Istri Simpanan

Bab 107 - Tak dapat menghindar



Bab 107 - Tak dapat menghindar

0Soo Yin memijat kepalanya. Kenapa dua bersaudara itu sangat pemaksa? Dia harus memiliki rencana agar bisa kabur dari Kim Soo Hyun. Jika Jean sampai mengetahui dirinya bersama Kim Soo Hyun maka Jean pasti akan semakin membencinya.     

Soo Yin tidak ingin kehilangan sahabatnya hanya karena suatu kesalahpahaman yang tidak jelas. Jangan sampai mereka bertengkar hanya karena seorang pria.     

"Ayolah, ada sesuatu hal juga yang ingin aku katakan. Kemarin aku belum sempat mengatakan apapun kepadamu karena Kakak selalu saja mengganggu," ujar Kim Soo Hyun dengan raut wajah kecewa. Ia sudah sangat ingin menyatakan cintanya sekarang juga. Ia ingin segera memperkenalkan kepada semua karyawan hotel kalau Soo Yin adalah kekasihnya.     

Soo Yin merasa semakin takut. Apakah benar apa dikatakan oleh Jean bahwasanya Kim Soo Hyun menyukainya? jika sampai itu terjadi dirinya tidak tahu harus menjawab apa. Dirinya tidak memiliki perasaan apapun terhadap pria itu.     

"Sebaiknya lain kali saja karena aku ada urusan," ujar Soo Yin berusaha mencari alasan yang tepat namun belum juga menemukannya.     

"Tidak masalah, katakan saja kau akan pergi kemana?" desak Kim Soo Hyun. Ia dengan senang hati akan mengantarkan kemanapun yang Soo Yin inginkan.     

"Hmmm … aku … aku ingin mencari Jean di depan. Kami akan ke toko buku kemudian nanti malam ada acara nonton ke bioskop," ujar Soo Yin yang tergagap. Namun ia berharap jika Kim Soo Hyun tidak mengikutinya lagi. Soo Yin yakin jika pria setampan Kim Soo Hyun tidak suka nonton ke bioskop.     

"Kalau begitu ayo kita cari Jean, tadi aku melihatnya berada di jalan di depan sana," ujar Kim Soo Hyun sembari menunjuk ke trotoar di seberang jalan.     

Soo Yin semakin geram ingin segera terlepas namun ternyata sangat sulit. Jika dia mengatakan ingin pulang pasti dia pasti tetap bersikeras untuk mengantarkan. Rasanya Soo Yin ingin menangis saat ini.     

"Kalau begitu kau harus menjemput Jean terlebih dahulu baru kemudian kau menjemputku di sini," ujar Soo Yin yang sudah menemukan titik terang agar bisa kabur dari Kim Soo Hyun.     

"Itu akan memakan waktu yang lama. Sebaiknya sekarang saja kita pergi. Aku tahu dimana toko buku yang menjual buku-buku yang berkualitas namun tidak terlalu mahal," ucap Kim Soo Hyun.     

Soo Yin menggigit bibir bawahnya. Sepertinya percuma saja mencari alasan karena Kim Soo Hyun bahkan selalu bisa membaca pikirannya.     

Dengan terpaksa Soo Yin mengikuti Kim Soo Hyun masuk ke dalam mobil untuk menjemput Jean terlebih dahulu. Soo Yin meminta duduk di belakang dengan alasan takut mabuk jika duduk di depan. Ia tidak peduli lagi jika alasannya tidak masuk akal karena Soo Yin sudah kehabisan akal.     

Kim Soo Hyun mulai mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang untuk menyusuri jalanan. Soo Yin terus melihat ke kiri dan ke kanan untuk bisa menemukan Jean. Semoga saja ia belum terlalu jauh dari sekitar sini. Sudah beberapa meter mobil berjalan Jean juga belum ditemukan. Membuat resah Soo Yin. Jika tidak ada Jean kemungkinan besar untuk menghindar akan semakin sulit.     

