Istri Simpanan

Bab 17 - Tidak Menarik



Bab 17 - Tidak Menarik

0Ada suara ketukan pintu beberapa kali sehingga begitu mengganggu di telinga Soo Yin. Pelan-pelan membuka matanya dengan malas. Bangkit duduk sambil memegang kepala yang masih agak pusing . Melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.     

Apa yang terjadi denganku? ~ batin Soo Yin. Karena minum lumayan banyak membuatnya susah untuk mengingat yang terjadi. Perlahan mengamati ranjang yang berantakan.     

Dubrak.     

Pintu terbuka dengan suara cukup keras. Soo Yin terlonjak kaget sembari memegang dadanya, karena merasa jantungnya seperti mau copot.     

Dari balik pintu muncul seorang pria bertubuh ramping, tinggi, putih, memiliki wajah yang tirus dan hidung mancung. Soo Yin hanya menyayangkan saat ternyata rambutnya dicat warna warni. Soo Yin mengamatinya dari bawah sampai atas, sambil berpikir dia pria atau bukan.     

"Tidak usah melihatku dengan wajah heran seperti itu!" tukas pria itu sambil berjalan masuk tanpa meminta izin.     

"Siapa kau?" tanya Soo Yin sambil mengerutkan kening. Menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan, karena merasa risih saat pria itu memandangnya sambil tersenyum miring.     

"Kenalkan, aku Do Jin. Kau pasti Soo Yin kan? istri muda Dae Hyun. Ah, tidak, kau bahkan terlihat lebih tua dari Aeri. Kau lebih pantas disebut istri TUA!" ujar Do Jin dengan nada sinis dan penuh penekanan.     

"Apa katamu?" teriak Soo Yin, menatap tajam Do Jin. Mengepalkan tangan kuat-kuat hingga kukunya menusuk telapak tangan. Hatinya begitu terbakar mendengarkan perkataan itu.     

"Aku tidak mengerti kenapa Dae Hyun bisa jatuh cinta kepada gadis sepertimu. Tidak menarik sama sekali! Aeri bahkan lebih cantik meski usianya lebih tua darimu," ujar Do Jin sambil berdecak.     

"Aku tidak menarik? kau memang sungguh menyebalkan!" Soo Yin bangkit dengan rambut yang acak-acakan. Berusaha memukul Do Jin tapi tangannya dicekal.     

"Lihatlah dirimu sekarang, sangat berantakan! kalau Dae Hyun melihatmu pasti sudah merasa jijik," ujar Do Jin sambil tersenyum miring.     

Amarah Soo Yin ingin meledak mendengar perkataan Do Jin. Ingin sekali dirinya memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.     

"Kau sungguh keterlaluan!" teriak Soo Yin sambil melempar bantal ke wajah Do Jin tapi berhasil ditepis olehnya.     

"Lebih baik kau mandi, tubuhmu sangat bau anyir dan juga alkohol!" Do Jin mengendus tubuh Soo Yin kemudian menutup hidungnya.     

Soo Yin juga mengendus tubuhnya sendiri yang memang sedikit tidak enak.     

"Pergilah! aku tidak akan mandi, biar saja Dae Hyun tidak menyukaiku. Sepertinya dia lebih bahagia saat bersama Aeri." Soo Yin kembali berbaring kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.     

"Aku tidak akan pergi sebelum tugasku selesai!" Do Jin menarik selimut kemudian menarik pergelangan tangan Soo Yin agar berjalan mengikutinya.     

"Lepaskan tanganku!" umpat Soo Yin sambil mengikuti langkah Do Jin yang ternyata menuju kamar mandi.     

Do Jin mendorong gadis itu agar masuk ke dalam kamar mandi.     

"Cepat bersihkan dirimu! aku sudah tidak punya banyak waktu untuk mengurusmu," ujar Do Jin sambil menutup pintu dari luar dan menguncinya.     

"Keluarkan aku dari sini!" teriak Soo Yin sambil menggedor pintu.     

"Aku akan membuka pintu setelah kau selesai!" teriak Do Jin dari luar.     

Soo Yin akhirnya menyerah, memilih mengguyur kepalanya di bawah shower. Kepalanya terasa jauh lebih enteng saat ini.     

Sambil menunggu Soo Yin selesai mandi, Do Jin mengamati sekeliling kamar. Berjalan mendekati meja rias. Mengerutkan keningnya ketika di sana hanya terdapat pelembab, parfum, lipstik dan bedak padat di meja.     

