Istri Simpanan

Bab 59 - Hampir Tergoda



Bab 59 - Hampir Tergoda

Dae Hyun melangkahkan kakinya dengan malas memasuki rumah di kawasan UN Village. Rumah yang sudah lama ditempati bersama dengan orang tuanya dan istri pertamanya.     

Baru saja masuk seperti biasa asa seorang pelayan yang menyambut kedatangannya untuk membuka pintu. Baru saja masuk Dae Hyun mendengar beberapa orang yang tengah berbincang dari ruang keluarga. Sesekali terdengar suara tawa dari salah satu di antara mereka.     

Dae Hyun memijat pelipisnya melihat semua anggota keluarganya belum tidur. Terlihat juga Jo Yeon Ho yang tengah duduk di pangkuan Kim Soo Hyun. Ada Aeri juga yang berada di sampingnya.     

"Kau baru pulang, seharusnya kau bisa pulang lebih awal," ujar Ny. Park yang pertama melihat kedatangan putra sulungnya. Bisa merasa jika Dae Hyun tidak sedang bersemangat.     

"Tentu saja, Kakak pasti sangat betah karena ditemani sekretaris yang begitu manis," goda Kim Soo Hyun terang-terangan sehingga Dae Hyun memandangnya dengan tatapan tajam. Meski tidak mengelak namun saat ini belum bisa mengakui jika memang benar adanya. Istri kecilnya memang sangat manis.     

"Benarkah begitu?" Aeri memandang Dae Hyun dengan curiga.     

Dae Hyun tidak menanggapinya. Terserah jika pada akhirnya Aeri akan tahu mengenai hubungannya. Toh, memang dirinya ingin secepatnya untuk berpisah.     

"Aku hanya bercanda," ucap Kim Soo Hyun diiringi dengan tawa yang begitu renyah. Merasa lucu dengan sikap saudaranya yang ekspresinya menjadi tegang.     

"Tenanglah, Kakak Ipar, kakakku itu sangat setia padamu," sambung Kim Soo Hyun.     

"Tentu saja," ujar Aeri yang tersipu malu.     

"Apa Soo Yin sudah benar-benar sembuh?" tanya Ny. Park.     

"Memangnya dia sakit apa?" timpal Kim Soo Hyun karena merasa penasaran. Sepertinya gadis itu baik-baik saja.     

"Dia hampir kehilangan nyawa demi menolong Jo Yeon Ho," ujar Dae Hyun dengan penuh penekanan sembari melirik Aeri. Namun sepertinya wanita itu tidak merasa bersalah sama sekali.     

"Cepat ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku ingin mendengarnya," ucap Kim Soo Hyun tidak sabar.     

Dae Hyun langsung melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga. Tidak ada niat untuk menggubris ucapan saudaranya. Membiarkan yang lain saja untuk memberitahunya.     

Dae Hyun segera masuk ke kamar mandi. Mengguyur kepalanya untuk meredam amarah dan kekesalannya. Memikirkan Soo Yin yang memilih pergi bersama pria lain dibandingkan menemaninya untuk lembur. Pantas saja sikapnya sejak pagi sangat aneh.     

Saat ke luar dari kamar mandi di lihatnya Aeri yang tengah berbaring di ranjang. Mengenakan lingerie berwarna putih yang transparan. Sehingga memperlihatkan secara samar-samar dua bukit indah yang begitu molek.     

Sebagai seorang pria normal tentu begitu tergiur dengan pemandangan itu. Namun Dae Hyun segera menyadarkan dirinya, terlihat wajah Soo Yin di pikirannya. Terlebih saat teringat bagaimana Aeri yang meninggalkan Jo Yeon Ho di taman. Membuatnya kehilangan hasratnya.     

Dae Hyun pura-pura tidak melihat Aeri kemudian segera mengganti pakaian di ruang ganti kemudian ke luar dari kamar.     

Aeri yang pura-pura memejamkan matanya segera membuka mata ketika mendengar suara pintu tertutup. Benar saja dugaannya kalau Dae Hyun sudah pergi dari kamar bahkan tanpa meliriknya sama sekali.     

"Sia*an!" umpat Aeri yang sangat kesal karena tidak berhasil menggoda Dae Hyun. Ternyata pria itu masih belum berubah. Sepertinya dirinya butuh rencana lain untuk menaklukkannya.     

Dae Hyun memilih pergi ke kamar Jo Yeon Ho karena tadi belum menyapa saat baru pulang. Ternyata anak itu belum tertidur. Masih duduk bersandar di ranjang sembari memeluk sebuah buku di tangannya.     

"Kau belum tidur?" ujar Dae Hyun sembari duduk di depan Jo Yeon Ho.     

"Ayah!" Jo Yeon Ho memeluk Dae Hyun dengan erat. Menyembunyikan kepalanya di dada ayahnya. Seperti sudah lama tidak berjumpa padahal tadi pagi mereka bersama.     

Dae Hyun mengusap kepala putranya dengan lembut.     

"Kau ingin ayah membacakan sebuah cerita?" Dae Hyun mengambil buku yang ada di pelukan Jo Yeon Ho kemudian membukanya.     

Jo Yeon Ho mengangguk dengan antusias dan mata yang berbinar-binar. Sudah lama sekali tidak mendengarkan ayahnya membacakan cerita.     

"Ayah, kapan aku bisa bertemu Kakak?" Jo Yeon Ho tiba-tiba teringat Soo Yin.     

"Kau ingin bertemu dengan Kakak?" Dae Hyun sudah mengerti jika yang dimaksud putranya adalah Soo Yin.     

"Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya. Aku juga ingin memberikan sebuah hadiah," ujar Jo Yeon Ho.     

"Baiklah, nanti ayah akan mengajaknya kemari." Dae Hyun senang karena putranya menyukai sosok Soo Yin. Berharap jika kelak mengetahui bahwa Soo Yin adalah ibu tirinya, Jo Yeon Ho bisa menerima semua itu.     

Hari sudah cukup malam sehingga Dae Hyun mulai membacakan sebuah kisah mengenai tokoh Spiderman. Anak laki-laki pasti sangat suka dengan tokoh pahlawan tersebut. Ternyata Jo Yeon Ho sangat antusias, bahkan ikut menimpali setiap Dae Hyun menceritakannya.     

Berdua dengan putranya bisa menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja. Meskipun di pikirannya saat ini selalu terbayang wajah Soo Yin.     

Dae Hyun mengecup puncak kepala Jo Yeon Ho. Segera mematikan lampu kemudian mengganti dengan lampu tidur yang lebih redup agar tidak menyilaukan mata.     

Terlintas dalam benaknya berniat untuk kembali ke kamar namun mengingat Aeri tadi memakai pakaian seperti itu membuatnya memilih membaringkan tubuhnya di ranjang bersama Jo Yeon Ho saja.     

Aeri yang belum tidur di kamarnya karena memang sengaja menunggu Dae Hyun namun hingga larut suaminya bahkan tidak kembali ke kamar. Sehingga langsung menyusul Dae Hyun ke kamar Jo Yeon Ho.     

Aeri memandang dengan amarah yang begitu membara. Pria bertubuh kekar nan seksi itu ternyata sudah terlelap di samping putranya. Padahal dirinya sudah lelah menahan kantuk untuk menunggu Dae Hyun kembali. Aeri segera menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Tidak boleh terbakar emosi jika ingin posisinya aman di keluarga itu.     

Akhirnya Aeri memutuskan untuk naik ke ranjang, membaringkan tubuhnya di samping Dae Hyun. Ranjang Jo Yeon Ho cukup besar sehingga muat untuk mereka bertiga.     

"Malam ini kita akan bersenang-senang, Sayang," ujar Aeri lirih sembari tersenyum miring. Tidak ingin gagal lagi Aeri segera meraba dada hingga perut kekarnya yang sangat menggoda. Sudah lama tidak merasakan sensasi mahligai cinta bersama dengan Dae Hyun.     

Dae Hyun merasa ada sesuatu yang bergerilya di tubuhnya saat merasakan tangan Aeri yang mengusap dadanya. Suhu tubuhnya seketika terasa memanas. Terlebih lagi kini tangan Aeri yang nakal menyentuh beberapa titik sensitif yang membangkitkan hasratnya.     

Di bawah rasa kantuk yang masih mendera Dae Hyun mengira kalau Aeri adalah Soo Yin. Sehingga langsung menggenggam tangan Aeri yang masih di dadanya sambil memejamkan mata.     

"Sayang," bisik Aeri di telinga Dae Hyun dengan disertai desahan yang menggelitik bulu roma pria itu.     

Dae Hyun yang merasa terganggu perlahan membuka matanya yang kabur. Terlebih yang ada di pikirannya hanya Soo Yin sering meski sudah membuktikan mata, tetap saja mengira Aeri adalah Soo Yin.     

"Ayo kembali ke kamar," bisik Aeri sekali lagi dengan sedikit menempelkan bibirnya di telinga Dae Hyun.     

Kesadaran Dae Hyun belum pulih sehingga menurut saja ketika Aeri menuntunnya untuk berjalan kembali ke kamar mereka.     

Aeri tersenyum penuh kemenangan kali ini. Tidak sia-sia usahanya untuk tidak tidur sejak tadi. Meluluhkan seorang pria itu sangat mudah baginya karena sudah berpengalaman. Rencananya kali ini adalah agar bisa hamil dengan begitu Dae Hyun tidak akan berani macam-macam meskipun sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya.     

Aeri langsung mendorong tubuh Dae Hyun pelan agar berbaring kemudian naik ke atas ranjang. Dae Hyun yang memang sudah terbakar hasrat langsung melumat bibir Aeri dengan gairah. Yang langsung dibalas oleh Aeri dengan lebih agresif. Lidah mereka saling menari satu sama lain.     

Dae Hyun merasa aneh dengan ciumanya kali ini. Ini bukan seperti bibir Soo Yin karena gadis itu tidak pernah membalas ciumanya dengan sangat agresif seperti ini. Cumbuan ini hanya dilakukan oleh seseorang yang sudah berpengalaman. Saat tangan Aeri terus bergerilya tiba-tiba pikiran Dae Hyun tersadar sehingga langsung menghentikan cumbuannya.     

Dae Hyun segera membuka matanya lebar-lebar di sela nafas yang masih memburu. Membelalakan mata ketika melihat Aeri yang berada di atasnya hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dae Hyun segera mendorong tubuh Aeri.     

"Aku ngantuk, jangan menggangguku!" ucap Dae Hyun dengan nada dingin. Bangkit dari ranjang kemudian masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mendinginkan kepalanya. Untunglah dirinya segera tersadar meskipun hampir saja terlambat.     

'Si*lan!' ~ umpat Aeri sambil mengepalkan tinjunya dengan kuat hingga kukunya menancap. Memberi bekas yang memerah di telapak tangannya. Kini merasa begitu kesal karena usahanya kembali gagal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.