, dan menyadari dirinya tertidur hingga siang.     

Rani segera mandi dan berkeliling mencari pekerjaan yang bisa dilakukan.     

Tidak lama Rani mendapatkan surat di atas kulkas. Sekilas tampak seperti tulisan kak Nika.."     

"Namun entah kenapa tulisan itu seperti menjiplak..."     

Segera kuhiraukan, dasar hanya karena kemarin ia sampai ketakutan dan curiga begini.     

"Maaf Rani sayang, kamu pergilah ke pasar aku ada urusan.."     

Rani mengernyitkan dahi, aneh kak Nika tidak biasanya mengirim surat seperti ini. Bahkan memanggil kata sayang.."     

Ayah..", Rani teringat siapa yang terus terusan memanggil sayang. Apa mungkin...??.     

Rani memukul dahinya. Dasar jangan begitu. Mereka adalah keluarga mu.     

Tetapi apa benar mereka adalah     

"keluarga yang dimasa lalu..."     

Bahkan ingatan nya sampai sekarang masih terlihat buram. Sikap mereka     

seolah ada sebuah rahasia yang tersembunyi.."     

Rahasia yang sangat kelam pastinya.."     

Rani bersiap ke pasar, ia sekali lagi menghitung uang untuk belanja. Kak Nika sudah menyiapkan nya pada meja makan. Tidak ada seorang pun.     

"Hening ,...dan merasa ada sesuatu yang akan terjadi...."     

Dengan ragu, segera ku langkahkan kaki berharap perasaan ku tidak menjadi kenyataan...."     

Saat perjalanan aku menghitung semua belanjaan ku. Apa kak Nika selalu membawa segini wah kuat sekali ia.."     

Tiba tiba pandangan ku berhenti dan menatap sosok yang seumuran denganku.     

Ia menyadari tatapan ku dan membalas nya. Tidak lama matanya membulat dan sangat ketakutan melihat ku.     

Dia menarik kerah bajuku dan perlahan menangis tetapi ia sangat ketakutan. Rasanya aku telah melakukan sesuatu yang jahat..tetapi apa??     

"Ka..kau telah membunuh ila.."     

ujarnya penuh kebencian. Aku menatap kebingungan. Membunuh aku bahkan tidak kenal siapa Lia.."     

"Maaf aku tidak kenal anda dan juga Lia"ujarku sopan. Mungkin ia salah orang.     

Tetapi ia menatap lagi untuk memastikan. Kembali ia memegang kedua pipiku dan meremas nya kasar.     

"Kedua pipi ini penuh darah waktu itu , itu darah Ila. Jangan berpura pura bodoh!!!"     

Wajahku diremasnya semakin kuat, aku yang sedari tadi bingung berusaha melepaskan genggaman ini dari nya.     

"Uungh....a..aku tidak ingat..."     

lirihku remasan nya semakin kuat dan tancapan kuku kukunya semakin dalam.     

"Kau Rani, di malam itu saat kita bertemu kau berlumuran darah. Apa kau ingat hah!!"     

suara itu menarik perhatian massal. Ada yang berusaha melepaskan wanita itu.     

Wanita itu dengan penuh kebencian menatapku ia berusaha melepaskan diriku.     

Aku hanya bisa memegang leher yang perlahan membiru karena cengkraman kuat gadis itu.     

Apa yang kuperbuat pada masa lalu. , aku tidak tau. Ingatanku sangat kosong. Berusaha mengingat kejadian itu.     

Tidak lama kepalaku buram dan semuanya mengelap...."     

"Aku pingsan..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.