Istri Simpanan

Bab 86 - Menyusulnya ke Pulau Jeju



Bab 86 - Menyusulnya ke Pulau Jeju

0Pulau Jeju     

Dae Hyun sangat resah karena sudah tiga hari tidak melihat wajah istri kecilnya. Ternyata berpisah dengan Soo Hyun Yin sangat menyiksa perasaannya. Mereka hanya sesekali saja berkomunikasi karena Soo Yin sibuk membantu pekerjaan Kim Soo Hyun. Membuat Dae Hyun sungguh tidak rela jika istrinya dekat dengan saudaranya. Dia terus membayangkan hal-hal yang membuatnya tidak tenang.     

Dengan cepat pria itu langsung menghubungi asistennya melalui telepon.     

"Apa ada masalah, Tuan?" tanya Chang Yuan di seberang telepon.     

"Asisten Chang, tolong bawa istriku ke Pulau Jeju sekarang juga!" perintah Dae Hyun.     

"Tapi Nona Muda masih dibutuhkan untuk membantu pekerjaan Tuan Kim Soo Hyun," sahut Chang Yuan.     

"Aku tidak peduli! pokoknya kau harus membawanya ke Pulau Jeju hari ini juga!" Mendengar Soo Yin bersama dengan Kim Soo Hyun membuat hatinya semakin panas.     

"Baik, Tuan," sahut Chang Yuan.     

"Pastikan juga agar Kim Soo Hyun tidak mengetahui hal ini," ujar Dae Hyun.     

"Iya, Tuan."     

Dae Hyun melemparkan ponselnya di atas ranjang. Ia baru saja pulang ke hotel untuk istirahat setelah meninjau beberapa lokasi. Selama di Pulau Jeju Dae Hyun merasa tidak tenang. Ia selalu saja memikirkan Soo Yin setiap malam.     

Sekarang dia merasa lega setelah menyuruh Chang Yuan agar mengirimkan istrinya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya.     

==============================     

Seoul     

Chang Yuan hanya bisa menghela napas panjang dengan perintah dari bosnya. Dengar cepat segera menghubungi Bibi Xia untuk menyiapkan pakaian Soo Yin. Akan membutuhkan waktu lama jika dirinya yang harus pulang ke villa Pyeongchang-dong terlebih dahulu. Tak lupa ia juga memesan tiket untuk untuk dua orang. Tentu saja untuknya dengan Soo Yin.     

Perjalanan ini pasti akan sangat melelahkan karena harus bolak-balik tanpa henti dari Seoul ke Pulau Jeju. Kemudian harus kembali lagi. Semoga saja bosnya membiarkannya istirahat sejenak di pulau Jeju.      

Chang Yuan bergegas menuju ke ruangan Kim Soo Hyun untuk menemui Soo Yin karena selama Dae Hyun pergi Soo Yin ditugaskan untuk membantu pekerjaannya.      

Chang Yuan mengetuk pintu beberapa kali sebelum akhirnya langsung masuk. Dilihatnya meja kerja Soo Yin yang penuh dengan berbagai macam jenis bunga dan coklat. Pantas saja jika bosnya memberi perintah agar Soo Yin segera menyusulnya. Rupanya bosnya takut jika istri kecilnya terlalu dekat dengan Kim Soo Hyun.     

"Asisten Chang?" sapa Soo Yin seraya mengembangkan senyum memandang Chang Yuan.     

"Nona, mari ikut saya," ujar Chang Yuan. Ia sangat beruntung karena Kim Soo Hyun sedang tidak ada di ruangannya sehingga Chang Yuan tidak perlu meminta izin terlebih dahulu.     

"Kemana?" tanya Soo Yin sembari menautkan kedua matanya.     

"Nanti Nona akan tahu sendiri. Bawa tas Nona sekalian," ujar Chang Yuan dengan sopan.     

Meski ragu namun Soo Yin tetap berdiri mengikuti langkah Chang Yuan untuk ke luar. Ia yakin tidak mungkin Chang Yuan akan berbuat macam-macam terhadapnya.     

Baru saja hendak pergi, ternyata mereka berpapasan dengan Kim Soo Hyun.     

"Kalian mau pergi kemana?" tanya Kim Soo Hyun dengan rasa ingin tahu.     

"Maaf, saya harus membawa Nona Soo Yin untuk pergi sebentar," ujar Chang Yuan sembari membungkukkan tubuhnya.     

"Kemana? kalau begitu sebaiknya aku juga akan ikut," ujar Kim Soo Hyun yang tidak rela Soo Yin dibawa pergi oleh Chang Yuan. Padahal baru beberapa hari saja mereka bersama semenjak tidak ada kakaknya.     

