Istri Simpanan

Bab 48 - Memelukmu dalam mimpi



Bab 48 - Memelukmu dalam mimpi

0Dae Hyun membanting pintu mobilnya dengan kuat. Ke luar dari mobilnya dengan sangat tergesa-gesa. Langsung masuk ke dalam villa Pyeongchang-dong. Keadaan sangat sepi. Tidak terlihat satu pekerja satupun.     

Mencari keberadaan Bibi Xia dan Chung Ho namun tak ada satupun dari mereka yang muncul.     

Dae Hyun langsung berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya. Begitu membuka pintu ia membelalakan matanya tidak percaya. Kamar yang di tempati Soo Yin kini kosong. Tidak ada lagi ranjang beserta peralatan yang digunakan untuk merawat Soo Yin terakhir kali melihatnya sebelum pergi.     

Kini lututnya benar-benar sungguh tidak berdaya. Dae Hyun terjatuh di depan ranjang sembari bertumpu pada kedua lututnya. Dae Hyun sangat menyesal karena telah meninggalkan istrinya. Ia berpikir bahwa mimpi buruknya benar-benar terjadi.     

"Arghh!" teriak Dae Hyun tak mampu lagi menahan semua amarahnya. Tangannya mengepal sembari menunduk dengan tatapan yang berapi-api.     

Pikiran Dae Hyun benar-benar kacau saat ini. Ia bangkit kemudian menjatuhkan semua barang yang ada di meja rias hingga berserakan. Beberapa barang yang terbuat dari kaca bahkan pecah. Ia juga meninjau kaca rias hingga pecah dan melukai tangannya.     

Dae Hyun kehilangan akal sehatnya. Yang ada di pikirannya saat ini adalah apa yang terjadi dalam mimpinya tadi malam menjadi kenyataan.     

Pria itu menuju ruang kerjanya, mengambil beberapa botol minuman. Harapannya untuk bisa membahagiakan istrinya kini pupus sudah. Dae Hyun menenggak satu botol minuman hingga habis. Kemudian melemparkan botol itu ke lantai. Mengambil serpihan kaca, meremasnya dengan jemari hingga membuat tangannya terluka. Ia merasa frustrasi dan sangat bersalah saat ini.     

Ingin rasanya menghilang dari bumi saat itu juga.     

:two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts:     

Bibi Xia menuntun Soo Yin yang baru saja turun dari mobil. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit untuk memeriksa kondisi Soo Yin. Bersyukur keadaannya sudah baik-baik saja sehingga tidak perlu dirawat lagi. Hanya perlu minum suplemen dan vitamin untuk mengembalikan stamina.     

"Bibi, biarkan aku berjalan sendiri," ujar Soo Yin yang tidak ingin merepotkan Bibi Xia lagi.     

Soo Yin melangkahkan kakinya pelan-pelan untuk melemaskan otot-ototnya. Menurut dokter jika dia tidak mau bergerak maka kemungkinan untuk menjadi normal kembali akan semakin lama.     

Meski Soo Yin menolak untuk dibantu, namun Bibi Xia tetap berada di sampingnya. Takut tiba-tiba saja terjatuh sehingga dengan sigap akan langsung membantunya.     

Mereka terkejut saat membuka pintu kamar. Kondisinya sangat berantakan. Banyak serpihan kaca dimana-mana akibat pecahan kaca rias.     

"Bibi, apa yang terjadi? apa ada perampokan di rumah ini?" Soo Yin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Saat mereka berangkat tadi keadaannya masih baik-baik saja.     

Soo Yin segera bergegas berjalan menuju meja rias. Membuka laci yang terdapat di bawahnya. Ternyata masih ada kalung yang diberikan Dae Hyun waktu itu. Jika ada perampok masuk maka kemungkinan besar kalung itu sudah hilang.     

Soo Yin menggenggam kalung itu dengan erat kemudian menaruhnya di dada.     

"Biarkan bibi merapikannya terlebih dahulu. Sebaiknya Nona di luar saja," ujar Bibi Xia.     

