Istri Simpanan

Bab 100 - Pernyataan cinta Kim Soo Hyun yang gagal



Bab 100 - Pernyataan cinta Kim Soo Hyun yang gagal

0Soo Yin langsung menjauhkan tubuhnya. Dia sangat terkejut dengan kedatangan Kim Soo Hyun yang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu. Hanya berharap jika Kim Soo Hyun belum lama sehingga tidak melihat yang berpelukan.     

"Tuan Kim Soo Hyun?" ujar Soo Yin dengan sedikit tergagap. Soo Yin berharap pria itu tidak melihat ketika Dae Hyun tengah memeluknya.     

"Apa yang tadi kalian lakukan?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Memangnya apa yang kau lihat?" tanya Dae Hyun dengan santai. Ia tidak takut sama sekali jika Kim Soo Hyun memergokinya. Jika tidak karena ayahnya meminta agar hubungan mereka untuk sementara disembunyikan dari adiknya sudah pasti dia akan berkata jujur.     

"Untuk apa Kakak tadi memegang bajunya?" tanya Kim Soo Hyun. Ia tadi hanya memandang sekilas Dae Hyun berdiri di belakang Soo Yin.     

"Oh, itu tadi sepertinya ada semut di bajuku sehingga Tuan Dae Hyun membantuku menemukannya," ujar Soo Yin sembari melirik Dae Hyun.     

"Kakak, seharusnya kau bisa menjaga sikap karena sudah menikah. Bagaimana jika orang lain yang melihat? mereka pasti akan berprasangka buruk," protes Kim Soo Hyun yang tidak ingin Dae Hyun terlalu dekat dengan Soo Yin.     

"Memangnya kenapa kalau aku sudah menikah?" tanya Dae Hyun.     

"Soo Yin, bukankah sudah kubilang agar kau jangan terlalu dekat dengan pria yang sudah menikah," ujar Kim Soo Hyun dengan tidak suka.     

"Sudahlah, tidak usah kau permasalahkan hal itu. Aku adalah bosnya sehingga sudah pasti kami akan dekat," ucapan Dae Hyun.      

"Tentu saja itu menjadi masalah. Tidak baik jika seorang gadis terlalu dekat dengan pria dewasa. Itu bisa menjadi gosip," sanggah Kim Soo Hyun.     

"Kau pikir dekat dengan pria lajang tidak akan menjadi gosip juga?" Dae Hyun malah berkacak pinggang.     

"Tolong, hentikan! itu terserah aku ingin dekat dengan siapapun," ujar Soo Yin menjadi pusing mendengarkan perdebatan mereka berdua.     

"Aku hampir lupa, aku datang kemari karena ingin memberikan sesuatu padamu. Ayo ikut aku." Seperti biasa dua saudara kakak beradik itu tidak pernah meminta izin sehingga Kim Soo Hyun langsung menarik pergelangan Soo Yin.     

"Hei!" seru Dae Hyun ingin menghentikan adiknya namun mereka sudah menghilang di balik pintu.     

"Kita mau kemana, Tuan?" tanya Soo Yin yang terseok-seok mengikuti langkah Kim Soo Hyun.     

"Sebentar lagi kau akan tahu," ujar Kim Soo Hyun sembari menekan tombol lift untuk turun.     

Dae Hyun yang merasa tidak suka Soo Yin dekat dengan Kim Soo Hyun segera menyusul mereka kemudian menerobos masuk ke dalam lift saat beberapa detik lagi pintu akan tertutup.     

"Untuk apa Kakak mengikuti kami?" tanya Kim Soo Hyun seraya menatap tajam pada saudaranya.     

"Dia adalah sekretarisku sehingga aku ingin tahu kau membawanya kemana." Dae Hyun berdiri di tengah-tengah sehingga Kim Soo Hyun mau tidak mau melepaskan pergelangan Soo Yin.     

"Sudah seperti istrimu saja sehingga kemanapun harus diikuti," gerutu Kim Soo Hyun. Padahal dirinya hanya ingin berdua saja dengan Soo Yin agar momen memberikan kejutan semakin terasa bermakna.     

Dae Hyun pura-pura tidak mendengarkan perkataan adiknya.     

Lift terbuka, merekapun segera ke luar. Dae Hyun mengerutkan keningnya ketika Kim Soo Hyun membawanya menuju basemen. Hati Dae Hyun semakin bertanya-tanya ketika Kim Soo Hyun menghentikan langkahnya di sebuah mobil yang masih terbungkus rapat.      

"Soo Yin, apa kau sudah siap?" tanya Kim Soo Hyun dengan tersenyum lebar.     

Soo Yin hanya diam saja karena tidak mengerti kenapa Kim Soo Hyun membawanya ke basemen. Ia mencubit alisnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh Kim Soo Hyun     

Kim Soo Hyun segera menarik penutup mobil secara perlahan hingga lambat laun sebuah mobil berwarna merah mulai nampak. Mobil tersebut dihiasi dengan pita besar dan juga bunga.     

