Istri Simpanan

Bab 85 - Malam perpisahan



Bab 85 - Malam perpisahan

0Dae Hyun terus membopong tubuh Soo Yin menaiki tangga. Ia tidak peduli dengan istrinya yang meronta ingin diturunkan. Setelah sampai baru Dae Hyun menurunkannya di sisi ranjang.     

Dengan kasar dan sudah tidak sabar Dae Hyun merobek gaun bagian bawah Soo Yin kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Benar saja dugaannya jika pahanya juga meradang. Sungguh disayangkan tadi Soo Yin tidak mau dibawa ko dokter.     

"Apa yang kau lakukan?" Soo Yin membelalakkan matanya ketika Dae Hyun merobek gaunya dengan kasar. Ia segera menutupi pahanya yang terekspos dengan kedua tangannya.     

Tanpa menjawab Dae Hyun merogoh obat yang ada di saku jasnya. Ia tadi membeli beberapa obat untuk mengobati luka bakar.     

"Tuan, apa yang terjadi dengan Nona?" tanya Bibi Xia yang khawatir ketika melihat kaki Soo Yin yang memerah.     

"Dia terkena sup panas," jawab Dae Hyun dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan. Ia segera berjongkok di lantai agar lebih mudah mengobatinya.     

"Apa anda perlu bantuan?" tanya Bibi Xia.     

"Tidak perlu, taruh saja airnya di lantai" ujar Dae Hyun.     

"Apa Nona baik-baik saja?" tanya Bibi Xia pada Soo Yin sebelum berbalik.     

"Aku tidak apa-apa. Hanya terasa agak perih saja," ucap Soo Yin sembari tersenyum.     

Bibi Xia menuruti perkataan tuannya. Meski khawatir tapi tak mungkin untuk membantah perkataan Dae Hyun. Setelah itu segera bergegas ke luar dari kamar.     

Dae Hyun melepaskan jasnya kemudian kembali berjongkok di depan Soo Yin.     

"Awww!" rintih Soo Yin saat Dae Hyun menempelkan kain dingin di kakinya.     

Dae Hyun dengan telaten membersihkan sisa-sisa air sup yang sudah mengering menggunakan lap. Beruntung sup itu tidak panas sekali sehingga tidak membuat kulitnya melepuh.     

"Apa terasa perih?" Dae Hyun mendongakkan wajahnya untuk melihat istrinya yang menggigit bibir bawahnya.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya pelan karena tidak ingin membuat suaminya cemas.     

Setelah selesai membersihkannya baru lah Dae Hyun mulai mengoleskan obat luka bakar di kaki Soo Yin. Ketika hendak mengoleskan obat di paha, Soo Yin justru memegang pergelangan tangannya.     

"Biarkan aku memakainya sendiri," ujar Soo Yin. Dirinya sangat malu karena kaki jenjangnya tanpa penghalang sama sekali. Lagi pula ia juga bisa mengobatinya sendiri tanpa perlu bantuan orang lain.     

Dae Hyun akhirnya membiarkan Soo Yin mengoleskan sendiri. Takut juga tidak bisa mengontrol hasratnya karena pamandangan yang ada di depannya. Pria itu memilih masuk ke kamar mandi untuk membasuh tangannya.     

Setelah selesai Soo Yin buru-buru mengganti pakaiannya. Ia tidak sangat tidak nyaman jika Dae Hyun melihatnya yang setengah telanjang.     

Begitu Soo Yin ke luar dari ruang ganti ternyata Dae Hyun sudah duduk di tepi ranjang. Soo Yin berjalan menghampiri suaminya yang tengah membetulkan lengan bajunya.     

"Apa kau akan pulang ke UN Village malam ini?" tanya Soo Yin.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun singkat.     

"Maaf, tadi aku pergi duluan bersama Kim Soo Hyun," ujar Soo Yin sembari menundukkan kepalanya.     

"Seharusnya aku yang meminta maaf karena berkata kasar tadi padamu." Dae Hyun berdiri kemudian merengkuh dagu istrinya agar bisa menatap matanya.     

"Apakah kau marah?" tanya Soo Yin sembari menatap mata elang itu.     

"Hatiku rasanya terbakar saat mengetahui jika kau bersama dengan pria lain," ucap Dae Hyun dengan tatapan yang begitu dalam.     

"Apakah kau tidak percaya padaku?" ujar Soo Yin.     

