Istri Simpanan

Bab 81 - Tidur bersama Jo Yeon Ho



Bab 81 - Tidur bersama Jo Yeon Ho

0Dae Hyun sudah merebahkan tubuhnya di ranjang sembari memeluk bantal guling. Ia memiringkan tubuhnya membelakangi Aeri. Sama sekali tidak memperdulikannya dan ketika Aeri bercerita tentang kariernya, Dae Hyun hanya menanggapi dengan berdehem saja dan tidak terlalu mendengarkan.     

Aeri yang memang meras sangat dicueki mulai melingkarkan tangannya di perut Dae Hyun. Namun pria itu justru melepaskan diri dan langsung bergegas duduk.     

Dae Hyun melirik sekilas Aeri kemudian melangkahkan kakinya sembari memeluk bantal di dadanya.     

"Kau mau kemana?" tanya Aeri yang bergegas ikut duduk.     

"Aku akan tidur di depan televisi takut jika Jo Yeon Ho bangun tengah malam kemudian mencariku," ucap Dae Hyun kemudian segera bergegas pergi meninggalkan istri pertamanya itu. Ia menutup pintunya kuat-kuat hingga mengagetkan Aeri. Dia tidak bisa tidur karena resah kalau Kim Soo Hyun tiba-tiba masuk ke dalam kamar Soo Yin.     

Aeri menggeram kesal, matanya memerah menahan amarahnya. Tangannya mencengkram seprai kemudian membuangnya ke lantai. Ia sangat emosi kali ini sehingga butuh pelampiasan.     

"Sebenarnya apa kelebihan gadis itu sehingga semua orang menyukainya!" umpat Aeri seraya mengepalkan tinjunya. Ingin sekali rasanya Aeri menyingkirkan Soo Yin agar tidak terlalu dekat dengan keluarga ini.     

°     

°     

°     

Dae Hyun melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuruni tangga. Ia perlahan membuka pintu kamar tamu dengan tangan sebelah kiri mendekap bantal di dadanya. Dipandanginya wajah Soo Yin yang masih tertidur pulas bersama Jo Yeon Ho. Mereka tidur saling berhadapan satu sama lain. Sebenarnya Dae Hyun cukup senang karena melihat mereka bisa dekat seperti itu. Namun ada sesuatu yang mengganjal dan hatinya justru merasakan hal lain. Entah kenapa dia justru kesal melihatnya.     

"Kakak?" panggil Kim Soo Hyun yang berada tepat di belakang Dae Hyun.     

Sebuah suara yang tiba-tiba menggema tepat di belakang telinga membuat Dae Hyun terlonjak kaget. Dia langsung berbalik untuk melihat orang yang sudah mengejutkanya.     

"Untuk apa Kakak di sini?" tanya Kim Soo Hyun dengan curiga.     

"Aku hanya ... hanya melihat Jo Yeon Ho barang kali dia mencariku," ujar Dae Hyun sedikit terbata sembari menutup kembali pintu kamar. Dia tidak ingin Kim Soo Hyun ikut melihat Soo Yin yang tertidur.     

"Sepertinya Yeon Ho jarang terbangun jika tengah malam," ujar Kim Soo Hyun.     

"Aku ayahnya sudah pasti lebih tahu mengenai putraku. Lalu untuk apa kau malam-malam malah ke luar dari kamar?" tanya Dae Hyun. Ia juga merasa curiga dengan adiknya.     

"Tenggorokanku kering sehingga aku ingin mengambil air minum," jawab Kim Soo Hyun sembari mengusap lehernya.     

"Setelah kau minum sebaiknya kau kembali ke kamar," ujar Dae Hyun yang langsung melangkahkan kakinya menuju sofa.     

"Apa yang Kakak lakukan? Kenapa Kakak tidur di sini?" tanya Kim Soo Hyun seraya mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Dae Hyun justru membaringkan tubuhnya di sofa bukannya kembali ke kamarnya. Ia merasa ada aneh dengan sikap saudaranya.     

"Aku akan tidur di sini saja sehingga jika Yeon Ho memanggilku, aku akan dengan mudah mendengarnya," jawab Dae Hyun sembari menutup matanya menggunakan lengan. Ternyata keberadaan Jo Yeon Ho bersama Soo Yin bisa digunakan untuk alasan. Sehingga Kim Soo Hyun tidak akan menaruh curiga.     