"Dasar payah!" gerutu Do Jin. Ini pertama kalinya masuk ke kamar seorang gadis tapi tidak melihat beraneka macam kosmetik di meja riasnya.     

Selang beberapa waktu Soo Yin akhirnya selesai membersihkan diri. Menggulung rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Saat mencoba untuk membuka pintu ternyata masih dikunci dari luar.     

"Hei, apa kau menyuruhku berada terus di sini?" teriak Soo Yin sambil memutar knop pintu.     

Ceklek.     

"Dasar tidak sabaran!" tukas Do Jin sambil membuka kuncinya.     

Rasanya Soo Yin benar-benar ingin mencakar wajah Do Jin dengan kukunya. Agar merasakan rasa perih di wajahnya.     

"Pilih yang akan kau kenakan! nanti aku akan membuatmu lebih menarik perhatian dibandingkan Aeri," ujar Do Jin sambil mengedipkan sebelah mata.     

Soo Yin hanya melirik sekilas beberapa gaun yang dibawa oleh Bibi Xia yang baru saja masuk. Menurutnya gaun itu terlalu bagus, sehingga merasa tidak cocok untuk memakainya.     

"Apa tidak ada yang lebih sederhana dari ini?" tanya Soo Yin.     

"Ini gaun untuk acara ke pesta. Kau pikir akan pergi ke taman bermain!" ujar Do Jin sembari mengambil sebuah middle dress yang memiliki panjang di bawah lulut tetapi tidak sampai mata kaki. Sangat cocok dipakai oleh Soo Yin yang memiliki kaki jenjang.     

Soo Yin mengulurkan tangan untuk mengambil gaun itu untuk melihatnya dari dekat. Gaun berwarna pastel dengan brukat di bagian atas memiliki lengan yang pendek. Simple dan sederhana namun terlihat mewah.     

Soo Yin mencoba memasangkan di tubuhnya, ternyata terlihat pas.     

"Bukankah sudah kukatakan aku tidak ingin pergi," ujar Soo Yin lirih sambil menyerahkan gaun tersebut kembali pada Bibi Xia.     

"Kau harus datang, buktikan kalau kau lebih menarik dibandingkan Aeri," bujuk Do Jin dengan nada lembut. Ada rasa kasihan saat melihat gadis itu yang terlihat masih polos.     

"Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir. Cepat ganti pakaianmu!" ujar Do Jin yang sudah tidak sabar sambil mendorong Soo Yin ke ruang ganti.     

Soo Yin akhirnya menurut untuk memakai gaun tersebut.     

Untuk apa aku pergi? dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali hari ini ~ batin Soo Yin sambil berjalan ke luar dari ruang ganti. Tak lama kemudian segera ke luar dengan langkah malas.     

"Duduklah!" Do Jin sudah menunggu di depan meja rias bersama dengan alat kosmetik sudah ada di depannya.     

Soo Yin duduk di sebuah bangku, mengerutkan keningnya saat melihat ada begitu banyak peralatan make up.     

Do Jin mulai mengaplikasikan make up di wajah Soo Yin. Tidak perlu dengan foundation yang tebal karena kulit Soo Yin begitu mulus dan halus. Cukup dengan tipis-tipis saja itu sudah cukup.     

Menata rambutnya dengan model The Ribbon, yaitu menggunakan pita berbahan velvet dengan rambut diikat setengah. Membuat tampilannya lebih feminim namun tetap meriah.     

Soo Yin memandang wajahnya di cermin dengan menganga. Merasa kalau yang di cermin bukanlah wajahnya. Menggerakkan bibirnya yang terasa kurang nyaman karena tidak terbiasa memakai lipstik sedikit tebal.     

"Apa ini tidak terlalu tebal di bibirku?" tanya Soo Yin sambil melihat Do Jin dari cermin.     

"Itu hanya perasaanmu, kau bahkan terlihat sangat cantik. Aku yakin Dae Hyun akan terpana melihatmu," ujar Do Jin sambil tersenyum puas karena berhasil make over wajah Soo Yin meski hanya sedikit sentuhan.     

"Bukankah kau tadi menghinaku?" Soo Yin tidak mengerti kenapa tiba-tiba Do Jin berubah memujinya.     

"Aku tadi hanya bercanda agar kau marah dan segera bangun," ujar Do Jin sambil mengedipkan sebelah matanya.     

"Wah, Nona sungguh luar biasa!" puji Bibi Xia yang baru saja kembali.     

"Bibi, jangan membuatku malu," ujar Soo Yin sambil tersenyum. Wajahnya memerah menahan malu. Berharap apa yang mereka katakan memanglah benar adanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.