Istri Simpanan

Bab 106 - Cinta bertepuk sebelah tangan



Bab 106 - Cinta bertepuk sebelah tangan

0Setelah puas berkeliling kampus Soo Yin, Jean dan Jae-hwa memutuskan untuk pulang. Sayangnya Jae-hwa sudah buru-buru pergi terlebih dahulu Kate karena harus mengantar neneknya berbelanja. Kiini hanya ada Jean dan Soo Yin saja.     

"Jean, bisakah kita bicara sebentar?" ucap Soo Yin ragu-ragu. Ia ingin meluruskan apa yang sebenarnya terjadi sehingga Jean acuh tak acuh kepadanya.     

"Bicaralah!" ujar Jean sambil terus melangkahkan kakinya tanpa melihat ke belakang.      

"Sebaiknya jangan berbicara di sini. Bagaimana kalau kita mengobrol sambil makan? Aku yang akan mentraktir karena aku rindu saat-saat kita bersama," ajak Soo Yin dengan sumringah.     

"Kita berbicara di sini saja," tolak Jean. Ini pertama kalinya menolak ajakan Soo Yin untuk makan padahal gratis.      

Entahlah, Jean masih merasakan sakit hati setiap teringat bagaimana terakhir kali ia menjadi obat nyamuk di antara Soo Yin dan Kim Soo Hyun. Apalagi kemarin ia baru saja menyaksikan Kim Soo Hyun yang hampir saja mengutamakan perasaannya pada Soo Yin.     

"Kalau begitu kita duduk di sana saja," ujar Soo Yin sembari menunjuk sebuah bangku panjang yang berada di bawah pohon. Sebenarnya ada rasa kecewa saat Jean menolak ajakannya.     

Jean langsung mendahului Soo Yin untuk duduk namun tanpa mau memandang Soo Yin karena setiap melihatnya hatinya terasa sangat sesak. Rongga dadanya terasa perih. Ia bahkan semakin membenci sahabatnya itu meskipun sama sekali bukan salah Soo Yin. Cinta benar-benar telah membutakan mata hatinya.     

"Jean, sebenarnya apa yang terjadi padamu? kenapa akhir-akhir ini kau seperti menjauhiku?" ucap Soo Yin dengan hati-hati yang duduk tepat di samping Jean meski Jean sedikit menjauhkan tubuhnya. Dirinya tidak ingin jika sampai menyindir perasaan Jean.     

"Tidak ada, aku biasa saja. Itu mungkin hanya perasaanmu sana," sanggah Jean singkat. Matanya tidak berani menatap Soo Yin. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa ia cemburu padanya. Ya, dia merasa sangat cemburu karena pria pujaannya justru mencintai Soo Yin. Perasaannya sungguh bertepuk sebelah tangan.     

"Baiklah, lalu bagaimana hubunganmu dengan Tuan Kim Soo Hyun? apa kalian sudah menjadi lebih dekat?" tanya Soo Yin. Ia tidak ingin membahas kenapa akhir-akhir ini Jean cuek padanya.     

"Tidak usah pura-pura menanyakan hal itu padaku. Jika kau hanya ingin menertawakanku," ucap Jean dengan nada yang cukup sinis terdengar di telinga Soo Yin.     

"Apa maksudmu? kenapa kau berkata seperti itu?" tanya Soo sembari mengerutkan keningnya. Lagi pula untuk apa menertawakan hal itu. Ia malah merasa senang jika Jean suatu saat nanti berjodoh dengan Kim Soo Hyun sehingga kelak mereka menjadi keluarga. Membayangkannya saja terasa indah.     

Soo Yin hampir saja lupa kalau saat ini tengah kesal dengan suaminya.     

"Kau menanyakan hubunganku dengan Tuan Kim Soo Hyun? sedangkan kau mengetahui jika dia menyukaimu. Apa maksudmu?" cibir Jean dengan bibirnya yang terangkat sebelah.     

"Dari mana kau tahu jika Tuan Kim Soo Hyun menyukaiku? itu tidak benar sama sekali," sanggah Soo Yin.     

"Apa kau tidak sadar selama ini Tuan mengirimkan bunga dan coklat padamu setiap hari? dia bahkan mengirimkan sebuah puisi cinta kepadamu. Kau ini pura-pura bodoh atau bagaimana?" ujar Jean dengan nada yang sedikit tinggi.     

Soo Yin perlahan mengingat jika puisi yang dikiranya ditulis oleh suaminya ternyata itu dari Kim Soo Hyun. Namun dia tidak berpikiran jika pria itu menyukainya. Karena setiap Kim Soo Hyun memberinya bunga dan coklat ia selalu mengatakan itu hanya sebagai ucapan terima kasih saja. Kecuali yang pertama dikirim yang dianggapnya dari Dae Hyun.     

"Jean, tapi Tuan Kim Soo Hyun selalu mengatakan jika itu hanya sebagai ucapan terima kasih saja. Tak lebih dari itu," ujar Soo Yin berusaha menjelaskan agar Jean mempercayai ucapannya.     

"Lalu bagaimana dengan puisi yang dikirimkannya padamu?" tanya Jean sembari memutar bola matanya.     

