Istri Simpanan

Bab 612 - Tak kunjung bangun



Bab 612 - Tak kunjung bangun

0Samsung Medical Center.     

Beberapa bulan kemudian.     

Sudah sangat lama bagi Soo Yin melihat Dae Hyun yang terbaring tanpa ada tanda-tanda untuknya bangun.      

Para dokter yang memeriksa seperti sudah tidak ada harapan lagi. Mereka selalu memasang wajah getir setiap setelah memeriksa keadaan Dae Hyun.     

Namun mereka tidak berani mengatakan apapun. Takut menyakiti perasaan Soo Yin yang masih berharap sangat besar untuk kesembuhan bagi Dae Hyun.     

Di luar seorang dokter berbicara pada Richard Lee mengenai keadaan Dae Hyun yang tidak mengalami perubahan sedikitpun ke arah yang lebih baik. Justru semakin hari keadaannya semakin memprihatinkan.     

"Bagaimana keadaan menantuku?" tanya Richard Lee.     

Pertanyaan itu selalu ia lontarkan setiap ada dokter yang selesai memeriksa menantunya. Ia sudah tidak tega melihat Soo Yin tak mau memejamkan matanya.     

"Masih seperti sama. Kami khawatir jika pasien tidak bisa bangun karena cedera otak yang dideritanya sangat parah," ungkap Dokter yang memeriksa sembari menghembuskan nafasnya berat.     

"Aku mohon bantu kami untuk merawatnya," ujar Richard Lee dengan nada memohon.     

"Kami akan bekerja semaksimal mungkin namun kami tidak yakin."     

"Apakah Dokter memiliki saran yang lain? Aku tidak ingin anakkku bersedih setiap hari," ujar Richard Lee.     

"Jika dalam waktu setengah tahun pasien tak kunjung bangun. Kalian bisa membawanya pulang tapi akan tetap dalam perawatan," terang Dokter.     

Richard Lee memilih diam tanpa merespon ucapan dokter. Ia tidak tahu bagaimana cara berbicara pada Soo Yin.     

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki berjalan ke arah ruang ICU. Chang Yuan datang sambil menggenggam tangan Jean yang perutnya sudah membesar.     

Chang Yuan tak dapat menutupi rasa sedihnya. Ia memang jarang berkunjung karena tidak tega melihat kondisi bosnya.     

"Selamat siang, Tuan," sapa Chang Yuan pada Richard Lee yang tengah duduk sambil menundukkan kepalanya.     

"Akhirnya kalian datang," ujar Richard Lee. Wajahnya sedikit berbinar karena kedatangan mereka mampu menghibur perasaan Soo Yin meski hanya sebentar.     

"Bolehkah aku menemui Soo Yin?" tanya Jean.     

"Masuklah, dia pasti senang karena kau datang," ujar Richard Lee.     

Jean menganggukan kepalanya lalu melangkah masuk dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena perutnya yang semakin membesar.     

Sedangkan Chang Yuan memilih di luar menemani Richard Lee.     

Jean menatap sendu melihat Soo Yin hampir sepanjang waktu dihabiskan di sisi Dae Hyun. Soo Yin bahkan tidak menyadari kehadiran Jean karena pikirannya terlalu fokus.     

"Soo Yin?" panggil Jean sembari menepuk pundaknya.     

"Jean," ujar Soo Yin sembari menolehkan kepalanya.     

"Istirahatlah, kau juga harus tidur. Biarkan aku yang menjaga Tuan Dae Hyun," bujuk Jean. Tidak tega melihat kondisi Soo Yin yang sekarang pucat dan tampak tidak terawat.     

"Aku akan tetap disini. Aku tidak akan lelah sampai Dae Hyun membuka matanya," ungkap Soo Yin. Ia tak melepaskan tangan Dae Hyun sedikitpun dari genggamannya.     

"Tapi kau juga harus istirahat. Tuan pasti akan sedih jika dia bangun kembali tubuhmu seperti ini," ujar Jean.     

Pandangan Soo Yin beralih pada perut Jean. Seandainya saja kejadian buruk itu tidak terjadi, pasti ia bisa merasakan hamil besar seperti Jean.     

"Apakah sudah waktunya keponakanku akan keluar?" tanya Soo Yin.     

"Hmm, sebenarnya sudah lewat dari perkiraan. Mungkin sebentar lagi dia akan lahir," ucap Jean sembari mengusap perutnya.     

"Aku senang mendengarnya. Jika sudah lahir nanti, izinkan aku menggendongnya," ucap Soo Yin.     

