Istri Simpanan

Bab 72 - Tidak akan mengganti posisinya



Bab 72 - Tidak akan mengganti posisinya

0Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Dae Hyun tampak tidak senang kita melihat Aeri datang.     

"Bolehkah aku menjadi sekretarismu, Sayang?" tanya Aeri dengan nada manja sembari menghampiri Dae Hyun.     

"Benar juga apa kata Kakak Ipar," timpal Kim Soo Hyun yang sangat menyetujui usulan Aeri.     

"Tidak! aku tidak akan mengganti posisi Soo Yin dengan siapapun!" ucap Dae Hyun dengan nada tinggi. Dia menatap tajam pada Aeri dan Kim Soo Hyun secara bergantian.     

"Soo Yin, cepat kembali ke ruanganku! karena banyak pekerjaan yang harus kau lakukan." Dae Hyun menyuruh Soo Yin dengan nada sedikit tinggi agar mereka tidak curiga.     

"Baik, Tuan." Soo Yin langsung pergi meninggalkan ruangan itu yang diikuti oleh Dae Hyun di belakangnya.     

"Hei, jangan pergi!" ujar Kim Soo Hyun namun tidak dipedulikan oleh Dae Hyun sama sekali.     

"Bye, adik ipar," ujar Aeri sembari melambaikan tangannya kemudian segera ke luar mengikuti Dae Hyun.     

Aeri juga merasa sangat kesal karena kedatangannya selalu dicuekin. Meski begitu dia tidak akan menyerah begitu saja. Dae Hyun akan semakin senang jika dia menyerah karena Aeri sudah tahu jika Dae Hyun ingin berpisah dengannya sejak lama. Dia tidak rela jika ada yang mengganti posisinya.     

"Sayang, aku membawakan sarapan untukmu," ujar Aeri seraya meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja kerja Dae Hyun.     

"Terima kasih," ucap Dae Hyun dengan datar. Dia hanya melirik sekilas makanan yang dibawa Aeri.     

Soo Yin yang duduk di depan mejanya hanya bisa memandang Aeri dan Dae Hyun dari balik kaca. Dia tidak bisa mendengarkan apa yang mereka tengah bicarakan. Soo Yin hanya mencoret-coret kertas kosong dengan sangat keras saat melihat Aeri bergelayut manja di lengan Dae Hyun. Dia ingin sekali menghampiri mereka namun apalah daya jika posisinya hanyalah sebagai istri simpanan yang tidak bisa berbuat banyak. Mungkin inilah pemandangan yang harus dilihatnya.     

Namun melihat dari ekspresi Dae Hyun, Soo Yin sangat yakin kalau Dae Hyun tidak menyukai berada di dekat Aeri. Sesekali mereka bahkan saling bertemu pandang tapi Soo Yin segera memalingkan wajah. Pura-pura tengah mengerjakan sesuatu.     

Dae Hyun berdiri ketika melihat tatapan mata Soo Yin yang tampak tidak senang.     

"Sayang, kau mau kemana?" ujar Aeri.     

"Aku lapar," jawab Dae Hyun dengan datar sembari berjalan menuju sofa untuk duduk. Pandangannya tidak teralihkan dari Soo Yin.     

"Baiklah, aku akan menyiapkan semuanya untukmu." Aeri membuka kotak makanan yang dibawanya kemudian menyerahkannya pada Dae Hyun.     

Dae Hyun malah sibuj memandangi ponselnya untuk menghubungi Soo Yin. Dia teringat kalau gadis itu belum sarapan.     

"Sayang, cepat makanlah," ujar Aeri seraya menyodorkan sendok yang berisi makanan.     

"Tunggu sebentar," tolak Dae Hyun.     

Selang beberapa lama Soo Yin menghampiri Dae Hyun meski tidak tahu kenapa pria itu menghubunginya.     

"Soo Yin, ayo kita sarapan bersama. Bukankah kau juga belum sarapan," ajak Dae Hyun ketika Soo Yin sudah berdiri di depannya.     

"Sayang, untuk apa kau mengajaknya? dia bisa pergi makan di kantin," protes Aeri yang tidak setuju. Dia tidak rela jika Soo Yin ikut bergabung bersama mereka. Makanan itu hanya untuk Dae Hyun.     

"Soo Yin, duduklah!" ucap Dae Hyun tanpa memperdulikan Aeri yang sudah tampak sangat marah karena merasa dicuekin sejak tadi.     

"Terima kasih, tapi sebaliknya aku sarapan di kantin saja," ujar Soo Yin yang merasa tidak enak dengan Aeri.     

"Benar, Soo Yin. Mari makan bersama kami saja," ujar Aeri dengan senyum palsu terukir di bibirnya. Dia akhirnya menyetujui karena ada rencana di benaknya.     

"Tapi ...." ucap Soo Yin.     

"Sudah, tidak apa-apa." Aeri menyerahkan piring yang sudah berisi makanan.     

Dengan tangan gemetar Soo Yin mengambilnya kemudian duduk di sofa yang berseberangan dengan mereka.     

