Istri Simpanan

Bab 71 - Tidak akan melepaskan



Bab 71 - Tidak akan melepaskan

0Soo Yin hanya terdiam dan tetap dalam posisi menundukkan kepalanya. Dia tidak tahu harus merespon seperti apa di depan sang mertua. Dia sangat takut kalau mertuanya tidak mau menerimanya sebagai seorang menantu. Sehingga Soo Yin berusaha menjauhkan tubuhnya dari Dae Hyun namun pria itu tidak melepaskannya. Justru malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang Soo Yin.     

Park Ji Hoon tidak menyangka jika gadis yang tadi dilihatnya masih tertidur adalah Soo Yin. Pantas saja dia tidak pernah pulang saat Soo Yin di rumah sakit. Jadi ini rahasia yang disimpan oleh putranya selama ini.     

"Apa kau sudah gila? kenapa kau menikahi gadis yang masih di bawah umur. Kau bahkan terlihat jauh lebih tua darinya." Meski Park Ji Hoon tidak mengetahui umur Soo Yin namun dari wajahnya, terlihat kalau dia masih sangat muda.     

"Memangnya kenapa kalau jarak usia kami terlampau jauh? aku tidak peduli, Ayah. Yang terpenting kami saling mencintai," ujar Dae Hyun dengan santai. Meski dunia ini kelak akan menentang hubungan mereka. Dia akan tetap memperjuangkannya.     

"Aku tidak yakin kalau dia mencintaimu dengan tulus," ujar Park Ji Hoon dengan nada yang meremehkan. Banyak gadis muda di luar sana yang pura-pura mencintai hanya untuk mencari keuntungan.     

"Kita lihat saja nanti," ucap Dae Hyun dengan yakin kalau Soo Yin sudah jatuh cinta kepadanya.     

"Soo Yin, sebenarnya apa yang Dae Hyun janjikan padamu?" tanya Park Ji Hoon pada Soo Yin.     

Soo Yin memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Hatinya sedikit teriris kala mendengar Park Ji Hoon menganggapnya mendekati Dae Hyun hanya karena harta semata meskipun mertuanya tidak mengatakan secara terus terang.     

"Aku tidak menjajikan apapun padanya," jawab Dae Hyun.     

"Soo Yin, aku tahu kau gadis yang baik. Sebelum terlambat sebaiknya kau pergi saja. Aku akan memberikan semua yang kau butuhkan," ujar Park Ji Hoon yang tidak ingin melihat gadis polos seperti dia kelak akan menderita.     

"Ayah!" teriak Dae Hyun dengan penuh emosi. Dia tidak rela jika ayahnya meremehkan Soo Yin.     

"Dae Hyun," ujar Soo Yin sembari memegang tangan suaminya. Dia mencoba untuk menenangkannya agar tidak marah-marah seperti itu di depan ayahnya.     

"Maaf Tuan, aku tidak bisa melakukannya. Aku juga tidak membutuhkan apapun yang anda berikan," jawab Soo Yin dengan berani. Baginya sudah terlambat untuk pergi dan menghindar dari Dae Hyun. Cinta yang tadinya tidak ada kini justru tumbuh semakin besar di hatinya.     

"Apa kau yakin tidak akan menyesali keputusanmu? bagaimana jika Dae Hyun jatuh miskin? aku yakin kau akan menyesal," ujar Park Ji Hoon sembari tersenyum miring.     

"Tentu saja tidak, Tuan. Saya akan membuktikan jika dugaan anda selama ini sepenuhnya salah," sahut Soo Yin sopan. Meski perkataan Park Ji Hoon menyakiti hatinya namun dirinya tidak boleh bersikap kurang ajar.     

Dae Hyun membelalakkan matanya mendengar ucapan istri kecilnya yang dengan begitu berani mengatakan semua itu. Dia menjadi sangat gembira mendengarkan pernyataan dari istri kecilnya.     

"Apa Ayah masih meragukannya?" tanya Dae Hyun sembari tersenyum penuh kemenangan. Sungguh tidak menyangka jika Soo Yin berkata seperti itu di depan ayahnya.     

"Terserah kalian saja, namun jika suatu hari ada masalah jangan meminta tolong padaku. Aku tidak akan terlibat dengan urusan kalian karena aku sudah mengingatkan," ucap Park Ji Hoon.     

"Ayah tidak perlu mengkhawatirkan kami," ujar Dae Hyun sembari merengkuh kembali pinggang Soo Yin dari samping namun gadis itu justru menjauh. Dirinya merasa malu karena ada mertuanya.     

Ceklek...     

