Istri Simpanan

Bab 64 - Bertemu sepupu



Bab 64 - Bertemu sepupu

0Selama dalam perjalanan menuju hotel, Soo Yin bergelayut manja memegang lengan Dae Hyun yang tengah mengemudikan mobilnya. Apalagi sedang turun salju yang membuat tubuhnya terasa begitu dingin meski sudah menggunakan sweater.     

"Kalau kau seperti ini terus, aku jadi tidak ingin kembali bekerja. Bagaimana kalau kita pergi honeymoon?" goda Dae Hyun sembari melirik Soo Yin yang menyandarkan kepala di bahunya.     

Soo Yin mengangkat kepalanya setelah mendengar penuturan suaminya itu. Memandang Dae Hyun dengan sesaat.     

"Dasar om-om mesum!" Soo Yin menjauhkan diri agar tidak terlalu dekat dengan suaminya.     

"Ternyata kau sangat nakal sekarang ya?" Dae Hyun menarik pergelangan Soo Yin agar tidak terlalu jauh kemudian menghentikan mobilnya di pinggir jalan.     

"Untuk apa kita berhenti di sini? bukankah kita harus segera ke hotel?" Soo Yin melihat sekeliling. Mereka berada di tempat yang tidak terlalu ramai.     

Dae Hyun menatap Soo Yin yang tengah menengadahkan wajah untuk memandangnya. Hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja hingga bisa saling merasakan embusan napas yang menderu. Jantung mereka berpacu dengan sangat cepat.     

Meski bukan untuk yang pertama kalinya bagi Dae Hyun dekat dengan seorang wanita. Namun pria itu merasakan seperti jatuh cinta kembali.     

"Sayang, aku mencintaimu." Dae Hyun tidak tahan hingga tanpa mendengar jawaban istrinya, langsung saja mendaratkan sebuah ciuman lembut nan begitu manis di bibir ranum Soo Yin. Membuat gadis itu terlena dalam permainan Dae Hyun yang begitu memabukan dan kini seakan menjadi candu baginya.     

Ciuman itu semakin panas hingga Dae Hyun menghentikannya. Takut dirinya tidak bisa menahan hasrat yang sudah di ubun-ubun. Tadi bahkan sudah memberikan beberapa tanda merah di leher istrinya.     

"Kita hari ini pergi berbelanja saja," ujar Dae Hyun sembari mengemudikan mobilnya kembali.     

"Bukankah kau banyak pekerjaan?"     

"Aku sudah menyuruh Asisten Chang yang mengurus semuanya. Lagi pula ada Kim Soo Hyun di sana," ucap Dae Hyun sembari tersenyum.     

"Apa dia akan bekerja di hotel juga?"     

"Mungkin dia hanya beberapa hari saja di Seoul."     

Tidak lama kemudian mereka sampai di Yeoju Premium Outlet. Kali ini Dae Hyun mematikan sambungan ponselnya agar tidak ada yang mengganggu. Karena selalu saja ada yang mengganggu jika tengah bersama Soo Yin.     

"Aaaaaa ...." pekik Soo Yin ketika hendak turun tanpa sengaja melihat tanda merah di sekujur lehernya. Sungguh terlihat sangat mengerikan.     

"Ada apa?" Dae Hyun yang baru saja turun langsung bergegas membuka pintu untuk istrinya takut terjadi sesuatu.     

"Leherku kenapa begini?" ujar Soo Yin dengan wajah polos.     

Dae Hyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia pikir entah apa yang membuat istrinya menjerit tapi ternyata dia hanya terkejut melihat bekas merah-merah oleh ulahnya.     

"Aku tidak mau turun, leherku terlihat sangat mengerikan. Bagaimana jika orang-orang akan takut melihatku?" Soo Yin menutupi lehernya tidak percaya.     

Dae Hyun sangat ingin tertawa melihat ekspresi ketakutan di wajah Soo Yin. Namun jika dia melakukannya maka kemungkinan besar gadis itu akan marah lagi.     

Dae Hyun mengambil syal yang melingkar di lehernya kemudian melilitkannya di leher Soo Yin.     

"Bagaimana, sudah tidak terlihat kan?" ujar Dae Hyun dengan senyum miring yang menawan.     

"Wah, benar. Tunggu!" Soo Yin mengingat-ingat Dae Hyun pernah membuat lehernya memerah waktu itu. Namun tidak separah ini.     

"Apa kau yang melakukannya?" Soo Yin melotot ke arah Dae Hyun sembari menunjuk lehernya.     

"Aku hanya berusaha mengontrol diriku. Maaf, aku hampir tidak menahannya. Maka dari itu kau jangan membuatku terlalu lama menunggu," ujar Dae Hyun sembari mengedipkan sebelah matanya.     

"Lakukan saja dengan istrimu itu!" Soo Yin mencebikkan bibirnya. Ciuman panas tadi membuatnya terlena sampai-sampai tidak merasakannya.     

"Baiklah, karena kau yang meminta nanti malam aku akan melakukannya dengan Aeri," ucap Dae Hyun.     

"Terserah!" Soo Yin langsung ke luar dari mobil melewati Dae Hyun yang berada di pintu. Melangkahkan kakinya dengan cepat di pintu masuk.     