Soo Yin mengerutkan dahinya saat melihat tas yang tergeletak di lantai. Itu seperti tas yang biasa digunakan Dae Hyun untuk membawa laptopnya.     

"Bibi, tolong ambilkan tas itu," ujar Soo Yin sembari menunjuk tas yang tergeletak di lantai.     

Bibi Xia segera mengambil tas tersebut dan menyerahkannya pada Soo Yin. Setelah gadis itu memeriksanya, ternyata memang benar kalau tas itu adalah milik Dae Hyun karena di dalamnya terdapat laptop dan beberapa berkas.     

Soo Yin berjalan menuju balkon, terlihat mobil Maybach silver yang biasa digunakan oleh Dae Hyun terparkir di halaman. Itu pertanda kalau pria itu belum pergi dari rumah ini.     

Soo Yin merasa khawatir karena tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Sehingga bergegas ke luar pintu. Saat melewati ruang kerja suaminya, terdengar suara lemparan botol yang pecah.     

Gadis itu penasaran dan langsung membuka pintu. Alangkah terkejutnya saat mendapati Dae Hyun ternyata tengah berbaring di sofa sambil memegang botol minuman di tangannya.     

Soo Yin berjalan melewati serpihan botol kaca yang berceceran. Menghampiri Dae Hyun kemudian merebut botol secara paksa dari tangannya.     

"Apa yang kau lakukan?" teriak Soo Yin dengan marah. Geram karena bisa-bisanya baru pulang namun malah suaminya minum hingga membuatnya mabuk.     

"Apa kau sudah tidak waras?" umpat Soo Yin.     

Dae Hyun yang setengah tidak sadar seperti bermimpi melihat Soo Yin ada di depannya. Pria itu langsung duduk dan memeluk tubuh Soo Yin dengan sangat erat.     

"Lepaskan! lihatlah dirimu yang sangat berantakan," ujar Soo Yin berusaha melepaskan diri karena bau alkohol membuat perutnya mual.     

"Soo Yin, biarkan aku memelukmu walaupun hanya dalam mimpi," ujar Dae Hyun. Tidak memperdulikan istrinya yang terus meronta.     

'Ya ampun, apa dia pikir ini semua hanya mimpi,' ~ batin Soo Yin.     

Soo Yin tidak mengerti apa yang diucapkan oleh suaminya. Sehingga dia hanya membalas pelukan Dae Hyun. Dia juga sangat merindukannya karena sudah lama tidak melihat suaminya. Namun gadis itu kesal dengan kondisinya saat ini.     

Bukan menyambutnya dengan sebuket bunga, justru malah membuatnya susah seperti itu.     

Dae Hyun melepaskan pelukannya. Mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Soo Yin, mengusapnya dengan sangat lembut. Kemudian memegang dagu istrinya, mengamati bibir ranum Soo Yin dengan mata yang sayu.     

Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Hingga akhirnya Dae Hyun mendaratkan ciuman lembut di bibir Soo Yin kemudian melepasnya. Ia masih beranggapan kalau semua ini hanyalah mimpi belaka.     

Soo Yin mengusap pipi Dae Hyun dengan tatapan iba. Entah apa yang terjadi pada suaminya hingga ia seperti ini. Gadis itu berpikir mungkin karena pekerjaan yang menumpuk sehingga membuatnya seperti ini.     

Akibat pengaruh alkohol, Dae Hyun akhirnya ambruk dan tidak sadarkan diri.     

"Dae Hyun, bangun." Soo Yin menepuk pipi suaminya yang kepalanya berada di pangkuannya.     

"Bibi, tolong aku!" teriak Soo Yin untuk meminta bantuan. Tidak mungkinkan membawanya sendiri ke kamar.     

"Nona, Tuan Dae Hyun kenapa?" tanya Bibi Xia yang baru saja masuk karena mendengarkan teriakan Soo Yin.     

"Entahlah, dia terlalu banyak minum. Sebaiknya panggil Chung Ho untuk membawa Dae Hyun ke kamar," ujar Soo Yin.     

Bibi Xia segera memanggil Chung Ho untuk membantu memapah Dae Hyun agar memudahkan untuk membawanya ke kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.