Istri Simpanan

Bab 68 - Kedinginan



Bab 68 - Kedinginan

0Ceklek ...     

Soo Yin kembali ke dalam ruangan sembari menggigit bibir bawahnya agar tidak menggigil. Dae Hyun yang mendengar pintu terbuka langsung menoleh. Pandangannya tertuju pada kantong plastik yang ditenteng istrinya sehingga Dae Hyun langsung berjalan untuk menghampirinya.     

"Kau dari mana?" tanya Dae Hyun saat melihat bibir pucat istrinya.     

"Aku ... aku ... hanya pergi ke supermarket," sahut Soo Yin yang terbata karena menahan dingin membuat bibirnya sedikit bergetar.     

Supermarket berada lumayan jauh dari hotel. Pantas saja istrinya lama sekali tidak kembali. Dae Hyun langsung melepaskan mantelnya.     

"Pakailah." Dae Hyun memakaikan mantelnya di tubuh Soo Yin. Kemudian menyentuh jemari gadis itu yang sedingin es.     

"Kau sangat dingin, sebaiknya kita ke kamar saja." Dae Hyun segera menarik tangan Soo Yin untuk masuk ke dalam kamar. Di sana ada selimut tebal sehingga bisa menghangatkan tubuhnya.     

"Berbaringlah," ujar Dae Hyun sembari mengambil selimut tebal yang ada di lemari.     

Soo Yin menurut saja untuk naik ke atas ranjang karena wajah hingga kakinya benar-benar terasa sangat dingin. Dae Hyun segera membentangkan selimut untuk menutupi tubuh Soo Yin hingga tersisa kepalanya saja.     

"Apa sudah mendingan?" Dae Hyun duduk di samping Soo Yin. Khawatir istrinya akan demam. Seharusnya dia tidak membiarkan gadis itu pergi sendirian.     

"Hmmm ...." Soo Yin ragu untuk mengutarakan isi hatinya. Selimut itu hanya sedikit saja menghangatkan tubuhnya.     

"Apa ada yang sakit?" Dae Hyun segera memijat kaki Soo Yin. Cemas, barang kali mungkin ada yang terluka.     

"Tidak." Soo Yin memegang pergelangan Soo Yin yang hendak memijat kakinya. Mana mungkin dirinya tega membiarkan suami yang tengah bekerja keras justru memijatnya.     

"Ada apa, Sayang?" tanya Dae Hyun dengan lembut sembari mengusap bibir Soo Yin dengan ibu jarinya.     

"Bolehkah aku memelukmu?" tanya Soo Yin dengan wajah yang merah padam. Sungguh merasa malu mengatakannya meski dengan suami sendiri.     

Dae Hyun merasa sangat bahagia mendengar permintaan istri kecilnya itu. Dengan senang hati langsung merentangkan kedua lengannya untuk mendekap tubuh Soo Yin.     

Meski menahan malu namun Soo Yin mendekatkan tubuhnya agar masuk ke dalam dada bidang karena tubuhnya memang membutuhkan kehangatan. Melingkarkan lengannya di pinggang suaminya. Sungguh terasa hangat dan nyaman berada di pelukan Dae Hyun.     

Soo Yin menempelkan telinganya di dada suaminya hingga bisa mendengarkan detak jantungnya yang memompa aliran darah dengan cepat. Bisa merasakan hembusan napas hangat yang menerpa wajahnya.     

Dae Hyun memeluk istrinya dengan sangat erat. Tidak menyangka jika istrinya yang meminta untuk memeluknya terlebih dahulu. Tangannya sebelah digunakan membelai rambut panjangnya yang bergelombang.     

"Aku akan menyuruh Chang Yuan untuk mengambilkan pakaianmu di bagasi mobil." Dae Hyun hendak beranjak sebentar namun Soo Yin malah mengeratkan pelukannya. Padahal dirinya hanya ingin ke luar sebentar untuk mengambil ponsel.     

"Nanti saja," rengek Soo Yin sembari menengadahkan wajahnya untuk menatap bola mata elang milik suaminya dengan tatapan sayu. Soo Yin sungguh tidak ingin jika Dae Hyun pergi meski hanya sebentar.     

"Baiklah," ujar Dae Hyun sembari menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Soo Yin. Meletakkannya di belakang telinga agar dapat melihat wajah cantik itu dengan leluasa.     

Entah sudah berapa lama mereka saling berpelukan. Kini tubuh Soo Yin perlahan sudah kembali menghangat berkat Dae Hyun karena suhu tubuh pria itu memang agak panas.     

Krucuk ... Krucuk ....     

Dae Hyun melonggarkan tangannya dari tubuh istrinya ketika mendengar seperti suara perut keroncongan. Dia segera teringat kalau mereka belum makan malam.     