Soo Yin memang merasa agak janggal ketika membaca puisi itu. Sungguh tidak terpikirkan olehnya jika itu dari Kim Soo Hyun. Jika Soo Yin mengetahui dari awal ia akan mengembalikannya.     

"Jean, itu tidak benar. Tidak mungkin Tuan Kim Soo Hyun menyukaiku," ujar Soo Yin.     

"Sudahlah, tidak perlu berpura-pura untuk menyembunyikan perasaamu dariku. Aku juga sangat yakin kalau kau juga menyukainya. Apalagi dia pria yang tampan dan juga kaya," sindir Jean yang langsung menusuk di hati Soo Yin.     

"Jean, aku tidak sedikitpun menyukai Tuan Kim Soo Hyun," ucap Soo Yin membela diri. Dadanya sedikit sesak karena seolah-olah Jean menganggapnya wanita yang melihat pria dari wajah dan hartanya saja. Bagaimana mungkin dirinya menyukai pria lain sedangkan dia sudah memiliki suami yang tidak lain adalah saudara dari Kim Soo Hyun.     

"Tidak perlu munafik di depanku!" ucap Jean sembari berdecak.     

"Jean, aku tidak mungkin menyukainya karena aku sudah memiliki su …." Soo Yin tidak melanjutkan perkataannya. Tidak mungkin baginya untuk memberi tahu Jean saat ini. Ia masih takut jika rahasianya bocor. Dirinya belum sanggup hubungan mereka diketahui oleh orang banyak.     

"Tidak akan ada wanita yang menolak pria seperti dia." Jean mengangkat sebelah bibirnya. Ia tidak mudah percaya pada kata-kata Soo Yin begitu saja.     

"Jean, cukup! jadi hanya gara-gara itu kau menjauhiku?" tanya Soo Yin dengan tidak percaya. Jean bahkan menjauhinya karena alasan yang belum pasti.     

"Bahkan kemarin bukankah dia sudah menyatakan cintanya kepadamu? dia bahkan bertanya padaku tentang hadiah yang cocok untuk diberikan kepadamu." Jean berkata dengan tersulut emosi dengan tangan di letakkan di dadanya.     

"Kemarin?" Soo Yin mengingat-ingat kejadian kemarin saat Kim Soo Hyun mengajaknya ke basemen. Di sana tiba-tiba saja membuka penutup mobil namun Kim Soo Hyun hanya memberikan puisi yang sama seperti waktu itu. Hingga dari sanalah ia mengetahui jika Dae Hyun berbohong tentang puisinya. Apakah itu yang dimaksud Jean kalau Kim Soo Hyun sudah mengatakan cinta kepadanya? Karena waktu itu Dae Hyun buru-buru mengajaknya pergi.     

"Kau pasti sangat senang kan?" cibir Jean. Benar kata orang terkadang cinta dapat merusak persahabatan yang terjalin sudah lama.     

"Jean, aku sungguh tidak menyukainya," ucap Soo Yin dengan jujur.     

"Sudahlah, terserah kau saja! aku tidak percaya dengan omong kosongmu," ujar Jean seraya pergi meninggalkan Soo Yin. Ia dengan sangat cepat berjalan tanpa peduli dengan Soo Yin yang terus saja memanggilnya.     

Dengan penuh tekad Soo Yin berniat akan menceritakan semuanya pada Jean meskipun tidak saat ini. Soo Yin tidak ingin kehilangan satu-satunya sahabat yang dia miliki. Ia tidak ingin hanya karena sebuah kesalahpahaman menghancurkan persahabatan yang sudah terjalin cukup lama. Itu membuat Soo Yin menjadi sedih.     

Soo Yin hanya bisa memandang punggung Jean yang perlahan semakin jauh.     

Soo Yin memutuskan akan pulang ke villa karena sudah tidak ada urusan lagi. Baru saja berjalan beberapa meter ternyata ada sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat di depannya sehingga Soo Yin menghentikan langkahnya.     

Seorang pria ke luar dari mobil dengan sebuah kaca mata berwarna hitam bertengger di hidungnya. Ia terlihat sangat tampan dan berwibawa. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya hingga membuat setiap wanita mungkin akan terpesona olehnya. Seorang pria yang tidak asing di mata Soo Yin.     

"Sepertinya kita memang berjodoh sehingga Tuhan mempertemukan kita di sini," ujar Kim Soo Hyun berjalan menghampiri Soo Yin sembari melepas kacamatanya. Ia sangat beruntung bisa bertemu Soo Yin di saat hari libur seperti ini. Dewi keberuntungan tampaknya tengah berpihak kepadanya.     

"Tuan Kim Soo Hyun?" ujar Soo Yin yang melebarkan pupilnya. Soo Yin sangat menyayangkan di saat seperti ini justru bertemu pria itu. Terlebih lagi ia baru mengetahui fakta yang cukup mencengangkan.     

"Soo Yin, aku ingin kau menemaniku makan siang. Makan siang sendirian membuatku tidak berselera," ajak Kim Soo Hyun tanpa basa-basi lagi.     

"Maaf, aku harus pulang," tolak Soo Yin dengan halus.     

"Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang," ujar Kim Soo Hyun yang bersikeras. Dia tidak ingin menyia-nyiakan selagi ada kesempatan bersama Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.