"Sayang, biarkan aku yang menyuapimu," ujar Aeri pada Dae Hyun.     

"Tidak perlu, aku akan makan sendiri," tolak Dae Hyun dengan datar.     

"Kau tidak boleh begitu. Aku ingin mengajarkan kepada Soo Yin bagaimana memperlakukan seorang suami yang baik," ucap Aeri sembari melirik Soo Yin.     

"Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." tenggorokan Soo Yin merasa tercekat ketika mendengar perkataan Aeri.     

Buru - buru Dae Hyun menyodorkan segelas air putih pada istri kecilnya itu.     

"Terima kasih, sebaiknya aku makan di kantin saja." Soo Yin langsung meletakkan piring di meja kemudian ke luar dari ruangan itu.     

Dae Hyun tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa memandang Soo Yin yang sudah menghilang di balik pintu. Meski begitu Dae Hyun tetap bersikap cuek pada Aeei. Dia hanya sesekali saja menanggapi apa yang Aeri ucapkan.     

=============================     

Begitu selesai makan di kantin Soo Yin kembali ke ruangan. Ternyata Aeri sudah tidak ada di sana. Soo Yin bisa bernapas lega karena tidak harus melihat sikap manja Aeri pada Dae Hyun yang terlalu berlebihan. Bisa dikatakan kalau Soo Yin tadi sangat cemburu.     

Soo Yin memandang sekilas Dae Hyun yang tidak menoleh saat dia masuk. Mungkin pria itu tidak mendengar pintu terbuka sehingga Soo Yin menutup pintunya pelan-pelan. Dia berjalan menghampiri suaminya yang tidak memalingkan wajahnya dari layar laptop di depannya.     

"Tuan," panggil Soo Yin ragu takut mengganggunya. Lidahnya terasa sedikit kaku saat mengucapkan kata 'Tuan'. Panggilan yang sudah lama tidak diucapkan olehnya.     

Dae mendongakkan kepalanya untuk melihat Soo Yin.     

"Sayang, kau sudah kembali?" ujar Dae Hyun sembari tersenyum.     

"Jangan memanggilku seperti itu. Bagaimana jika ada orang yang mendengarnya?" ujar Soo Yin.     

Dae Hyun berdiri untuk menghampiri istri kecilnya itu. Merasa bersalah karena hari ini sudah menyakiti perasaannya.     

"Maaf, aku belum bisa mewujudkan semuanya." Dae Hyun merengkuh kedua pipi Soo Yin untuk menatapnya dengan tatapan teduh.     

"Tidak perlu meminta maaf, bukankah aku yang memintanya?" Soo Yin menatap nanar pria yang ada di depannya.     

"Berikan aku waktu lebih banyak lagi untuk membuktikannya." Dae Hyun memeluk tubuh mungil itu. Yang langsung dibalas oleh sang empunya.     

Ceklek ...     

Pelan-pelan pintu terbuka, untunglah yang masuk Chang Yuan bukan orang lain.     

'Ya ampun, mereka selalu membuat mataku sakit. Sampai kapan mereka mau menyiksaku seperti ini?' ~ gerutu Chang Yuan dalam hati. Dia tidak mungkin berani mengutarakan isi hatinya pada bosnya. Jiwa jomblonya terasa ingin meronta.     

Chang Yuan sedikit kesal karena bosnya bahkan tidak bisa menahan perasaannya. Terlebih lagi semalam mereka sudah tidur berdua. Apa mereka belum puas juga? seharusnya Dae Hyun juga mengucapkan terima kasih karena dirinya sudah membawakan pakaian terbaik.     

"Hmmmm," seru Chang Yuan karena sudah tidak tahan lagi melihat kemesraan mereka.     

Sontak Soo Yin langsung melepaskan diri. Dia segera merapikan rambut dan pakaiannya yang agak kusut. Meski lega karena yang masuk adalah Chang Yuan namun Soo Yin merasa malu.     

"Ada apa, Asisten Chang?" ujar Dae Hyun sembari berbalik ke mejanya.     

"Apa Manajer Han sudah menyiapkan laporannya?" tanya Chang Yuan.     

"Sepertinya belum, kau bisa memintanya sekarang," perintah Dae Hyun.     

"Biarkan aku saja yang ke ruangan Manajer Han," timpal Soo Yin.     

"Tidak usah, biarkan saja Asisten Chang yang melakukannya," ujar Dae Hyun.     

"Tidak apa-apa, aku akan segera kembali." Soo Yin langsung buru-buru ke luar. Dia juga merasa kasihan dengan Chang Yuan yang harus bekerja sangat keras. Bahkan yang seharusnya menjadi pekerjaannya justru dikerjakan oleh dia.     

Soo Yin turun menggunakannya lift menuju lantai sembilan agar lekas sampai.     

Tok ... tok ... tok ....     

Beberapa kali Soo Yin mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Sehingga Soo Yin langsung membuka sedikit pintunya. Soo Yin melotot hingga matanya akan terjatuh tatkala melihat Aeri di sana. Aeri tengah duduk di pangkuan Manajer Han dan mengalungkan tangannya di leher pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.