"Kau lapar?" tanya Dae Hyun.     

Soo Yin yang memang merasa lapar langsung menganggukan kepalanya tanpa ragu dan malu.     

"Ayo kita ke luar, sepertinya kau sudah tidak kedinginan lagi." Dae Hyun meremas jemari istrinya untuk memastikan. Lalu mengecup bibir merah itu sekilas hingga Soo Yin melingkarkan tangan di lehernya.     

"Atau kita akan tetap seperti ini?" goda Dae Hyun karena Soo Yin semakin mengeratkan tangannya.     

Mendengar perkataan suaminya, Soo Yin langsung melepaskan diri dan langsung duduk. Menjauhkan tubuhnya dari suaminya.     

Dae Hyun hanya mengulum senyum melihat tingkah istrinya. Jika tidak ingat gadis itu tengah lapar pasti dirinya akan melanjutkan kecupannya.     

"Aku akan meminta Chang Yuan untuk memesan makan malam untuk kita," ujar Dae Hyun seraya ke luar terlebih dahulu untuk menghubungi Chung Ho.     

Soo Yin melangkahkan kakinya ke depan cermin untuk menyisir rambutnya yang berantakan. Tersenyum sendiri saat melihat bayangan wajahnya di balik cermin. Berpikir mengenai perasaannya saat ini, entah mengapa pria yang dulu sangat dibenci kini menjadi pria yang sangat dicintainya bahkan tidak ingin melepaskannya.     

Soo Yin memutar tubuhnya sambil memegang mantel Dae Hyun. Terasa sangat hangat dan aromanya juga memabukkan.     

"Sayang!" Sebuah suara yang tiba-tiba muncul mengejutkan Soo Yin yang tengah menghayal.     

Soo Yin tidak mengira ternyata Dae Hyun kini tengah berada di belakangnya. Memeluk pinggangnya dari belakang hingga membuatnya terasa merinding merasakan hembusan napas yang menggelitik telinganya.     

"Ayo kita ke luar. Bagaimana jika ada yang melihat kita seperti ini?" ujar Soo Yin saat melihat pintu yang terbuka.     

"Biarkan saja," sahut Dae Hyun malah membenamkan wajahnya di tengkuk istrinya.     

"Dae Hyun?" rengek Soo Yin.     

"Hmmm, katakanlah," ujar Dae Hyun.     

"Aku sudah sangat lapar." Soo Yin berusaha melepaskan tangan Dae Hyun yang melingkar di perutnya. Baginya terasa cukup sesak.     

Tak selang beberapa lama kemudian terdengar suara ketukan pintu sehingga Soo Yin langsung buru-buru melepaskan diri. Takut seseorang akan melihat mereka. Begitu ke luar Soo Yin merasa lega karena yang datang adalah Chang Yuan yang menenteng paper bag di tangannya.     

"Nona, ini pakaian untuk anda." Chang Yuan menyerahkan paper bag pada Soo Yin. Asisten setia itu mengernyitkan dahinya ketika melihat mantel bosnya dipakai oleh istrinya. Sebenarnya itu tidak terlalu masalah namun jika ada yang melihat pasti mereka akan curiga.     

"Terima kasih, Asisten Chang," ujar Soo Yin sembari tersenyum.     

"Kapan makanannya akan datang?" tanya Dae Hyun pada Chang Yuan.     

"Sebentar lagi, Tuan," sahut Chang Yuan dengan singkat. Dia memang tipe pria yang tidak terlalu banyak bicara. Setelah itu segera pergi meninggalkan ruangan itu.     

"Apa kau sangat percaya pada Asisten Chang?" ujar Soo Yin.     

"Tenanglah, dia tidak mungkin macam-macam dan membongkar rahasia di antara kita. Dia adalah orang yang paling bisa aku percaya sejak dahulu," ujar Dae Hyun sembari merengkuh tubuh Soo Yin namun gadis itu justru menjaga jarak.     

"Syukurlah," ujar Soo Yin. Tadi hanya merasa Chang Yuan memandangnya dengan tatapan mengintimidasi dan tidak suka.     

Akhirnya Pelayan membawakan mereka makan malam. Meski Soo Yin berada di sana mereka tidak akan curiga karena sebagai seorang sekretaris sudah pasti membantu bosnya di saat lembur.     

Para pelayan hanya sedikit curiga saat mantel Dae Hyun justru dipakai oleh Soo Yin. Namun segera berpikir positif terhadap bosnya. Tidak mungkin bosnya tertarik pada gadis biasa seperti Soo Yin. Sedangkan dia sudah memiliki seorang istri model yang super cantik dan seksi seperti Aeri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.