Istri Simpanan

Bab 84 - Makan malam (part2)



Bab 84 - Makan malam (part2)

0Ternyata sudah ada tiga orang yang sudah berkumpul di meja makan. Mereka saat ini tengah berbincang. Ada Park Ji Hoon, Hyun Bin dan Jung Woo. mereka tampak sangat asyik mengobrol hingga dapat terdengar tawa yang begitu renyah menggema di ruang makan.     

"Siapa dia?" tanya Hyun Bin pada Ny Park. Dia merupakan bibi Dae Hyun.     

"Kenalkan, ini Soo Yin. Dia adalah sekretaris dari Dae Hyun," sahut Ny. Park.     

Soo Yin membungkukkan tubuhnya sembari tersenyum ramah kepada paman dan bibi Dae Hyun. Tak lupa Soo Yin bergantian menyapa ayah mertuanya yang memiliki ekspresi datar. Padahal saat masuk tadi Soo Yin dapat mendengarkan tawanya namun kini justru memiliki ekspresi wajah yang sedikit berbeda.     

"Silahkan duduk." Ny. Park manarik kursi agar Soo Yin duduk di sebelahnya.     

Semua orang sudah mulai berdatangan dan mengelilingi meja makan termasuk Aeri dan Li Sa. Li Sa duduk di samping Kim Soo Hyun. Sedangkan Aeri tentu saja duduk di samping Dae Hyun. Pamandangan seperti ini yang sangat dibenci oleh Soo Yin.     

Bagitu banyak hidangan yang tersedia namun Soo Yin belum mengisi satu jenis makanan pun ke dalam piringnya. Gadis itu hanya mengamati semua orang yang memiliki pasangan. Di sana dirinya seperti sendirian sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Biasanya Jo Yeon Ho yang menaruh makanan di piringnya namun anak itu duduk di samping Dae Hyun. Soo Yin merasa menjadi orang asing meski Ny. Park sesekali mengajaknya berbicara.     

Dae Hyun melirik istri kecilnya yang tengah menunduk. Ia terlihat tengah menatap kosong piring yang ada di depannya. Ada rasa bersalah di hati Dae Hyun saat tadi mengucapkan hal yang kurang pantas. Ia tadi sungguh sangat kesal sehingga berkata seperti itu.     

"Soo Yin, cepat makan. Apa kau tidak suka dengan makanan ini? padahal ini semua ini adalah untukmu sebagai ucapan terima kasih," ujar Ny. Park.     

"Bukan begitu, aku sangat suka, Nyonya." Soo Yin hanya tersenyum tipis seraya mengambil sedikit makanan untuk ditaruh di piringnya.     

"Panggil saja aku dengan ibu karena aku sebenarnya sangat ingin memiliki seorang anak perempuan," ucap Ny. Park seraya tersenyum. Membuat Park Ji Hoon dan Dae Hyun saling berpandangan.     

Soo Yin tertegun mendengar perkataan Ny Park. Ia berpikir apakah jika nanti mengetahui kalau dirinya istri simpanan Dae Hyun Ny Park akan tetap bersikap baik padanya. Entahlah, Soo Yin tidak ingin membayangkannya.     

Aeri dan Li Sa juga saling berpandangan ketika mendengarkan pernyataan Ny Park. Ada rasa tidak senang di hati keduanya ketika mendengar semua itu. Sepertinya mereka harus memiliki cara untuk menyingkirkan Soo Yin.     

"Eun Hee! tolong ambilkan supnya," panggil Ny. Park pada salah satu pelayan.     

"Bibi, biarkan saja aku yang mengambilnya," ujar Li Sa yang langsung berdiri. Li Sa langsung melenggangkan tubuhnya menuju dapur.     

"Baiklah," sahut Ny. Park. menyetujui permintaan Li Sa.     

Yang lain tetap melanjutkan makan dalam keadaan hening. sementara mereka menyantap hidangan dengan nikmat. Soo Yin malah memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan tidak berselera. Dirinya merasa tidak pantas berada di tengah keluarga besaa itu. Terlebih tadi ketika mendengar perkataan Dae Hyun 'Dasar tidak sabaran!' sungguh membuatnya hatinya teriris.     

Li Sa datang dari dapur sembari membawa semangkuk sup yang masih agak panas berjalan ke arah Soo Yin. Hingga dengan sengaja Li Sa menumpahkan sup tersebut di paha Soo Yin. Mangkuk itu menggelincir di kaki Soo Yin hingga akhirnya terjatuh di lantai.     

