Istri Simpanan

Bab 92 - Mencari bukti kebusukan Aeri



Bab 92 - Mencari bukti kebusukan Aeri

0Kepergian Dae Hyun ke pulau Jeju membuat Aeri merasa bebas melakukan apapun. Terlebih lagi mertuanya juga sudah pergi ke Ghosan dan tidak tahu kapan mereka akan kembali.     

Malam ini Aeri berencana akan pergi ke sebuah club malam bersama teman-temannya. Ada acara pesta yang dilakukan salah satu temannya.     

"Ibu mau pergi kemana?" tanya Jo Yeon Ho yang melihat ibunya mengenakan sebuah gaun malam. Meski panjang namun gaun itu sedikit terbuka bagian dadanya.     

"Anak kecil tidak perlu tahu urusan orang dewasa," ujar Aeri datar seraya mengaplikasikan lipstik berwarna merah terang di bibirnya.     

"Ibu, jika Ibu akan pergi, bacakan aku cerita terlebih dahulu," rengek Jo Yeon Ho sambil menengadahkan wajahnya. Ia duduk di tepi ranjang di dekat meja rias.     

"Suruh saja Bibi Eun Hee yang membacakan," ucap Aeri dengan nada yang sedikit tinggi. Pandangannya tidak teralihkan dari cermin karena masih sibuk memoles wajahnya dengan make up.     

"Aku ingin Ibu yang membacakannya." Jo Yeon Ho memegang gaun itu hingga membuatnya terlihat kusut.     

"Awas, lihat gaun ibu jadi kusut begini." Aeri mendorong putranya dengan kuat sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan langsung terjengkang.     

"Aduh!" rintih Jo Yeon Ho saat bokongnya menyentuh lantai.     

"Laki-laki tidak usah manja," ujar Aeri yang hanya melirik putranya tanpa ada niat untuk membantunya berdiri.     

Jo Yeon Ho perlahan bangkit berdiri seraya mengusap celananya yang tidak kotor. Ia segera mengambil ponsel Aeri yang tergeletak di ranjang. Mencoba mencari nomor ponsel yang dikenalnya. Belum sempat menekan tombol untuk memanggil, Aeri sudah merebutnya terlebih dahulu.     

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Aeri sembari memeriksa ponselnya. Ternyata Jo Yeon Ho hendak menghubungi ayahnya.     

"Aku merindukan Ayah," sahut Jo Yeon Ho dengan menekuk wajahnya.     

"Ayahmu sedang sibuk. Lebih baik kau kembali ke kamar dan tidur!" ujar Aeri dengan sinis. Dia lelah jika harus berpura-pura menjadi seorang ibu yang baik.     

Jo Yeon Ho langsung berlari kemudian membanting pintu kamar kuat-kuat.     

"Dasar pemarah!" umpat Aeri yang tidak memperdulikan putranya sama sekali. Ini saatnya dia bisa terbebas dan tidak perlu berpura-pura bersikap baik pada putranya itu.     

Setelah selesai berdandan Aeri segera bergegas menuju sebuah club malam. Ia pergi mengemudikan mobilnya sendiri.      

Lampu warna-warni berkelap-kelip di antara cahaya remang-remang. Dari kejauhan dilihatnya seorang pria yang sudah menunggunya sejak tadi. Aeri langsung tersenyum bahagia saat melihatnya.     

"Hai, Sayang," sapa Aeri yang langsung disambut dengan pelukan oleh pria tersebut.     

"Kau lama sekali," ujar pria itu.     

Mereka saling bercengkrama sambil menikmati minuman yang telah disediakan. Semua tamu undangan saling berdansa mengikuti irama di bawah cahaya redup.      

Sesekali Aeri hampir saja terjatuh karena kehilangan keseimbangan akibat minuman alkohol yang tidak seberapa diminumnya. Untung ada pria itu yang selalu berhasil menopang tubuhnya.     

Aeri meninggalkan club malam sebelum acara pesta selesai. Aeri agak sempoyongan sehingga pria tadi dengan senang hati membopong tubuh Aeri sampai di parkiran. Aeri tersenyum puas karena bisa bertemu dengan pria itu setelah waktu yang lama tidak dapat berjumpa. Dengan adanya mertuanya di rumah membuatnya kesusahan untuk pergi.     

Dari tempat tersembunyi yang tidak jauh dari parkiran. Sejak tadi Chang Yuan terus mengawasi mereka meski dari kejauhan. Ia tidak bisa masuk ke dalam club karena tidak memiliki undangan. Namun Chang Yuan sudah memiliki beberapa foto yang diperolehnya dari salah satu tamu undangan yang telah dibayarnya untuk memata-matai Aeri bersama pria itu.     

