Istri Simpanan

Bab 33 - Jo Yeon Ho Demam



Bab 33 - Jo Yeon Ho Demam

0Dae Hyun segera mengemudikan mobilnya dengan cepat setelah ke luar dari are Cheonggyecheon Stream. Menyalip beberapa pengendara yang ada di depannya. Hingga semua ramai membunyikan klakson. Beberapa kali bahkan sampai menerobos lampu merah hingga mobilnya hampir menghantam mobil lain. Dae Hyun sama sekali tidak memperdulikan mereka. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah putra semata wayangnya. Meski tidak mencintai ibunya bukan berarti tidak memperdulikan Jo Yeon Ho. Justru sangat menyayangi anak itu.     

Begitu sampai Dae Hyun langsung memarkirkan mobilnya di halaman. Berlari masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Berjalan dengan cepat menaiki tangga sembari menghubungi Dokter Kang.     

"Hallo, Dokter Kang, cepat segera ke rumahku," ujar Dae Hyun dengan panik begitu sudah terhubung.     

"Rumahmu yang mana?" tanya Dokter Kang. Takut salah rumah jika tidak bertanya terlebih dahulu.     

"Putraku demam. Jangan banyak tanya, cepat datang kemari!" Dae Hyun langsung mematikan sambungan telepon begitu sampai di depan kamar Jo Yeon Ho.     

Ternyata ada Aeri yang duduk di samping Jo Yeon Ho. Sedangkan Bibi Eun Hee tampak tengah mengompres kepala putranya menggunakan air dingin.     

"Bibi, apa yang terjadi?" tanya Dae Hyun sembari memegang dahi Jo Yeon Ho dengan punggung tangannya. Suhunya cukup terasa menyengat di kulitnya. Matanya tertutup rapat. Bibirnya juga sangat pucat. Membuat Dae Hyun tidak tega melihatnya.     

"Tuan kecil sore tadi mengeluh sakit kepala dan lehernya terasa kaku. Namun setelah makan malam tiba-tiba suhu badannya langsung naik," jawab Bibi Eun Hee.     

Dae Hyun memandang Aeri sejenak. Wajahnya terlihat sendu. Mungkin menyesal karena selama ini tidak pernah mengurus Jo Yeon Ho.     

"Kenapa baru menghubungiku?" tanya Dae Hyun pada Aeri. Jika menghubunginya lebih awal mungkin suhunya tidak akan sepanas itu.     

"Maaf, aku baru saja pulang makan malam bersama dengan teman-temanku," jawab Aeri dengan wajah menunduk. Padahal sejak awal Jo Yeon Ho sudah melarangnya untuk pergi.     

Begitu mendengar jawaban Aeri, sebenarnya Dae Hyun ingin marah. Namun teringat jika dia juga melakukan hal yang sama. Yang bisa dilakukannya hanyalah berdoa agar putranya baik-baik saja.     

Tidak lama kemudian Dokter Kang datang. Segera mengeluarkan peralatan medisnya untuk memeriksa keadaan Jo Yeon Ho. Mengecek suhunya menggunakan termometer. Memeriksa detak jantungnya yang memang berdetak lebih cepat. Tak lupa memeriksa denyut nadinya.     

"Dokter, bagaimana keadaan putraku?" tanya Aeri. Raut wajahnya tampak khawatir.     

"Tidak apa-apa, dia hanya demam biasa. Namun jika telat sebentar lagi memberinya obat mungkin akan berakibat fatal," ujar Dokter Kang sembari memasukkan peralatan ke dalam tasnya kembali.     

"Syukurlah." Dae Hyun mengusap dadanya. Merasa lega mendengar kalau Jo Yeon Ho baik-baik saja. Tidak ada masalah serius pada kesehatannya.     

"Aku akan memberikan resep obat. Namun jika tiga hari kondisinya belum membaik, sebaiknya kalian membawanya ke rumah sakit untuk memeriksa lebih lanjut keadaannya," ujar Dokter Kang sembari menuliskan resep obat. Menyerahkannya kepada pengasuh Jo Yeon Ho.     

"Bukankah kau bilang tidak ada masalah yang serius?" tanya Dae Hyun.     

"Aku juga berharap tidak ada masalah. Ya sudah, aku harus segera pergi karena sebentar lagi aku harus mengoperasi pasienku," pamit Dokter Kang.     

Dae Hyun mengantarkan Dokter Kang hingga ke halaman depan. Dokter Kang merasa aneh karena tiba-tiba Dae Hyun mengantarkannya.     

"Aku hampir saja tadi ke villa Pyeongchang-dong jika tidak bertanya," ucap Dokter Kang sembari membuka pintu mobil.     

"Tutup mulutmu." Dae Hyun menatap tajam Dokter Kang. Belum saatnya semua orang mengetahui hubungan mereka.     

Dokter Kang hanya mengulum senyum karena sudah berhasil menggoda Dae Hyun.     

"Tenanglah, aku akan tutup mulut," ujar Dokter Kang sembari menepuk bahu Dae Hyun dengan terkekeh.     

Setelah mengantarkan Dokter Kang, Dae Hyun segera kembali ke atas. Ternyata obatnya sangat cepat bereaksi. Kini suhu badannya sudah turun bersama dengan keluarnya keringat dari tubuhnya.     

"Ayah, Ibu, aku ingin tidur bersama kalian," ucap Jo Yeon Ho dengan nada manja khas anak-anak.     

Aeri dan Dae Hyun saling berpandangan satu sama lain. Apakah penyebab putranya sakit adalah karena merindukan kebersamaan di antara mereka.     

"Tenang saja, ayah akan menjagamu di sini," ujar Dae Hyun dengan tersenyum sembari mengusahakan puncak kepala Jo Yeon Ho.     

Tidak mngkin menolak keinginan putranya di saat seperti ini. Yang penting segera sembuh dan tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.     

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°     

Ketika Dae Hyun terbangun ternyata Aeri sudah tidak ada di tempat tidur. Hanya ada Yeon Ho yang masih tidur terlelap di sampingnya. Berpikir kalau Aeri pasti sudah pergi seperti biasanya.     

Jika dulu sering marah karena perbuatannya seperti itu kini Dae Hyun membiarkannya dan tidak peduli lagi kemana dia pergi.     

Dae Hyun segera membersihkan tubuhnya karena harus segera bekerja. Hampir lupa kalau belum menghubungi Soo Yin setelah meninggalkannya semalam. Baru saja hendak menghubungi nomor ponsel Soo Yin ternyata pintu terbuka.     

Ternyata Aeri yang baru saja masuk sembari membawa nampan yang berisi makanan. Dae Hyun mengerutkan keningnya karena pemandangan itu sangat langka.     

"Aku membawakan sarapan untukmu," ujar Aeri.     

"Kau tidak perlu membawa kemari, aku lebih suka makan di bawah," ujar Dae Hyun kemudian melewati Aeri untuk ke luar dari kamar.     

"Sial," gerutu Aeri dengan sangat kesal. Usahanya untuk membuatnya terkesan di mata Dae Hyun tidak berhasil sama sekali.     

Sebelum berangkat Dae Hyun terlebih dahulu kembali ke kamar Jo Yeon Ho. Memastikan demamnya tidak kambuh lagi.     

"Kau sudah bangun rupanya. Apa kepalamu masih sakit?" ujar Dae Hyun.     

"Aku sudah baik-baik saja," ucap Jo Yeon Ho dengan riang.     

"Baiklah, kalau begitu ayah pergi dulu." Dae Hyun mencium kedua pipi putranya kemudian segera bergegas pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.