Istri Simpanan

bab 70 - Ketahuan



bab 70 - Ketahuan

0"Ayah? ... untuk apa pagi-pagi Ayah kemari?" Karena terlalu terkejut Dae Hyun lupa untuk menutup pintu kamar sehingga Park Ji Hoon dapat melihat ada seorang wanita yang masih terlelap. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup oleh rambut panjangnya.     

Dae Hyun sungguh menyesal karena semalam lupa untuk mengunci pintu ruangannya. Kini sudah terlambat baginya ketika timbul rasa sesal itu.     

"Siapa dia?" ujar Park Ji Hoon dengan nada sedikit sarkas. Meski tidak terlalu terkejut namun dirinya tidak menyangka jika putranya yang terlihat pendiam justru bermain dengan wanita lain sedangkan dia sudah mempunyai istri dan anak.     

"Dia ... dia ...." Dae Hyun tergagap, lidahnya terasa kaku untuk jujur ataupun berbohong. Dua pilihan itu terasa sama-sama sulit baginya.     

"Kau tahu jika hubunganmu diketahui oleh musuh?" teriak Park Ji Hoon yang merasa geram pada putranya. Untunglah dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.     

Musuh di sini diartikan sebagai hotel lain yang menjadi saingan mereka. Jika sampai Dae Hyun terlibat skandal sudah pasti akan berimbas pada kondisi hotel.     

"Ayah, dia adalah istriku. Aku sudah menikah dengannya beberapa bulan yang lalu," ujar Dae Hyun dengan jujur. Jika sudah ketahuan seperti ini lebih baik untuk berkata jujur. Bukankah sudah lama ingin memperkenalkan istri kecilnya pada keluarganya? baginya ini adalah waktu yang sangat cocok.     

"Apa?" Park Ji Hoon menatap tajam putra sulungnya. Rasa marah dan kecewa kini bercampur menjadi satu terhadap anak sulung yang selalu dibanggakannya di depan keluarga besarnya.     

"Ayah, aku mencintainya." Dae Hyun menundukkan kepalanya.     

"Cinta kau bilang? apa kau berniat mempermalukan kami untuk yang kedua kali?" ujar Park Ji Hoon dengan nada sinis.     

"Dengan mudahnya kau mengatakan cinta sekarang. Setelah apa yang kau lakukan dengan Aeri tujuh tahun yang lalu?" Park Ji Hoon teringat kembali bagaimana kabar tentang Dae Hyun dengan Aeri yang sangat memalukan bagi keluarganya. Beruntung Dae Hyun adalah orang yang dapat diandalkan sehingga berita itu perlahan dilupakan.     

"Ayah, aku tidak pernah mencintai Aeri. Aku hanya dijebak waktu itu, tapi kalian tetap saja tidak mempercayaiku," ujar Dae Hyun mencoba untuk membela diri.     

"Dasar pria pengecut! jadi itu yang membuatmu berselingkuh dari Aeri?"     

"Sudahlah, tidak usah munafik. Aku juga tahu kalau Ayah melakukan hal yang sama," ujar Dae Hyun melirik Park Ji Hoon dengan tersenyum miring.     

"Kau ... Kau memang anak kurang ajar!" Ingin rasanya Park Ji Hoon menghujam wajah putranya dengan pukulan. Untung Dae Hyun merupakan anak yang bisa diandalkan jika tidak mungkin sekarang langsung menendangnya.     

"Sudahlah, Ayah tidak perlu marah-marah seperti itu," ujar Dae Hyun dengan nada santai. Sudah lama sebenarnya dia mengetahui jika ayahnya berselingkuh ketika dirinya masih duduk di bangku sekolah. Namun dirinya tetap diam karena tidak ingin menyakiti perasaan ibunya yang terlalu mencintai ayahnya.     

"Cepat suruh dia ke luar! aku ingin melihat dan berbicara dengannya secara langsung," perintah Park Ji Hoon seraya melangkahkan kakinya menuju sofa karena percuma saja berdebat dengan putranya.     

Park Ji Hoon memang pernah berselingkuh namun itu sudah lama. Itu hanyalah sebuah kesalahan yang tidak akan pernah terulang kembali di dalam hidupnya. Meski tidak bisa berkata jujur dengan istrinya namun dia sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.     

Soo Yin baru saja membuka matanya. Dia seperti bermimpi mendengar suara orang mengobrol di luar. Dia hendak bangkit untuk melihat namun Dae Hyun sudah membuka pintu.     

"Sayang, kau sudah bangun?" Dae Hyun berjalan menghampiri istrinya. Mengecup keningnya sejenak yang dibalas dengan pelukan oleh Soo Yin.     