"Tentu saja," ucap Jean.     

Kehadiran Jean disana mampu sedikit menghibur hati Soo Yin.     

"Dengan siapa kau datang kemari?" tanya Soo Yin.     

"Aku kemari bersama Chang Yuan. Dia bersikeras ingin mengantarku padahal ia sedang sibuk," terang Jean.     

"Setelah anakmu nanti lahir, segeralah untuk menikah. Anakmu juga butuh kasih sayang seorang ayah," saran Soo Yin. Hanya itu yang bisa dikatakan olehnya. Soo Yin tidak ingin anak Jean kelak bernasib seperti dirinya.     

Jean tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya. Ia sudah memantapkan hati terhadap pria yang benar-benar peduli padanya.     

"Ayo keluar terlebih dahulu. Kita jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Kau pasti tidak pernah terkena sinar matahari. Sehingga kulitmu terlihat sangat pucat," ajak Jean.     

Soo Yin menolehkan kepalanya ke arah pria yang tengah berbaring sekian lama. Berulang kali Soo Yin memintanya untuk bangun. Ia sangat takut jika dia dokter akan menyerah untuk merawatnya.     

Menurut dokter, jika dalam beberapa bulan kedepan tidak ada perubahan maka mereka akan melepas semua peralatan medis yang menunjang kehidupan Dae Hyun.     

Soo Yin sangat takut hingga membuatnya tidak bisa tidur. Untuk pergi dari ruangan itu saja kakinya terasa amat berat.     

"Ayolah, izinkan Chang Yuan menemui Tuan Dae Hyun sebentar," bujuk Jean.     

Soo Yin mengusap air mata dari sudut matanya. Lalu mengangguk pelan.     

"Sayang, aku akan keluar sebentar. Setelah aku kembali bukalah matamu. Aku ingin kau memberikan kejutan padaku," ucap Soo Yin sembari tersenyum getir.      

Soo Yin mencondongkan kepalanya lebih dekat ke wajah Dae Hyun. Lalu mengecup pipinya hingga beberapa detik sembari memejamkan matanya. Merasakan kulit Dae Hyun yang bersentuhan dengan bibirnya.     

Jean sangat terenyuh melihat bagaimana cinta Soo Yin yang teramat besar pada Dae Hyun. Ia ikut meneteskan air mata tapi segera mengusapnya pelan.     

"Ayo." Jean meraih tangan Soo Yin lalu menariknya pelan.     

Dengan langkah kaki yang terasa sangat berat akhirnya Soo Yin mengikuti Jean pergi meninggalkan Dae Hyun.     

Richard Lee bisa sedikit tersenyum melihat Soo Yin keluar dari ruangan itu.     

"Sayang, kalian mau pergi kemana?" tanya Richard Lee.     

"Kami akan berkeliling sekitar rumah sakit, Tuan. Soo Yin juga butuh udara segar dan sinar matahari agar tetap sehat," sahut Jean.     

"Baiklah, tapi jangan pergi terlalu jauh. Satu lagi, tolong ajak Soo Yin makan. Dia sangat sulit kalau diminta untuk makan," ujar Richard Lee pada Jean.     

"Baik, Tuan." Tanpa Richard mengatakannya, Jean sudah tahu kalau Soo Yin pasti tidak bersemangat hidup. Tulang pipinya bahkan sekarang terlihat sangat jelas.     

"Ayah, aku titip Dae Hyun. Hubungi aku segera jika dia bangun," pinta Soo Yin dengan mata yang tampak sayu. Lingkaran hitam terlihat jelas pada kelopak matanya.     

"Tentu, Sayang. Ayah pasti akan menjaganya." Richard Lee menepuk pundak Soo Yin.     

"Asisten Chang, tolong jaga suamiku." Soo Yin menolehkan kepalanya ke arah Chang Yuan.     

"Pasti aku akan menjaganya," sahut Chang Yuan.     

Betapa beruntungnya Dae Hyun memiliki istri yang sangat baik seperti Soo Yin. Meski sudah terbaring lemah dan dokter mengatakan tidak ada harapan, tapi ia masih setia.     

Barulah Soo Yin merasa lega karena ada orang-orang baik yang akan menjaga suaminya. Meski tidak kemana-mana tapi Soo Yin ingin memastikan Dae Hyun aman.     

"Kita cari makan terlebih dahulu," ajak Jean.     

Mereka berjalan beriringan berjalan melewati koridor rumah sakit.     

"Baiklah," sahut Soo Yin.i     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.