Istri Simpanan

Bab 45 - Rencana yang gagal



Bab 45 - Rencana yang gagal

0Dae Hyun baru saja pulang dari bekerja saat malam hari. Tadinya ingin langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui Soo Yin namun dirinya harus berganti pakaian terlebih dahulu sebelum ke sana.     

Dae Hyun segera ke luar dari kamar. Tidak melihat Aeri sejak pulang tadi. Bukannya rindu hanya merasa aneh saja karena biasanya Aeri selalu sibuk dan berusaha menggodanya. Ia merasa heran saat semua orang sudah memakai pakaian yang sangat rapi. Seperti akan pergi ke acara sebuah pesta.     

Jo Yeon Ho juga mengenakan setelan yang tidak biasa. Saat juga tengah berbincang dengan kakek dan neneknya di sofa.     

"Ayah." Begitu melihat kehadiran ayahnya, Jo Yeon Ho langsung berlari menghampiri Dae Hyun yang masih berada di tangga. Wajah anak itu tampak sangat sumringah.     

Dae Hyun menyambut pelukan dan langsung menggendong Jo Yeon Ho. Mencium kedua pipinya secara bergantian.     

"Kenapa mata Ayah merah?" tanya Jo Yeon Ho dengan wajah polos. Memegang pipi Dae Hyun dengan tangan mungilnya.     

Selama Soo Yin di rumah sakit, Dae Hyun memang kurang tidur sehingga kelopak matanya menghitam dan matanya berwarna merah. Sebenarnya dia lelah karena harus bekerja kemudian harus menunggu Soo Yin juga saat malam. Tapi baginya semua itu tidak masalah sama sekali.     

"Benarkah?" ujar Dae Hyun pura-pura tidak tahu.     

"Tanyakan saja pada Nenek, aku sungguh tidak berbohong," jawab Jo Yeon Ho yang menatap bola mata ayahnya.     

"Ayah hanya terlalu banyak melihat laptop sehingga seperti ini," ujar Dae Hyun tersenyum sembari menghampiri orang tuanya yang tengah duduk di sofa. Mendudukkan Jo Yeon Ho di sebelahnya.     

"Dae Hyun, jangan terlalu merasa bersalah. Apa yang terjadi pada gadis itu tidak sepenuhnya salahmu. Tidak ada yang menyangka semua itu akan terjadi," ujar Park Ji Hoon.     

"Benar kata ayahmu, berhentilah menyalahkan dirimu," timpal Ny. Park yang tidak ingin anaknya tersiksa.     

"Aku hanya ingin melakukan sesuatu untuknya," ujar Dae Hyun sembari menghela napas panjang.     

"Bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Park Ji Hoon.     

"Belum ada perkembangan," ujar Dae Hyun dengan nada yang berat.     

"Soo Yin adalah gadis yang baik. Pasti dia akan segera sadar." Ny. Park mengusap bahu Dae Hyun agar tidak terlalu memikirkannya.     

"Aku juga berharap seperti itu," ucap Dae Hyun sembari mengusap wajahnya.     

"Ibu," ucap Jo Yeon Ho.     

Seketika semua orang memandang ke arah pintu masuk. Aeri baru saja datang dengan memakai sebuah gaun berwarna hitam dengan mutiara yang berkilauan di gaun itu. Dengan riasan wajah dan tatanan rambut seperti seorang putri. Meski begitu Dae Hyun tidak tertarik sama sekali. Yang ada di pikirannya hanyalah gadis polos yang sampai saat ini belum sadarkan diri.     

"Ayo kita berangkat!" ajak Aeri dengan senyuman merekah di bibirnya.     

"Berangkat?" tanya Dae Hyun sembari mengangkat alisnya. Tidak mengerti mereka akan pergi kemana.     

"Dae Hyun, apa kau lupa kalau putri dari keluarga Choi menikah? malam ini adalah resepsi pernikahannya," ujar Ny. Park yang sudah bangkit berdiri.     

Dae Hyun sama sekali tidak ingat jika seminggu yang lalu Choi Won sudah mengundangnya untuk datang ke acara pesta pernikahan adiknya yang bernama Jie Ran dengan seorang pengusaha.     

"Aku sama sekali tidak ingat. Sebaiknya kalian saja yang pergi," ujar Dae Hyun.     

"Bukankah Choi Won adalah sahabatmu? apa yang harus kami katakan pada keluar Choi jika kau tidak datang?" Ny. Park merasa tidak enak dengan keluarga Choi jika putranya tidak datang. Karena saat pesta pernikahan Dae Hyun dahulu semua anggota keluarga Choi datang tanpa terkecuali.     

"Benar kata Ibu, Sayang. Lagi pula untuk apa aku berdandan ke salon jika kau tidak ikut," ucap Aeri sambil memgerucutkan bibirnya.     