Pintu tiba-tiba saja terbuka sehingga semua orang menoleh ke arah pintu. Soo Yin langsung menjaga jarak dari Dae Hyun ketika melihat ada seorang yang masuk.     

Kim Soo Hyun berdiri di pintu dengan raut wajah yang begitu mengembang. Dia langsung masuk dan melangkahkan kaki untuk menghampiri ayah dan saudaranya.     

"Kalian sedang apa? tampaknya kalian sangat serius?" tanya Kim Soo Hyun.     

Dae Hyun dan Park Ji Hoon saling berpandangan.     

"Tampaknya kalian sedang berdiskusi. Soo Yin, lebih baik kau ikut aku saja!" Tanpa ada jawaban Kim Soo Hyun langsung memegang lengan Soo Yin dan menarik pergelangan tangannya. Hendak membawa Soo Yin ke luar dari ruangan itu.     

"Apa yang akan kau lakukan?" ujar Dae Hyun dengan nada dingin.     

Kim Soo Hyun hanya tersenyum ke arah saudaranya tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaannya. Dia langsung membawa Soo Yin untuk ke luar dari ruangan itu. Soo Yin memandang ke arah Dae Hyun sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.     

Park Ji Hoon hanya bisa memijat kepalanya. Saat ini dis tidak tau harus memilih di pihak yang mana karena keduanya adalah putranya. Baru saja semalam Park Ji Hoon merasa senang karena Kim Soo Hyun mau bekerja di hotel itu. Itu semua dilakukan demi bisa dekat dengan Soo Yin. Pagi ini justru harus mengetahui jika Soo Yin adalah istri simpanan putra sulungnya.     

"Dae Hyun, untuk sementara aku tidak mau ada yang tahu mengenai hubungan kalian. Jika kau masih ingin Kim Soo Hyun tetap berada di Seoul," ujar Park Ji Hoon sembari bangkit dari sofa.     

"Apa maksud Ayah?"     

"Adikmu sepertinya menyukai istrimu," ujar Park Ji Hoon dengan terus terang karena cepat atau lambat pasti juga Dae Hyun akan mengetahuinya.     

"Dari mana Ayah tau?" tanya Dae Hyun. Dia merasa curiga kalau itu hanya alasan untuk memisahkannya dari Soo Yin.     

"Semalam dia mengatakannya. Dia ingin bekerja di hotel ini karena ada istrimu," sahut Park Ji Hoon dengan jujur.     

"Apa?" Dae Hyun belum percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.     

"Sepertinya kau harus bersaing dengan adikmu. Satu hal yang perlu kau ingat! tidak boleh ada yang mengetahui hubungan kalian jika kau ingin hotel ini tetap berada di puncak," ujar Park Ji Hoon.     

"Aku tidak akan membiarkannya mendekati istriku," ujar Dae Hyun dengan mata memerah. Ia segera pergi ke ruangan Kim Soo Hyun menyusul istrinya.     

================≠====≠==     

Ternyata Soo Yin dibawa ke salah satu ruang kerja yang tampak masih baru. Soo Yin dapat mencium aroma chat yanasih menyengat. Gadis itu tampak bingung kenapa Kim Soo Hyun membawanya ke ruangan itu.     

"Lihatlah, bukankah ruangan ini sangat indah? mulai sekarang aku akan bekerja di hotel ini." Kim Soo Hyun memutar tubuhnya dengan raut wajahnya tampak sangat senang.     

"Lalu?" Soo Yin tidak mengerti apa hubungannya dengan membawanya ke sana.     

"Ini adalah mejamu." Kim Soo Hyun berjalan menghampiri ke sebuah meja yang tidak jauh letaknya dari meja kerjanya.     

"Apa maksudmu?" ujar Dae Hyun yang masih berada di pintu. Dia langsung berjalan ke arah mereka berada.     

"Kakak, aku ingin kau melepaskan Soo Yin untuk menjadi sekretarisku mulai sekarang," ucap Kim Soo Hyun pada Dae Hyun.     

"Tidak!" tolak Dae Hyun dengan tegas. Dirinya tidak akan membiarkan istrinya dekat dengan saudaranya. Terlebih baru saja mengetahui jika Kim Soo Hyun menyukai Soo Yin. Itu akan membuatnya semakin gila.     

"Aku mohon Kak, kau bisa mencari yang lain lagi untuk dijadikan sekretaris," pinta Kim Soo Hyun dengan penuh harap agar Dae Hyun mengabulkan permintaannya.     

"Tentu saja, Kakakmu pasti mengizinkan jika Soo Yin menjadi sekretarismu. Karena aku akan menjabat istri sekaligus menjadi sekretaris yang baru untuk suamiku," ucap Aeri yang tiba-tiba saja masuk tanpa permisi terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.