"Bukan tidak percaya namun akhir-akhir ini itulah yang aku rasakan. Aku takut kau akan tergoda dengan pria yang lebih muda dariku." Dae Hyun mendekap tubuh istrinya ke dalam pelukan. Memeluknya dengan begitu erat.     

"Apa kau akan tidur di sini?" tanya Soo Yin yang membalas pelukan hangat itu.     

"Kalau kau memintanya maka aku akan tetap berada di sini bersamamu," ucap Dae Hyun.     

"Soo Yin, maafkan aku karena makan malam ini malah membuatmu hampir celaka," sambung Dae Hyun. Ia merasa bersalah karena setiap Soo Yin berada di tengah-tengah keluarga besarnya selalu saja ada sesuatu yang terjadi menimpanya.     

"Itu bukan salahmu, mungkin Li Sa memang memiliki dendam tersendiri kepadaku. Li Sa memang tidak pernah menyukaiku sejak kecil," ujar Soo Yin. Ia merasa yakin kalau Li Sa menumpahkan sup itu dengan sengaja.     

"Benarkah? kenapa Li Sa seperti itu? Bukankah kau bilang Li Sa adalah sepupumu?" tanya Dae Hyun yang merasa heran.     

"Entahlah, aku tidak tahu kenapa dia begitu terhadapku. Mungkin karena aku adalah anak dari seorang wanita simpanan sehingga keluarga besarku tidak pernah menyukaiku termasuk Li Sa," ucap Soo Yin.     

"Sudah, tidak usah dipikirkan lagi. Sekarang ada aku yang akan selalu mencintai dan menjagamu. Aku tidak akan membiarkan Li Sa menyakitimu lagi," ujar Dae Hyun sembari mengusap punggung Soo Yin.     

"Pulanglah! aku takut keluargamu khawatir kepadamu. Aku juga tidak ingin mereka mencurigai hubungan kita." Soo Yin perlahan melepaskan diri dari dekapan pria itu.     

"Kau yakin ingin aku pergi? beberapa hari ke depan mungkin kita tidak akan bertemu," tanya Dae Hyun untuk memastikan.     

"Kenapa kita tidak bertemu? memangnya kau akan pergi kemana?" tanya Soo Yin. Seketika wajahnya berubah menjadi muram.     

"Aku akan pergi ke pulau Jeju untuk membeli tanah. Bersamaan dengan itu ingin meninjau lokasi yang strategis untuk membangun sebuah resort di sana," ucap Dae Hyun seraya menghela napas panjang. Sebenarnya dia juga tidak ingin jika harus meninggalkan istrinya sendirian. Terlebih lagi saat membayangkan Kim Soo Hyun yang akan merasa sangat senang karena tidak ada dirinya. Itu semakin membuatnya tidak rela.     

"Apa kau tidak mau mengajakku untuk pergi ke sana?" Soo Yin mengerucutkan bibirnya.     

"Tidak, aku tidak ingin kau kelelahan," ujar Dae Hyun sembari mengulurkan tangan untuk mengusap lembut pipi Soo Yin.     

"Aku tidak akan lelah sama sekali," ujar Soo Yin dengan memasang wajah sedih.     

"Di sana aku harus meninjau ke beberapa lokasi. Percuma saja jika kau ikut namun aku akan pergi meninggalkanmu sendirian di hotel," ujar Dae Hyun untuk menjelaskan tentang keadaannya agar Soo Yin mau mengerti.     

"Aku bisa mengikutimu kemanapun kau pergi dan aku janji tidak akan merepotkanmu selagi berada di sana," ujar Soo Yin. Ia menatap penuh harap agar Dae Hyun mau mengajaknya. Sebuah pulau yang sejak kecil selalu diimpikannya untuk dikunjungi. Karena sejak kecil Kim Nam selalu menceritakan tentang keindahan pulau Jeju.     

"Maafkan aku, lain kali aku pasti akan mengajakmu untuk pergi ke sana," ujar Dae Hyun. Ada rasa bersalah saat menolak keinginan istri kecilnya untuk ikut.     

"Kalau begitu tetaplah berada di sini malam ini," pinta Soo Yin.     

"Tentu saja, aku akan menemanimu malam ini," ujar Dae Hyun sembari tersenyum.     

Mereka menghabiskan malam itu dengan bercerita tentang masa lalu Dae Hyun yang belum diketahui oleh Soo Yin. Dae Hyun belum menentukan berapa lama berada di pulau Jeju. Membayangkannya berada jauh dengan Soo Yin saja sudah membuatnya rindu. Apalagi jika harus berpisah dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.