"Maaf, anda tidak bisa ikut," tolak Chang Yuan dengan halus. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Sesuai perintah bosnya, Kim Soo Hyun tidak boleh tahu jika Soo Yin menyusul Dae Hyun ke Pulau Jeju.     

"Pokoknya aku akan ikut," ujar Kim Soo Hyun.     

Chang Yuan memijat kepalanya yang terasa agak sakit. Ia memikirkan hidupnya yang terasa sulit saat in. Hidup di antara dua kakak beradik yang mencintai satu wanita yang sama membuatnya sangat pusing.     

"Tuan Kim Soo Hyun, anda sepertinya tidak bisa ikut karena sebentar lagi akan ada pertemuan," timpal Soo Yin yang berusaha untuk membantu menghalangi Kim Soo Hyun agar tidak ikut karena dia juga tidak tahu akan pergi kemana.     

"Ah, aku lupa. Kalau begitu cepatlah kembali. Jika Asisten Chang berbuat macam-macam sebaiknya kau menghubungiku," ucap Kim Soo Hyun.     

"Hmmm," sahut Soo Yin sembari tersenyum tipis. Dia yakin kalau Chang Yuan tidak akan berbuat macam-macam kepadanya.     

Selama di dalam mobil Soo Yin terus bertanya pada Chang Yuan akan membawanya kemana. Namun, Chang Yuan tetap bungkam dan merahasiakan semuanya. Membuat Soo Yin menaruh curiga.     

"Anda tidak perlu khawatir karena tidak akan terjadi apapun pada anda." Itulah kata yang selalu diucapkan Chang Yuan sehingga membuat Soo Yin jenuh. Gadis itu memilih diam dan tidak mengatakan apapun lagi.     

'Bandara? untuk apa ke bandara?' batin Soo Yin saat Chang Yuan menghentikan mobilnya area bandara. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam hatinya namun Soo Yin tetap diam tanpa bertanya.     

Soo Yin terus mengikuti langkah Chang Yuan. Ternyata langsung membawanya ke arah sebuah pesawat. Soo Yin tidak diizinkan untuk melihat tiket sehingga dirinya tidak tahu Chang Yuan membawanya pergi kemana.     

"Nona, naiklah," ujar Chang Yuan.     

Soo Yin tidak bergerak, ada keraguan di hatinya untuk menuruti ucapan Chang Yuan.     

Chang Yuan menghela napas panjang.     

"Cepatlah, jika tidak ingin sampai terlalu malam karena Tuan sudah menunggu," ujar Chang Yuan dengan terus terang. Pria itu lelah jika harus menjelaskan semuanya.     

"Tuan?" Soo Yin merasa lebih lega saat mendengar Chang Yuan menyebutkan nama suaminya.     

"Iya, Tuan Dae Hyun menyuruhku untuk mengantarkan Nona menyusulnya," sahut Chang Yuan.     

"Benarkah?" Wajah Soo Yin seketika langsung merekah ketika mendengar pernyataan Chang Yuan. Itu berarti sebentar lagi dia akan bertemu dengan suaminya. Soo Yin merasa sangat senang saat ini.     

"Benar, Nona. Maka dari itu cepatlah masuk, karena sebentar lagi pesawat akan segera terbang,"     

"Baiklah," ucap Soo Yin tanpa bertanya lagi. Mengetahui akan menyusul suaminya membuatnya hatinya berdebar.     

Chang Yuan berjalan terlebih dahulu untuk menaiki tangga pesawat. Dia memesan tiket first class atau kelas satu.     

Soo Yin mengikuti langkah Chang Yuan karena tidak tahu mereka akan duduk dimana. Ternyata Chang Yuan membawanya untuk duduk di baris paling depan. Di sana tingkat privasi lebih tinggi dan layanan yang lebih personal.     

Namun baru saja pesawat naik tiba-tiba perut Soo Yin seperti terasa diaduk-aduk. Ia merasa sangat mual hingga tanpa sengaja memuntahkan isi perutnya ke kaki Chang Yuan.     

"Nona, apa kau baik-baik saja?" tanya Chang Yuan. Ia baru saja hendak memejamkan matanya sebentar.     

"Entahlah, perutku terasa sangat mual," ucap Soo Yin sembari memegang perutnya. Soo Yin sungguh merasa malu karena naik pesawat saja membuatnya mabuk.     

Chang Yuan segera pergi untuk mengambilkan obat mabuk perjalanan untuk Soo Yin. Setelah meminumnya barulah Soo Yin dapat tertidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.