Istri Simpanan

Bab 65 - Terngiang kembali



Bab 65 - Terngiang kembali

0Aeri mengernyitkan dahinya ketika melihat sosok Soo Yin ada di depannya. Sungguh tidak disangka di saat jam kerja seperti ini justru berada di luar hotel.     

"Li Sa, apa yang terjadi padamu?" tanya Aeri ketika melihat pipi itu memerah.     

"Kakak, dia menamparku karena aku tidak bersedia memberikan gaun ini padanya," rengek Li Sa sembari mencebikkan bibirnya.     

"Soo Yin, tega sekali kau melakukan hal sekeji ini hanya karena sebuah gaun," ujar Aeri dengan nada sini.     

Soo Yin hanya terdiam, sepertinya percuma saja untuk membela diri di depan Li Sa.     

"Lagi pula untuk apa kau di sini? bukankah kau seharusnya berada di hotel?" tanya Aeri sembari melipat kedua tangannya di dada. Ada rasa tidak suka melihat gadis itu.     

"Aku ... aku ...." Seketika leher Soo Yin merasa tercekat saat ingin berbohong. Hanya bisa menelan kembali apa yang akan dilontarkan olehnya.     

"Kakak mengenalnya?" tanya Li Sa yang juga terkejut.     

"Dia sekretaris suamiku, kami juga pernah bertemu beberapa kali," ujar Aeri. Setelah kejadian di Namsan Park ada perasaan tidak suka pada Soo Yin.     

"Kakak, kau harus berhati-hati dengannya. Dia adalah anak seorang pelakor, aku khawatir suami Kakak akan digoda olehnya," ucap Li Sa. Selama ini memang Li Sa tidak pernah menyukai Soo Yin sehingga kerap kali dulu mempermalukannya.     

"Kau mengenalnya?" tanya Aeri pada Li Sa.     

"Tentu saja, kami adalah saudara sepupu. Ah, tidak! lebih tepatnya kami adalah mantan saudara karena aku tidak sudi berhubungan darah dengan anak haram seperti dia," ujar Li Sa memandang jijik ke arah Soo Yin.     

Soo Yin rasanya ingin melayangkan tangannya kembali ke pipi Li Sa. Tapi dirinya memang menyadari apa yang dikatakan oleh Li Sa memang benar adanya. Tapi siapa yang menginginkan untuk jadi seorang wanita simpanan dan istri kedua. Sungguh dirinya tidak pernah menginginkan hal itu terjadi.     

"Sungguh menarik," ujar Aeri seraya tersenyum penuh misteri.     

Tiba-tiba Li Sa melangkahkan kakinya menghampiri Soo Yin hendak menarik syal yang menutupi lehernya. Namun beruntung tangannya sudah dicekal oleh Chang Yuan.     

"Jangan macam-macam!" Chang Yuan manarik pergelangan tangan Li Sa dengan kuat kemudian melepaskannya.     

"Asisten Chang, untuk apa kau berada di sini?" tanya Aeri dengan curiga.     

Chang Yuan sebenarnya tadi berniat mengikuti Aeri secara diam-diam. Tapi karena sepertinya mereka ingin mempermalukan Soo Yin, dia langsung muncul dari tempat persembunyiannya.     

Li Sa memandang Soo Yin dengan tatapan jijik karena tadi tanpa sengaja melihat tanda kissmark di leher Soo Yin meskipun hanya samar-samar. Seolah-olah Soo Yin adalah seorang wanita jalang. Berpikir kalau Chang Yuan adalah kekasihnya.     

"Aku hanya menemani Soo Yin," jawab Chang Yuan dengan singkat. Ini pertama kalinya memanggil gadis itu dengan namanya agar Aeri tidak curiga.     

"Apa kau kekasihnya?" tanya Li Sa sembari mengamati penampilan Chang Yuan dari atas hingga bawah.     

"Itu bukan urusan anda," ucap Chang Yuan dengan nada dingin.     

"Sebaiknya beri pelajaran kekasihmu itu sehingga tidak menamparku dengan sembarangan," ujar Li Sa pada Chang Yuan sembari menunjuk wajah Soo Yin.     

"Sepertinya bukan salahnya. Justru sebaiknya anda yang menjaga mulut dalam berbicara! Jika tidak maka aku akan melaporkan anda atas kasus fitnah dan pencemaran nama baik," balas Chang Yuan dengan nada datar tanpa ekspresi.     

"Kau memang ...." Li Sa mengepalkan tinjunya karena merasa sangat marah.     

"Li Sa, sebaiknya kita pergi saja dari sini. Kita cari tempat yang lebih bagus dan harganya mahal." Aeri menarik pergelangan tangan Li Sa untuk membawanya ke luar dari tempat itu. Dengan adanya Chang Yuan di sana perdebatan mereka akan percuma.     

Li Sa langsung melemparkan gaun itu pada Soo Yin yang mematung kemudian mengikuti langkah Aeri untuk pergi.     

Soo Yin merasa ucapan orang-orang di masa lalu terhadap dirinya terngiang kembali dalam ingatannya. Gadis itu memegangi telinganya hingga hampir terhuyung jatuh jika saja Chang Yuan tidak menopang punggungnya.     

"Nona tidak apa-apa?" ujar Chang Yuan yang memegangi punggung Soo Yin.     