"Kakak pasti lelah, aku saja yang tidur di sini. Aku akan membangunkan Kakak jika Yeon Ho bangun. Tidur di sofa pastilah tidak nyaman dan badan akan terasa pegal," bujuk Kim Soo Hyun agar Dae Hyun kembali tidur di kamarnya.     

"Tidak perlu, ini terasa sangat nyaman," ujar Dae Hyun yang pura-pura memejamkan matanya.     

Dengan langkah malas Kim Soo Hyun pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Padahal tadi dia hanya pura-pura kehausan. Setelah Kim Soo Hyun mengambil air minum, dengan bergumam tidak jelas pria itu terpaksa kembali ke kamarnya. Niatnya untuk melihat wajah Soo Yin saat gadis itu tertidur makah gagal karena ada saudaranya.     

Dae Hyun berusaha memejamkan matanya namun rasa kantuk tidak kunjung datang. Tiba-tiba pikirannya berkelana memikirkan bagaimana menyenangkan menjadi Jo Yeon Ho. Ia bisa tidur dengan nyaman sambil memeluk tubuh Soo Yin.     

Dengan cekatan Dae Hyun bergegas bangun dan masuk ke dalam kamar tamu. Dia melebarkan pupilnya saat melihat Jo Yeon Ho tengah memeluk tubuh Soo Yin dengan tangan mungilnya.     

Dae Hyun segera mengambil bantal guling kemudian menaruhnya di tengah-tengah di antara putra dan istrinya. Ia meletakkan tangan Jo Yeon Ho agar memeluk bantal itu. Setelah ada pembatas di antara mereka barulah pria itu merasa lega. Akhirnya dia kembali tidur di sofa dan bisa tidur sampai pagi.     

==============================     

Soo Yin menguap sembari meregangkan kedua tangannya. Matanya masih terasa lengket sehingga tidur kembali. Sampai akhirnya dia merasakan sebuah tangan kecil yang halus menyentuh kulit wajahnya.     

Jo Yeon Ho yang sudah terbangun langsung membuang bantal guling itu ke lantai. Sejak tadi anak itu mengamati wajah Soo Yin yang masih terpejam. Mengusap lembut wajah seorang wanita yang sudah dianggapnya sebagai dewi penolong karena telah menyelamatkannya.     

Soo Yin mengerjapkan kedua matanya. Perlahan samar-samar dapat melihat anak laki-laki tampan berwajah mungil itu tengah tersenyum kepadanya. Soo Yin kembali mengucek matanya karena ini terasa seperti mimpi. Bagaimana mungkin ada anak itu bersamanya?     

"Kakak, kau sudah bangun?" tanya bocah itu dengan senyuman merekah di bibirnya.     

"Yeon Ho?" Soo Yin segera bangkit untuk duduk. Dia memastikan ini mimpi ataukah nyata dengan mencubit tangannya yang memang terasa nyeri.     

"Bagaimana aku bisa ada di sini?" gumam Soo Yin lirih namun Jo Yeon Ho masih bisa mendengarnya.     

"Semalam Paman membawa Kakak kemari," ucap Jo Yeon Ho yang ikut duduk. Ia mendongakkan wajahnya untuk menatap mata Soo Yin.     

"Hah?" Soo Yin berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Gadis itu teringat saat di mobil Kim Soo Hyun yang berniat ingin memejamkan mata untuk sebentar namun justru tertidur hingga pagi. Sungguh dirinya tidak habis pikir kenapa bisa tidur sepulas itu.     

"Selamat pagi, Sayang," sapa Dae Hyun yang tiba-tiba saja membuka pintu. Ia berjalan menghampiri mereka di ranjang.     

"Selamat pagi, Ayah." Jo Yeon Ho langsung berdiri kemudian mengalungkan lengannya di leher Dae Hyun.     

"Pagi, Tuan," sapa Soo Yin dengan canggung. Dia hanya tersenyum tipis yang dibalas tatapan penuhi hangat dari Dae Hyun.     

"Yeon Ho, ayo kita ke luar. Biarkan Kakak Soo Yin membersihkan diri terlebih dahulu," ujar Dae Hyun sembari menatap intens dua bola mata indah milik istrinya.     

"Tapi aku tidak membawa ganti," ucap Soo Yin sembari menggigit bibir bawahnya.     

"Tenang saja, aku sudah menyuruh pelayan untuk menaruh pakaianmu di kamar mandi," ujar Dae Hyun.     

"Terima kasih," ucap Soo Yin singkat.     

"Kakak, cepatlah mandi," ujar Jo Yeon Ho seraya melambaikan tangannya. Perlahan mereka sudah menghilang di balik pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.