Istri Simpanan

Bab 99 - Perubahan sikap Jean



Bab 99 - Perubahan sikap Jean

0Setelah sehari libur paska pulang dari Pulau Jeju kini Soo Yin harus beraktifitas seperti biasanya meskipun Dae Hyun sudah mengizinkannya libur lebih lama namun dia tidak ingin karyawan lain mencurigainya.     

Soo Yin bergegas turun dari mobil yang dikemudikan Chung Ho di pinggir jalan agak jauh dari hotel. Memang dia yang meminta diturunkan di sana dengan alasan ingin berjalan sekalian olahraga.     

Soo Yin terus menyusuri trotoar sembari mengayunkan paper bag yang ada di tangannya. Ia membawa oleh-oleh Jeju Gamgyul Gawul untuk kedua sahabatnya dan beberapa orang karyawan yang dikenalnya. Makanan ringan yang terbuat dari jeruk yang dicampur dengan gandum dan madu. Rasanya renyah dan manis. Hanya itu yang dibeli Soo Yin karena mereka tidak sempat berkunjung ke pusat oleh-oleh.     

"Jean!" seru Soo Yin saat melihat Jean yang tidak jauh di depannya. Dia langsung berjalan dengan cepat untuk menghampiri Jean.     

Ketika Jean mendengar Soo Yin yang memanggil ia tidak menoleh justru mempercepat sedikit langkahnya.     

"Jean, tunggu!" ujar Soo Yin yang terengah-engah karena Jean tampak semakin jauh.     

Ternyata ada Jae-hwa di depan Jean sehingga pria itu langsung menghentikan Jean agar menunggu Soo Yin. Menurutnya ada sesuatu yang salah dengan sikap Jean seperti itu. Biasanya dia tidak pernah mengabaikan sahabatnya.     

"Jean, kau cepat sekali jalannya," ujar Soo Yin sembari mengatur napasnya.     

"Maaf, aku tidak mendengar jika kau memanggilku," sahut Jean singkat dengan ekspresi datar di wajahnya.     

"Hai, Jae-hwa? lama sekali kita tidak berjumpa," ujar Soo Yin dengan senyum manis terukir di bibirnya.     

"Iya, kau sangat sibuk sehingga kita tidak ada waktu untuk berjumpa," ujar Jae-hwa dengan ekspresi yang agak kecewa karena semenjak Soo Yin menjadi sekretaris membuat jarak di antara mereka terbentang jauh. Meski begitu rasa sayangnya pada Soo Yin tidak berubah. Dia masih mencintai gadis itu meski dalam diam.     

Soo Yin hanya nyengir sembari menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Soo Yin menyadari jika dia hampir saja melupakan orang-orang yang telah mendukungnya di saat sedang susah.     

"Aku ada sesuatu untuk kalian," ujar Soo Yin sembari menunjukkan paper bag yang ada di tangannya.     

"Tidak perlu repot-repot," ucap Jean dengan nada yang sedikit ketus.     

"Tidak repot sama sekali namun hanya ini yang aku bisa bawa dari sana. Kami tidak ada waktu untuk berbelanja," ujar Soo Yin. Ia merasa kecewa karena tidak bisa membelikan barang yang sedikit berharga untuk kedua sahabatnya.     

"Jean, ambilah untukmu," ujar Soo Yin seraya menyodorkan satu paper bag untuk Jean.     

"Terima kasih," ucap Jean singkat. Ia langsung pergi meninggalkan Soo Yin dan Jae-hwa tanpa ingin mengetahui apa yang ada di dalam paper bag.     

Soo Yin merasa ada yang salah dengan sikap Jean kali ini. Tidak pernah dia bersikap cuek seperti itu. Soo Yin segera mengenyahkan pikiran buruknya terhadap Jean. Barang kali mungkin karena sedang ada masalah sehingga dia bersikap cuek seperti itu.     

"Ada apa dengan Jean?" ujar Jae-hwa.     

"Mungkin dia sedang ada masalah," sahut Soo Yin.     

"Oh iya, aku juga membelikannya untukmu." Soo Yin menyerahkan satu paper bag lagi kepada Jae-hwa.     

"Terima kasih," ucap Jae-hwa dengan senang sembari mengintip isinya. Meski itu hanya sebuah makanan namun Jae-hwa tetap merasa senang karena itu pemberian Soo Yin.     

Setelah berbincang-bincang sebentar dengan Jae-hwa sampai di lobi Soo Yin segera pamit karena mereka harus berpisah. Sebenarnya Soo Yin terkadang rindu bekerja bersama dengan kedua sahabatnya.     

===≠============================     

Dae Hyun tengah memeriksa berkas di mejanya ketika Chang Yuan datang menghadap.     

"Tuan, ada sesuatu yang ingin aku beritahukan kepada anda," ujar Chang Yuan.     