"Ah, aku baik-baik saja," ujar Soo Yin yang langsung tersadar sehingga langsung membetulkan posisi berdirinya.     

Tangan Soo Yin gemetaran saat teringat perkataan Li Sa. Luka lama yang dirasakannya kini terbuka kembali. Tanpa sadar air mata yang menggenang di pelupuk matanya menetes.     

Dae Hyun akhirnya menemukan Soo Yin setelah mengitari tempat itu. Namun merasa heran saat melihat Chang Yuan bersama dengan istrinya.     

"Sayang, apa yang terjadi padamu?" ujar Dae Hyun sembari memegang bahu istrinya. Tadi baru saja dari toilet sehingga tidak tahu kejadian tadi.     

"Chang Yuan, kenapa kau berada di sini?" ujar Dae Hyun sembari menautkan kedua alisnya.     

"Saya hanya kebetulan mampir kemari, Tuan," sahut Chang Yuan.     

"Sebaiknya kau kembali ke hotel nanti kami akan menyusul," perintah Dae Hyun.     

"Baik, Tuan." Chang Yuan segera pergi meninggalkan mereka berdua.     

"Apa yang terjadi padamu? cepat katakan," ujar Dae Hyun saat melihat ada air mata di pipi Soo Yin.     

Soo Yin hanya tersenyum sembari mengusap air matanya. Berusaha untuk tegar, dirinya tidak boleh menjadi gadis yang lemah.     

"Ahhhh ... aku ... aku tadi hanya kelilipan sehingga mataku terasa perih," ujar Soo Yin seraya berusaha menyunggingkan senyum agar Dae tidak curiga. Baru hendak mengucek matanya namun tangannya sudah dicekal oleh Dae Hyun.     

"Jangan menguceknya, nanti matamu rusak," ujar Dae Hyun sembari memegang pergelangan tangan Soo Yin. Kemudian mulai meniup mata istrinya hingga Soo Yin dapat merasa deru napas menerpa wajahnya.     

"Apa sudah baikan?" ujar Dae Hyun namun Soo Yin terus menatap mata elangnya dalam-dalam. Tak lama kemudian segera tersadar.     

"Aku baik-baik saja," jawab Soo Yin.     

"Kau sudah menemukan yang kau suka?" Dae Hyun melirik gaun yang ada di tangan istrinya.     

"Aku tidak suka ini." Soo Yin menaruh gaun yang tadi ke tempat semula.     

"Ya sudah, pilihlah manapun yang kau suka."     

"Aku ingin kau membantuku untuk memilih," ujar Soo Yin dengan nada manja. Mencoba melupakan apa yang baru saja terjadi. Ada Dae Hyun di sampingnya membuatnya lebih rileks.     

"Baiklah."     

Dae Hyun terus mengikuti langkah kaki Soo Yin kemanapun dia berjalan. Memberikan penilaian pada setiap pakaian yang dicoba oleh istrinya. Demi membuat istrinya senang Dae Hyun rela menghabiskan waktu untuk menemaninya berbelanja.     

Setelah satu jam akhirnya Soo Yin selesai memilih pakaian yang menurutnya cocok di tubuh kecilnya. Segera pergi ke kasir untuk membayar semuanya. Soo Yin mengerutkan dahinya ketika ternyata Dae Hyun membelikan baju untuknya yang sudah di masukan ke dalam paper bag.     

"Ini apa? kenapa banyak sekali?" Soo Yin mulai menenteng satu per satu paper bag yang dibantu oleh Dae Hyun.     

"Kau bisa membukanya nanti di rumah," ujar Dae Hyun sembari tersenyum licik.     

Dae Hyun memasukkan semuanya ke dalam bagasi. Setelah itu baru duduk di belakang kemudinya.     

Soo Yin menyandarkan kepalanya di bahu Dae Hyun. Terasa sangat nyaman baginya.     

"Kau lelah?" tanya Dae Hyun ketika mereka wajah istrinya yang tampak murung. Tangan kirinya digunakan untuk mengusap punggung istrinya. Tangan kanannya berada di kemudi.     

Soo Yin menggeleng pelan.     

Melihat suasana hati istrinya yang sepertinya kurang baik. Dae Hyun memutar arah untuk membawanya ke suatu tempat.     

"Mau kemana? bukankah ini bukan jalan ke hotel?" Soo Yin mendongak untuk melihat wajah dengan sosok dewasa namun masih tampak rupawan.     

"Aku ingin kita menikmati waktu bersama lebih lama," sahut Dae Hyun.     

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" ujar Soo Yin.     

"Katakanlah!"     

"Tadi aku tanpa sengaja bertemu dengan Aeri dan dia bersama dengan sepupuku yang bernama Li Sa. Apa kau mengetahuinya?"     

"Kau bertemu dengan mereka?" tanya Dae Hyun sambil mengerutkan kening.     

Soo Yin menganggukkan kepalanya.     

"Li Sa adalah gadis yang selama ini mengejar Kim Soo Hyun. Namun adikku tidak pernah menyukainya. Apa mereka melakukan sesuatu padamu?" Dae Hyun merasa ada yang aneh dengan istrinya.     

"Ahh, tidak ada. Kami hanya bertemu sebentar," ujar Soo Yin.     

***********************     

Terima kasih buat yang sudah mendukung cerita ini...:smiling_face_with_hearts::smiling_face_with_hearts::smiling_face_with_hearts:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.