Istri Simpanan

Bab 101 - Mengusir Aeri



Bab 101 - Mengusir Aeri

0Dae Hyun sebenarnya ingin menyusul Soo Yin untuk pulang ke villa Pyeongchang-dong namun dirinya ingin membereskan masalahnya dengan Aeri terlebih dahulu. Ia sudah tidak sabar ingin segera berpisah dari Aeri secepatnya. Dengan begitu ia bisa mengatakan kepada dunia kalau Soo Yin hanya miliknya seorang dan tidak boleh ada yang merebutnya termasuk Kim Soo Hyun.     

"Ayah!" seru Jo Yeon Ho yang langsung berlari-lari kecil ke arah Dae Hyun. Seperti biasa anak itu selalu antusias jika bertemu dengan ayahnya.     

"Hai, Sayang," ujar Dae Hyun sembari menggendong tubuh mungil putranya.     

Dae Hyun memalingkan wajahnya ke arah lain saat Aeri tersenyum kepadanya. Sungguh dirinya sangat muak melihat wanita itu.     

"Ayah, lihatlah. Aku membuat ini bersama dengan Ibu," ujar Jo Yeon seraya menyerahkan kertas kepada Dae Hyun.     

Dae Hyun segera membukanya ingin mengetahui apa sebenarnya isi gambar tersebut. Ternyata itu adalah sebuah gambar sebuah keluarga. Ada seorang pria dan wanita yang berada di pinggir kemudian ada seorang anak kecil yang membawa balon di tangannya. Ada nama masing-masing di setiap gambarnya. Uang tidak lain nama mereka bertiga.     

"Ayah, aku ingin kita menjadi keluarga bahagia seperti di gambar ini," ujar Jo Yeon Ho berbicara dengan logat khas anak kecil. Wajah kecilnya kini begitu berbinar-binar ketika melihat gambar di tangannya.     

Dae Hyun menggaruk pelipisnya. Hatinya teriris mendengar penuturan putra semata wayangnya. Baru saja hendak menceraikan Aeri namun Jo Yeon Ho justru mengutarakan keinginan hati kecilnya.     

"Aku ingin kita pergi jalan-jalan bertiga dengan Ayah dan Ibu seperti di gambar itu," ujar Jo Yeon Ho dengan penuh harap menatap ayahnya.     

Dae Hyun hanya membalas dengan senyuman. Di sisi lain ingin segera berpisah dengan Aeri namun di sisi lain dirinya tidak ingin mengecewakan putranya. Hal ini sungguh membuatnya benar-benar dilema.     

"Yeon Ho, sebaiknya kau tidur karena ini sudah malam. Tidak baik anak kecil tidur terlalu malam," ujar Dae Hyun. Ia terus menggendong Jo Yeon Ho hingga sampai di kamarnya.     

"Ayahmu benar, Sayang. Ayo Ibu akan membacakan sebuah cerita agar kau bisa tertidur dengan nyenyak," timpal Aeri yang langsung meraih Jo Yeon Ho agar beralih ke gendongannya.     

Dae Hyun mengerutkan keningnya. Dia merasa ada yang salah dengan sikap Aeri yang tampak begitu sabar dan penyayang. Sepertinya dunia salah dalam memutar arahnya.     

Aeri membawa Jo Yeon Ho ke kamarnya sedangkan Dae Hyun langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.     

Aeri memasuki kamar saat Dae Hyun tengah berganti baju. Dia segera menghampiri Dae Hyun dan mengusap dada bidangnya dengan lembut.     

"Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Aeri seraya menyandarkan kepalanya di dada Dae Hyun.     

"Tidak usah berbicara omong kosong!" sergah Dae Hyun dengan nada dingin yang begitu menusuk terdengar di telinga Aeri.     

"Apa maksudmu?" tanya Aeri sembari mengusap pipi Dae Hyun namun pria itu langsung menghentikan tangannya.     

"Tidak usah berpura-pura tidak tahu," ujar Dae Hyun seraya berdecak. Ia sekarang tidak perlu berpura-pura bersikap baik karena sudah tidak ada Jo Yeon Ho.     

"Sayang, aku sungguh tidak mengerti apa maksudmu," sahut Aeri sembari menengadahkan tangannya.     

Dae Hyun segera melangkahkan kakinya untuk mengambil sesuatu di atas nakas.     

"Katakan apa maksud semua ini?" Dae Hyun membanting foto tersebut di atas meja rias. Hingga foto sebagian tercecer ke lantai.     