"Awww!" teriak Soo Yin yang merasa pahanya terasa seperti terbakar. Ia sontak langsung berdiri agar air sup menetes ke lantai.     

"Maaf, aku sungguh tidak sengaja," ujar Li Sa yang langsung mengambil tissue.     

"Li Sa, kenapa kau tidak hati-hati?" ujar Ny. Park sembari melotot ke arah Li Sa.     

"Bibi, aku benar-benar tidak sengaja," ujar Li Sa seraya membantu membersihkan sayuran yang masih menempel di kaki Soo Yin.     

Dae Hyun dan Kim Soo Hyun berdiri secara bersamaan. Merasa langsung melangkahkan kakinya menuju Soo Yin yang tengah berdiri kepanasan. Soo Yin memakai gaun sebatas lutut sehingga hanya terlihat bagian bawah kakinya saja yang terlihat memerah.     

"Soo Yin, sebaiknya kita ke dokter," ujar Dae Hyun yang mencemaskan istri kecilnya. Ia takut kaki Soo Yin melepuh.     

"Aku tidak apa-apa," ujar Soo Yin sambil menahan rasa perih karena panas.     

"Lihat kulitmu memerah seperti itu," ujar Kim Soo Hyun.     

"Ibu, aku akan membawanya ke dokter," ujar Dae Hyun.     

"Biarkan saja supir yang mengantarkannya," timpal Aeri yang juga berdiri. Ia tidak rela jika Dae Hyun pergi bersama Soo Yin.     

"Dia adalah sekretarisku jadi aku yang seharusnya bertanggung jawab," ucap Dae Hyun dengan penuh penekanan.     

Aeri sangat geram. Niatnya untuk membuatnya Soo Yin pergi justru gagal karena Dae Hyun juga ikut pergi bersamanya. Padahal tadi dirinya sudah cukup senang karena rencananya membuat Soo Yin pergi hampir saja berhasil.     

"Biarkan aku juga ikut, Kak," pinta Kim Soo Hyun yang ingin menemani Soo Yin.     

"Tidak perlu!" tolak Dae Hyun dengan tegas.     

"Dae Hyun, cepat bawa ke dokter," ujar Jung Woo karena kasihan melihat Soo Yin.     

Dae Hyun segera menarik tangan Soo Yin agar mengikuti langkahnya. Tidak peduli dengan tatapan tajam dari Aeri yang begitu kesal melihat kepergiannya.     

Soo Yin menurut saja untuk masuk ke dalam mobil. Sebenarnya kulitnya tidak terluka sama sekali hanya agak panas saja.     

"Aku tidak ingin ke rumah sakit," ucap Soo Yin. Rasanya terlalu berlebihan jika terkena sup panas saja harus pergi ke rumah sakit. Dirinya bukan Aeri yang selalu harus memperhatikan penampilannya. Sehingga tidak masalah jika kakinya berubah jelek.     

"Tapi kulitmu memerah," ujar Dae Hyun dengan ekspresi cemas.     

"Kita mampir ke apotek saja untuk membeli obat luka bakar," ujar Soo Yin seraya memandang Dae Hyun dengan penuh harap agar pria itu mau menuruti permintaannya.     

"Tapi ...." ucap Dae Hyun yang terpotong.     

"Aku baik-baik saja," ujar Soo Yin.     

"Baiklah."     

Terpaksa Dae Hyun menuruti perkataan istri kecilnya. Semoga saja lukanya memang tidak terlalu serius. Mereka terlebih dahulu membeli obat di apotek sebelum akhirnya membawa Soo Yin pulang ke villa Pyeongchang-dong.     

Begitu sampai Dae Hyun buru-buru memarkirkan mobilnya di garasi. Dengan tergesa-gesa ia langsung turun kemudian membukakan pintu untuk istri kecilnya. Baru saja Soo Yin berdiri ternyata Dae Hyun langsung membopong tubuhnya hingga Soo Yin seperti melayang di udara. Refleks langsung melingkarkan tangannya di leher Dae Hyun agar tidak terjatuh.     

"Tuan, Nona," sapa Bibi Xia yang menghampiri tuannya.     

"Dae Hyun, turunkan aku," ujar Soo Yin yang merasa malu karena ada bibi Xia.     

"Bibi, tolong ambilkan air dingin dan bawa ke atas," ujar Dae Hyun.     

"Baik, Tuan." Bibi Xia segera pergi ke dapur untuk mengambil air es. Sebenarnya dia merasa penasaran apa yang terjadi namun Bibi Xia mengurungkan niatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.