"Apa tidurmu nyenyak?" Dae Hyun mengusap puncak kepala istrinya.     

"Tentu saja, aku terbangun ketika bermimpi mendengar suara orang yang mengobrol." Soo Yin merentangkan kedua tangan untuk meregangkan otot-otot tubuhnya. Hingga Dae Hyun dapat melihat setiap inci bagian atas tubuh istrinya. Namun segera teringat kalau di luar ada ayahnya.     

"Kau tidak bermimpi, sekarang memang ada Ayah di luar," ucap Dae Hyun seraya menaikkan sebelah alisnya.     

"Apa?" teriak Soo Yin langsung menutupi mulutnya dengan tangan. Tubuhnya seketika menjadi lemas.     

"Pergilah mandi terlebih dahulu, Ayah ingin berbicara dengan kita." Dae Hyun tahu jika istrinya kini merasa cemas sehingga dia meremas jemarinya untuk mencoba menenangkannya.     

"Jadi Ayah sudah mengetahuinya?" Soo Yin benar-benar takut saat ini hingga keringat dingin keluar luar dari kulitnya.     

"Tidak usah takut. Tenang saja, ada aku di sini yang akan selalu melindungimu." Dae Hyun menggenggam erat jemari Soo Yin.     

Soo Yin menurut, langsung bergegas membersihkan diri dengan sangat tergesa-gesa. Berniat untuk kabur juga percuma karena berada di lantai 10, tidak mungkin loncat. Bisa-bisa bukan selamat namun justru nyawanya melayang.     

"Sayang, ini pakaianmu." Dae Hyun menyerahkan paper bag yang berisi baju yang baru dibeli Soo Yin kemarin. Chang Yuan baru saja mengantarnya.     

Dengan sisa air yang masih menetes dari rambutnya Soo Yin mengulurkan tangannya dengan gemetaran. Karena kamar mandinya cuma satu Dae Hyun sekarang yang gantian ke kamar mandi.     

Soo Yin mengeringkan rambut panjangnya terlebih dahulu sembari sesekali menelan salivanya. Sungguh ini sangat tidak terduga. Dia belum sanggup untuk ketahuan oleh mertuanya. Pasti Park Ji Hoon akan sangat marah atau bahkan mengamuk padanya.     

"Kau belum berganti baju?" Dae Hyun memegang bahu istrinya yang tampak tengah melamun. Gadis itu masih mengenakan handuk sebatas atas paha.     

"Dae Hyun, aku takut," ujar Soo Yin lirih. Matanya terlihat berkaca-kaca seperti hendak menangis.     

"Bukankah sudah kubilang untuk tidak usah takut? berkatalah dengan jujur tanpa perlu ada rasa takut." Dae Hyun mengecup bibir manis itu sekilas untuk menenangkannya.     

"Apa kau ingin aku yang memakaikan baju untukmu?" Di saat situasi genting seperti itu malah Dae Hyun menggoda istrinya.     

Mendengar perkataan nakal dari suaminya Soo Yin langsung berlari ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.     

Jantungnya berpacu sangat cepat ketika ke luar. Ternyata Dae Hyun sudah berpakaian sangat rapi. Wajahnya terlihat sangat tampan.     

"Ayo keluar!" ajak Dae Hyun menggandeng tangan istrinya.     

"Aku takut." Soo Yin berhenti sejenak saat pintu akan dibuka.     

Dae Hyun hanya tersenyum sambil mengusap punggung Soo Yin. Meyakinkannya agar tidak perlu cemas. Bagaimana mungkin ayahnya akan marah jika dia memiliki rahasia besar yang sama. Meskipun Dae Hyun tidak akan pernah membongkarnya. Itu hanya sebagai ancaman saja.     

Ceklek...     

Dae Hyun berjalan ke luar terlebih dahulu yang diikuti oleh Soo Yin di belakangnya. Soo Yin memandangi dengan gugup punggung pria yang kini duduk membelakangi mereka.     

"Ayah, aku yakin kau mengenalnya," ujar Dae Hyun ketika sudah berdiri di depan ayahnya.     

"Selamat pagi, Tuan," sapa Soo Yin sambil menundukkan kepalanya.     

"Soo Yin?" Park Ji Hoon mendongakkan kepalanya setelah mendengar suara seorang gadis yang sudah tidak asing baginya. Padahal tadi ingin pura-pura cuek dengan terus membaca koran. Namun ketika mendengar suaranya, dia merasa sangat penasaran.     

"Kenalkan dia adalah istriku, Ayah," ucap Dae Hyun seraya merengkuh pinggang Soo Yin tanpa rasa malu dan takut di depan ayahnya.     

Bersambung ....     

Terima kasih untuk Readers yang sudah mendukung cerita ini:face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.