Aeri membelalakkan matanya hingga hampir saja terjatuh saat melihat foto-foto tersebut satu per satu. Itu adalah foto dirinya dengan Manajer Han malam itu. Bagaimana bisa Dae Hyun mendapatkan semua ini? tidak mungkin salah satu di antara teman-temannya yang membocorkan pada Dae Hyun     

"Dari mana kau mendapatkan semua ini?" ujar Aeri dengan sedikit tergagap. Tangannya mengepal dengan kuat hingga kuku-kukunya menancap di telapak tangannya yang meninggalkan bekas. Tubuhnya sedikit gemetar. Meski foto itu diambil dari jarak jauh namun wajahnya tetap kelihatan.     

"Kau tidak perlu mengetahuinya," ujar Dae Hyun dengan tersenyum miring penuh kebencian.     

"Itu semua tidak seperti yang kau pikirkan," ujar Aeri dengan tubuh gemetar. Kini dirinya benar-benar sangat ketakutan tapi Aeri berusaha untuk tenang agar Dae Hyun tidak curiga dan yakin dengan tuduhannya.     

"Memangnya apa yang kupikirkan?" ujar Dae Hyun sembari memojokkan Aeri ke dinding. Tatapannya berapi-api dan penuh dengan kemarahan.     

"Malam itu aku hanya sedikit mabuk sehingga tidak sadar jika Han membawaku ke apartemennya. Kami sudah berteman sejak lama sehingga mana mungkin Han melakukan sesuatu padaku," sanggah Aeri yang tetap membela diri.     

"Sebaiknya kau bersiap-siap untuk pergi dari rumah ini. Aku tidak mau mempunyai isteri yang pembohong seperti dirimu!" ujar Dae Hyun dengan nada yang berapi-api untuk meluapkan amarahnya.     

"Dae Hyun, aku tidak pernah berbohong kepadamu," ujar Aeri dengan mata berkaca-kaca. Ia melembutkan nada suaranya agar terdengar sendu.     

"Tidak berbohong, katamu? kau bahkan berbohong ketika Jo Yeon Ho yang hampir saja celaka karena kau meninggalkannya di taman seorang diri. Beruntung Soo Yin dapat menyelamatkannya," ujar Dae Hyun dengan nada dingin. Dia teringat bagaimana Soo Yin hampir kehilangan nyawanya karena menolong putranya.     

"Waktu itu aku … aku …." Aeri tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk membela dirinya.     

"Kau bahkan selama ini selalu saja mementingkan kepentingan pribadimu dari pada Jo Yeon Ho," ujar Dae Hyun dengan tubuh yang gemetar berusaha menahan amarahnya.     

"Dae Hyun, aku sungguh menyesal. Tolong maafkan diriku," ujar Aeri yang duduk bersimpuh di hadapan Dae Hyun. Dia akan melakukan segala cara untuk tetap berada di rumah itu.     

"Kata sesalmu sudah tidak berarti apa-apa lagi bagiku," ucap Dae Hyun.     

"Aku mohon, maafkan aku," ujar Aeri sembari memegang kaki Dae Hyun dengan berderai air mata.     

"Kemasi semua pakaianmu dan ucapkan selamat tinggal kepada Jo Yeon Ho. Aku ingin kau segera angkat kaki dari rumah ini besok." Sebenarnya Dae Hyun ingin mengusir Aeri malam ini juga namun dirinya masih mempunyai hati nurani. Bagaimanapun juga Aeri adalah ibu dari putranya dan mereka sudah tinggal bersama cukup lama.     

"Apa kau tega jika Jo Yeon Ho jauh dari ibunya?" ujar Aeri dengan posisi masih bersimpuh.     

"Kau tidak perlu khawatir karena aku akan mencarikan sosok ibu yang lebih baik darimu," ucap Dae Hyun kemudian langsung bergegas memakai pakaiannya sebelum akhirnya meninggalkan Aeri.     

'Lihat saja nanti, apa kau bisa mengusirku dari rumah ini,' batin Aeri dengan mata memerah memandang ke arah Dae Hyun yang sudah menghilang di balik pintu.     

Dae Hyun ingin segera pergi meninggalkan rumah karena takut kalau dirinya akan bersikap kasar pada Aeri.     

Baru saja hendak menuruni tangga kini dirinya justru berpapasan dengan Kim Soo Hyun yang membuat amarahnya semakin memuncak.     

"Kakak, kau mau kemana?" tanya Kim Soo Hyun yang baru saja akan menaiki tangga.     

"Aku ingin ke luar," ujar Dae Hyun yang sedikit sempoyongan karena tubuhnya terasa aneh. Namun ia langsung buru-buru pergi meninggalkan rumah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.