Soo Yin terperangah pemandangan yang ada di depannya. Namun ia tidak mengerti sama sekali apa maksud dari Kim Soo Hyun.     

"Buka dan bacalah!" Kim Soo Hyun menyerahkan kertas berwarna merah muda kepada Soo Yin.     

Soo Yin perlahan membukanya. Sontak terkejut melihat kata-kata yang terdapat di dalamnya. Itu adalah sebuah puisi yang pernah dibacanya ketika mendapatkan kejutan dari Dae Hyun.     

"Apa kau menyukai puisi itu?" tanya Kim Soo Hyun dengan wajah yang berbinar.     

"Ini siapa yang membuatnya?" tanya Soo Yin sembari mengerutkan keningnya. Ia memandang dua bersaudara secara bergantian.     

"Tentu saja diriku, tidak mungkin kakakku yang membuatnya," ujar Kim Soo Hyun yang diselingi dengan tawa. Ia terkekeh ketika melihat ekspresi Dae Hyun yang cemberut.     

Soo Yin memandang tajam ke arah Dae Hyun. Jadi pria itu sudah berbohong kepadanya waktu itu. Fakta sebenarnya berarti Kim Soo Hyun yang sudah mengirimnya bukan Dae Hyun. Ada sedikit rasa kecewa karena Dae Hyun sudah membohonginya. Kenapa tidak berkata jujur sejak awal dengan begitu dia tidak akan menerima pemberian Kim Soo Hyun. Soo Yin merasa sangat bodoh.     

Dae Hyun hanya menggaruk kepalanya karena tidak bisa membela diri untuk saat ini.     

"Soo Yin, seharusnya kau tidak terkejut dengan semua itu karena aku pernah mengatakannya. Namun kali ini aku akan mengulanginya lagi," ujar Kim Soo Hyun yang langsung berlutut di hadapan Soo Yin sembari menyodorkan buket bunga mawar berwarna putih. Dia memang sengaja memilih warna putih karena itu adalah sebuah lambang kesucian.     

Pemandangan yang sangat tidak biasa. Seorang pria menyatakan cinta kepada seseorang wanita di depan suami dari sang wanita.     

"Kim Soo Hyun, apa yang kau lakukan. Tidak usah bertingkah bodoh seperti itu. Ada banyak pekerjaan yang harus kami lakukan," protes Dae Hyun yang sudah sangat geram. Bagaimana bisa saudaranya akan menyatakan cinta pada istrinya di depan matanya. Sebelum Soo Yin mengetahui akan dilamar lebih baik jika membawanya pergi dari tempat itu.     

Soo Yin hanya berdiam tidak bergeming sama sekali. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Pikirannya tidak dapat mencerna dengan benar mengenai tindakan Kim Soo Hyun hari ini.     

Kim Soo Hyun akhirnya berdiri karena sepertinya percuma saja dia mengatakannya jika ada Dae Hyun bersama mereka. Rencananya benar-benar kacau.     

Jean yang bersembunyi di belakang sebuah tiang mengepalkan tinjunya. Hatinya kini terasa hancur karena pria yang dicintainya kini benar-benar menyatakan cinta kepada gadis lain. Meskipun Kim Soo Hyun belum menyatakannya namun Jean sudah bisa menebak niat pria itu. Tanpa sadar air mata Jean menetes sehingga dia langsung pergi dari tempat itu. Dirinya sangat yakin kalau Soo Yin akan membalas perasaan Kim Soo Hyun.     

"Soo Yin, sebaiknya kita pergi karena banyak pekerjaan." Dae Hyun langsung berjalan menghampiri Soo Yin dan menarik pergelangan tangan istrinya agar mengikuti langkahnya.     

"Kakak, jika kau ingin pergi maka pergilah. Jangan membawa Soo Yin!" seru Kim Soo Hyun marah.     

"Kami tidak ada waktu, lain kali saja," ujar Dae Hyun dengan nada dingin dan langsung membawa Soo Yin pergi.     

Soo Yin hanya diam saja dan terus mengikuti langkah Dae Hyun hingga terseok-seok karena pria itu menarik pergelangan tangannya dengan kuat.     

"Lepaskan!" ujar Soo Yin dengan menatap tajam pada Dae Hyun.     

"Sayang, aku sungguh minta maaf telah membohongimu," ujar Dae Hyun.     

Soo Yin memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia saat ini sangat marah terhadap suaminya itu.     

Setelah kejadian pagi itu Soo Yin bersikap sangat cuek kepada Dae Hyun seharian. Bahkan saat Dae Hyun akan mengantarkannya pulang Soo Yin memilih meminta Chung Ho agar  menjemputnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.