Dae Hyun hanya menggelengkan kepalanya dengan tingkah istrinya yang sangat menggemaskan itu. Langkahnya yang lebar tidak sulit baginya untuk menyusul Soo Yin. Merekatkan tangannya di jemari istrinya.     

"Ternyata istri mudaku ini sangat pencemburu dan pemarah."     

Soo Yin mencubit pinggang Dae Hyun, wajahnya memerah dan panas mendengar ucapannya. Memang Soo Yin akui kalau dia tipe cuek namun pencemburu dan juga pemarah tapi hanya terhadap orang yang disayanginya.     

Dae Hyun menggandeng jemari Soo Yin untuk memasuki sebuah toko baju mewah yang ada di Yeoju Premium Outlet. Pusat perbelanjaan mewah yang pernah dikunjungi namun gagal. Harga baju di sana cukup menguras kantong. Kebanyakan hanya orang-orang kaya dan keluarga pejabat saja yang berbelanja di sana. Di sana keamanan privasinya terjamin sehingga Dae Hyun tidak perlu takut.     

Soo Yin begitu sumringah saat melihat begitu banyak jenis pakaian yang ada di depan matanya. Setiap wanita pasti akan sangat suka jika pergi ke tempat seperti itu.     

"Pilihlah yang kau suka." Dae Hyun sangat bahagia melihat istrinya tampak gembira seperti itu.     

"Aku boleh memilih apapun?" Soo Yin memastikan sekali lagi ucapan Dae Hyun.     

"Tentu saja." Dae Hyun mengacak-acak rambut istrinya.     

Ingin rasanya Soo Yin memberikan hadiah sebuah kecupan. Namun tidak memungkinkan untuk melakukannya di tempat umum seperti ini. Takut ada seseorang yang melihat mereka.     

"Aku menunggu di sini saja." Dae Hyun duduk di sebuah area tunggu. Seumur hidup baru pertama kali menemani seorang wanita berbelanja. Selama menikah dengan Aeri tidak pernah sekalipun mau mengantarnya.     

Soo Yin menyusuri setiap pakaian yang tergantung. Baginya semuanya sangat bagus sehingga dia bingung sendiri memilihnya. Namun tiba-tiba saja matanya memandang sebuah gaun berwarna peach. Sebuah long dress berbahan sifon yang membuatnya langsung terpana.     

Baru saja mengulurkan tangan hendak memegangnya seseorang sudah merebut dari tangannya.     

"Kurasa kau tak akan sanggup membelinya," ejek seorang gadis muda seusianya. Yang tidak lain adalah salah satu saudara sepupu Soo Yin.     

"Li Sa?" ujar Soo Yin sembari membelalakan mata tidak percaya. Sekian lama mereka tidak pernah bertemu semenjak Soo Yin pindah di Seoul.     

"Kau mengenalku?" Li Sa memandang Soo Yin dari atas hingga bawah. Melihat semua yang dikenakannya sembari tersenyum miring.     

"Ah, ternyata kau Soo Yin! Bagaimana kabarmu setelah keluargamu bangkrut?" ujar Li Sa tanpa basa basi lagi.     

"Kabarku baik-baik saja," sahut Soo Yin sembari menyunggingkan senyum meski perkataan Li Sa selalu menyakitkan hatinya.     

"Sepertinya kau terlihat jauh lebih baik sekarang. Siapa yang membiayai hidupmu?" ujar Li Sa dengan tersenyum miring. Memandang Soo Yin dengan tatapan jijik dan tidak suka.     

Soo Yin halnya menghela napas panjang untuk terus bersabar menghadapi saudaranya itu yang ternyata tidak berubah sama sekali.     

"Coba katakan pria hidung belang mana yang mengajakmu kemari!" Li Sa celingukan mencari seseorang ke belakang Soo Yin.     

"Kau pasti seperti ibumu yang mencoba untuk menggaet pria beristri demi mendapatkan segelimang harta!" sindir Li Sa.     

Soo Yin merasa darahnya naik hingga ke ubun-ubun hingga ia mengepalkan jarinya kuat-kuat. Padahal dirinya sudah melupakan hinaan yang selalu dilontarkannya di masa lalu.     

Plakkk ....     

Tanpa sadar Soo Yin mengayunkan telapak tangannya tepat di pipi Li Sa. Sekian lama memendam rasa marah itu sepertinya sudah cukup baginya memendam semuanya.     

"Kau berani menamparku?" teriak Li Sa sambil memegangi pipinya yang terasa panas. Matanya menatap tajam ke arah Soo Yin.     

"Berani kau mengatakannya sekali akan kujahit mulutmu!" ujar Soo Yin dengan mata memerah.     

"Ada apa ini ribut-ribut?" ucap seorang pelayan wanita yang tanpa sengaja melihat keributan mereka.     

"Usir wanita itu ke luar dari sini! dia berusaha merebut baju ini dariku," dusta Li Sa pada pelayan itu.     

"Li Sa, apa yang terjadi?" ujar Aeri yang muncul dari belakang Li Sa.     

"Kakak, lihatlah dia mencoba merebut gaun ini dariku," ujar Li Sa sembari memegang gaun di dadanya.     

Soo Yin menautkan kedua alisnya ketika mendengar Li Sa menyebut Aeri dengan sebutan 'kakak' . Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benaknya. Bagaimana bisa mereka saling kenal?.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.