Chang Yuan menyipitkan matanya ketika melihat sosok yang begitu dikenalnya.     

"Manajer Han?" ucap Chang Yuan saat melihat wajah Han dengan begitu jelas saat akan masuk ke dalam mobil Aeri.      

Tanpa pikir panjang Chang Yuan langsung mengikuti mereka menggunakan mobilnya. Sebenarnya sudah lama dirinya mencurigai jika ada hubungan gelap antara Aeri dan Han. Namun kecurigaannya tidak memiliki bukti yang cukup kuat. Kali ini tidak akan membiarkan mereka lolos karena bosnya membutuhkan bukti kuat jika ingin terlepas dari jerat wanita busuk itu.     

Ternyata Han membawanya ke apartemen miliknya. Ia Kembali membopong tubuh Aeri untuk memasuki apartemennya. Chang Yuan terus berusaha mengikuti namun dirinya agak kesulitan setelah mereka masuk ke dalam apartemen. Tapi beberapa bukti tadi sepertinya sudah cukup. Chang Yuan sangat yakin jika kali ini Aeri tidak akan bisa mengelak. Tidak mungkin mengetahui aktivitas mereka di dalam apartemen Chang Yuan segera bergegas meninggalkan kawasan apartment Han. Lagi pula dia sudah bisa menebak apa yang dilakukan oleh mereka.     

°     

°     

Aeri sudah sekian lama merindukan tidur bersama pria itu hingga kini hasratnya benar-benar membara.     

"Bagaimana hubunganmu dengan Dae Hyun?" tanya Han sekedar ingin tahu meski dia sudah mengetahui jawabannya.     

"Tidak usah membicarakannya. Kau pasti sudah tahu jika hubunganku dengannya tidak pernah baik," ujar Aeri dengan menekuk wajahnya.     

"Maafkan, aku," ucap Han yang langsung memberikan kecupan di setiap inci tubuh seorang model papan atas. Begitu mulus dan terawat.     

"Han …." rintih Aeri dengan tatapan sayu saat tangan Han terus bermain-main di area sensitifnya. Sudah lama tidak merasakan sensasi yang begitu memabukkan. Terlebih saat ada mertuanya dirinya tidak bisa menemui Han. Seseorang yang sudah menjadi kekasihnya sejak sekian lama namun memilih untuk tidak menikah dengannya. Mereka hanya bermain-main di belakang Dae Hyun jika karier Aeri tidak ingin hancur.     

"Aku sangat merindukanmu," bisik Han di telinga Aeri hingga membuatnya terkesiap dan terasa melayang di udara.     

"Tapi …."     

Han yang sudah tidak sabar langsung menutup mulut Aeri dengan bibirnya. Melahapnya dengan sangat rakus. Rasa takut yang dirasakan Aeri perlahan menghilang terganti dengan perasaan ingin meminta lagi dan lagi.     

Kamar itu hanya terdengar oleh suara desahan yang saling bersahutan satu sama lain. Mereka menghentikan aksinya ketika ponsel Aeri terus berdering.     

"Siapa yang mengganggu di malam seperti ini?" umpat Aeri yang kemudian mengambil ponselnya di atas nakas.     

"Ada apa, Bibi?" Dengan rasa malas Aeri menjawab panggilan dari salah satu pelayan di rumahnya.     

"Nona, Tuan Kecil … Tuan Kecil menghilang," ujar Bibi Eun Hee dengan tergagap karena gemetar.     

"Bagaimana bisa?" teriak Aeri yang langsung duduk. Ini gawat jika sampai Jo Yeon Ho tidak ditemukan.     

"Kami semua sudah mencarinya sejak sore tadi namun Tuan Kecil tidak juga ditemukan."     

"Baiklah, aku akan segera pulang." Aeri langsung memutuskan sambungan telepon. Ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.     

"Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Han.     

"Yeon Ho menghilang. Cepat bantu aku untuk mencarinya!" ujar Aeri sembari mengenakan pakaiannya. Wanita itu sangat takut jika sampai Jo Yeon Ho mengadu yang macam-macam kepada Dae Hyun maka habislah riwayatnya kini.     

Meski kesal Han tetap menuruti Aeri untuk membantunya menemukan Jo Yeon Ho. Mereka terus menyusuri jalan dan tempat kemungkinan Jo Yeon Ho berada saat ini     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.