"Katakan saja," ujar Dae Hyun tanpa mengalihkan pandangannya pada berkas-berkasnya. Beberapa hari pergi ke luar kota maka seperti biasa pekerjaannya akan selalu menumpuk.     

Chang Yuan menaruh amplop berwarna coklat di meja kemudian segera menyodorkannya pada Dae Hyun.     

"Apa ini?" tanya Dae Hyun seraya mengernyitkan dahinya. Ia Kemudian mengambil amplop tersebut.     

"Silahkan anda periksa," ujar Chang Yuan. Dia tidak ingin mengatakan apa isi di dalamnya. Sudah pasti isinya adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh Dae Hyun.     

Dae Hyun segera membuka amplop tersebut karena agak penasaran dengan isinya. Biasanya Chang Yuan akan mengatakannya terlebih dahulu.     

Dae Hyun mengepalkan tinjunya ketika melihat beberapa foto Aeri bersama seorang pria di sebuah club malam. Yang lebih mencengangkan lagi ternyata pria itu adalah Manajer Han. Salah satu orang kepercayaannya untuk mengurus bagian keuangan.     

"Kurang ajar! jadi ini yang mereka lakukan di belakangku," ucap Dae Hyun dengan geram. Tangannya yang mengepal meninju meja dengan kuat.     

"Lalu apa yang akan anda lakukan?" tanya Chang Yuan.     

"Aku akan segera menceraikannya," ujar Dae Hyun. Foto itu akan menjadi bukti sehingga Aeri tidak akan bisa mengelak lagi.     

"Namun saya yakin pasti Nona Aeri akan mengelak seperti dulu lagi," ujar Chang Yuan.     

"Aku tidak peduli, cukup sudah dia mempermainkan hidupku," ucap Dae Hyun dengan cengkeraman tangan yg begitu kuat.     

"Lalu bagaimana dengan Manajer Han, Tuan?" tanya Chang Yuan.     

"Sebaiknya kau awasi dia karena aku menaruh curiga dengan laporan keuangannya yang tidak sesuai," sahut Dae Hyun.      

Dae Hyun sudah menduga sejak lama jika ada hubungan spesial di antara mereka namun dirinya tidak terlalu peduli. Toh, dia tidak mencintai wanita itu namun untuk sekarang ini lebih berbeda. Ia ingin terlepas dari Aeri agar bisa segera bersatu dengan Soo Yin.     

"Hai, selamat pagi," sapa Soo Yin dengan wajah sumringah.      

Saat melihat siapa yang datang seketika rasa kekesalan di hati Dae Hyuni kini menghilang. Dae Hyun mengukir senyumannya kembali saat melihat istri kecilnya.     

'Sayang, sebentar lagi kita akan bersama,' batin Dae Hyun. Dia sudah menunggu hari dimana bisa memberitahukan kepada semua orang mengenai hubungan mereka.     

"Selamat pagi, Nona," sapa Chang Yuan. Pantas saja bosnya klepek-klepek terhadap Soo Yin menurut Chang Yuan gadis itu memang sangat manis dan menyenangkan untuk dilihat.     

"Selamat pagi, Sayang." Dae Hyun tidak perlu menyembunyikan hubungan mereka di depan Chang Yuan. Sehingga tanpa malu Dae Hyun menghampiri Soo Yin kemudian mendaratkan ciuman di pipinya.     

"Kalau begitu saya permisi, Tuan," ujar Chang Yuan yang ingin undur diri. Tidak ingin berlama-lama melihat bosnya bertingkah seperti anak muda yang sedang kasmaran.     

Dae Hyun hanya menganggukkan kepalanya.     

"Bagaimana tidurmu malam ini tanpa diriku?" tanya Dae Hyun.     

"Aku tidur dengan sangat nyenyak," sahut Soo Yin. Semalam Dae Hyun memang menginap di UN Village.     

"Benarkah?" Dae Hyun mencubit hidung Soo Yin.     

"Aduh, sakit," ucap Soo Yin sembari memegang hidungnya.     

"Kau sangat menggemaskan." Dae Hyun memeluk tubuh Soo Yin dari belakang.     

"Lepaskan, jangan sampai ada yang melihat kita," ujar Soo Yin seraya melepaskan diri namun Dae Hyun malah semakin mengeratkan pelukannya. Tidak bertemu dengannya seharian lebih membuatnya merasa sangat rindu.     

Dae Hyun mengucapkan janji di dalam hatinya kalau mereka sebentar lagi tidak perlu sembunyi mengenai hubungan mereka.     

Di luar Kim Soo Hyun merasa sangat senang karena sebentar lagi dirinya akan memberikan sebuah kejutan pada pujaan hatinya.     

Dengan langkah gontai dia bergegas ke ruangan Dae Hyun karena sudah merasa rindu dengan Soo Yin. Sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu.     

Kim Soo Hyun memutar knop pintu dengan perlahan agar Soo Yin tidak tau dia masuk.      

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Kim Soo Hyun melihat Dae Hyun tengah bersama Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.