"Baiklah," ucap Dae Hyun pada akhirnya menyetujui untuk ikut meskipun dengan enggan. Bukan atas permintaan Aeri, ini lebih karena Choi Won sudah mengundangnya minggu lalu.     

'Maafkan aku, Soo Yin,' ~ batin Dae Hyun. Seharusnya malam ini dia mengajaknya untuk memperkenalkannya pada teman-temannya. Sungguh rencana yang gagal.     

:two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts::two_hearts:     

Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di kediaman keluarga Choi. Pestanya diadakan di sebuah halaman luas terbuka dengan menggunakan tema standing party. Dengan dekorasi bunga dan lampu berwarna warni yang sangat meriah. Sudah banyak tamu undangan yang berdatangan. Sehingga hampir memenuhi tempat itu.     

Jo Yeon Ho bergandengan dengan kakek dan neneknya. Sedangkan Aeri menggandeng lengan Dae Hyun dengan sangat erat. Ekspresinya sangat senang malam ini karena menjadi pusat perhatian.     

"Aeri, kau terlalu berlebihan," ujar Dae Hyun memandang tidak suka pada istrinya.     

"Lihatlah semua orang pasti iri melihat kita berdua yang sangat serasi," ucap Aeri dengan wajah sumringah.     

Dae Hyun sangat menyesal telah menghadiri undangan bersama dengan Aeri. Ternyata tidak berubah sama sekali. Setiap datang ke suatu acara selalu saja ingin menjadi pusat perhatian.     

Tidak jauh dari pintu masuk mereka disambut oleh Ny. Choi dan Pak Choi dengan sangat ramah. Ada juga kedua orang tua mempelai pria di sana.     

Sebelum berbaur dengan yang lain. Terlebih dahulu Aeri dan Dae Hyun menghampiri pasangan pengantin untuk mengucapkan selamat.     

"Jie Ran, selamat atas pernikahanmu. Kau terlihat sangat cantik," puji Aeri pada mempelai wanita.     

"Terima kasih, Kakak sudah datang," ujar Jie Ran dengan senyuman yang sangat manis.     

Dae Hyun juga mengucapkan selamat pada Jie Ran dan pasangannya. Kedua mempelai tampak sangat bahagia saat ini. Antrian begitu panjang sehingga Dae Hyun tidak berlama-lama di pelaminan.     

Dae Hyun segera melangkahkan kakinya menjauhi Aeri. Saat Aeri tengah asyik mengobrol dengan beberapa tamu undangan lainnya. Hanya itu kesempatan untuknya segera pergi.     

Sampai akhirnya bertemu dengan teman-temannya yang tengah berkumpul. Ada Jung Rok, Choi Won dan Do Yun.     

"Kenapa wajahmu tampak sangat kusut seperti itu?" ejek Choi Won saat melihat Dae Hyun menghampiri mereka dengan mata yang sayu.     

"Dia tampak sangat tidak bersemangat," timpal Do Yun.     

Jung Rok mengambilkan gelas berisi minuman pada Dae Hyun yang dibawa oleh pelayan.     

"Dimana istri mudamu?" bisik Choi Won yang celingukan seperti mencari seseorang.     

"Benar, padahal aku ingin melihatnya lagi," timpal Do Yun.     

Dae Hyun hanya menyesap minumannya hingga habis. Menundukkan wajahnya yang sendu.     

"Dia saat ini berada di rumah sakit," ujar Dae Hyun dengan sedih.     

"Apa?" sahut Do Yun dan Choi Won secara bersamaan.     

Untung tempat mereka berdiri tidak terlalu ramai sehingga tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka.     

"Dia celaka saat menyelamatkan putraku," ujar Dae Hyun menerawang jauh. Membayangkan istrinya yang masih berbaring lemah di rumah sakit.     

Tidak banyak orang yang tahu mengenai kejadian itu karena mereka memang merahasiakannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.     

"Lalu bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Jung Rok.     

Dae Hyun menghela napas panjang. Napasnya terasa berat untuk menjawabnya.     

Jung Rok sudah mengerti apa yang terjadi melihat ekspresi Dae Hyun sehingga tidak perlu menanyakan hal itu lagi.     

"Gadis yang malang," ujar Do Yun.     

"Ayo kita bergabung dengan yang lain karena di sini agak sepi." Choi Won berusaha mengalihkan pembicaraan. Tidak ingin membuat temannya yang sedang sedih semakin terpuruk. Meski begitu banyak pertanyaan yang ada di benaknya. Sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat.     

Setelah pesta selesai Dae Hyun langsung pergi meninggalkan kediaman keluarga Choi tanpa berpamitan pada Aeri. Langsung menuju rumah sakit untuk menjenguk Soo Yin.     

Terserah Aeri akan pulang dengan siapa. Sedangkan untuk Jo Yeon Ho, ada kakek dan neneknya yang tidak mungkin meninggalkan anak itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.