Tepat di dekat lampu merah akhirnya Jean terlihat. Ia sepertinya akan menyeberang. Soo Yin dapat menghela napas lega.     

"Itu Jean! setelah lampu hijau kita harus menghampirinya," ujar Soo Yin seraya menunjuk ke arah seorang gadis yang sudah menyeberang.     

"Tenanglah. Lebih baik kau menghubunginya saja sebelum Jean semakin jauh?" ujar Kim Soo Hyun.     

"Cepat berhentikan mobilnya," ujar Soo Yin segera setelah mobil mereka tinggal beberapa meter saja.     

Kim Soo Hyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan kemudian membuka jendela mobilnya untuk menyapa Jean agar gadis itu berhenti.     

"Hai, Jean," ujar Kim Soo Hyun yang melongokkan kepalanya ke luar.     

Jean seketika menghentikan langkahnya ketika mendengar suara merdu yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinganya. Ia bahkan setiap malam ingin selalu mendengarkan suara khas itu.      

Jean menoleh ke arah sumber suara.     

"Tuan Kim Soo Hyun?" ujarnya dengan raut wajah yang mengembang. Tak dapat dipungkiri jika ia merasa bahagia setiap bertemu dengan pria itu.      

Meski Kim Soo Hyun mencintai wanita lain namun Jean tidak pernah bisa membencinya. Ia justru membenci wanita yang dicintainya. Memang itu sedikit tidak adil. Tapi inilah yang dirasakannya karena cinta membutakan akal sehatnya.     

"Jean, naiklah," ajak Kim Soo Hyun.     

Jean seperti sudah salah dengar ketika mendengar Kim Soo Hyun mengajaknya naik ke mobilnya. Semoga saja tidak ada hal lain di belakangnya.     

"Cepatlah!" ujar Kim Soo Hyun sekali lagi.     

Soo Yin yang berada di kursi belakang tetap diam. Ia takut jika Jean mengetahui ada dirinya di dalam mobil pasti tidak akan mau untuk naik.     

Jean menganggukan kepalanya dengan seulas senyum terukir di bibirnya. Gadis itu langsung menuju kursi penumpang depan karena Kim Soo Hyun yang menyuruhnya.     

Begitu duduk ekspresi Jean langsung berubah muram tatkala melihat sosok yang kini dibencinya terlihat di kaca spion.     

"Hai, Jean," sapa Soo Yin. Dia berusaha terlihat biasa saja seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka.      

"Kau?" Jean menoleh ke belakang sembari memandang Soo Yin dan Kim Soo Hyun secara bergantian. Alisnya tampak mengerut.     

"Kalau begitu kita akan segera ke toko buku," ujar Kim Soo Hyun sembari mengemudikan mobilnya kembali.     

"Toko buku?" Jean tidak paham kenapa mereka harus pergi ke toko buku.     

"Soo Yin bilang kalian berdua akan membeli sebuah buku," ujar Kim Soo Hyun.     

"Iya, aku belum mengatakan jika ingin mengajak Jean ke toko buku." Soo Yin buru-buru menjawab sebelum ketahuan oleh Jean.     

Jean memandang Soo Yin sembari menyipitkan matanya. Ia heran sejak kapan Soo Yin mau pergi ke toko buku sedangkan saat sekolah saja ke perpustakaan tidak pernah.     

Jika mengetahui ada Soo Yin di dalam dia pasti akan menolak ajakan Kim Soo Hyun. Jean merasa terlalu percaya diri akan hal ini. Seharusnya sebelum naik sudah merasa curiga terlebih dahulu. Jean merasa tertipu oleh sandiwara mereka.     

Soo Yin hanya menggigit bibir bawahnya saat Jean menatapnya dengan tatapan tidak suka.      

Ternyata toko buku tidak terlalu jauh. Begitu sambai mereka langsung memasuki toko buku yang cukup besar ruangannya. Soo Yin berharap semoga saja ada kesempatan untuknya kabur. Namun ternyata Kim Soo Hyun tetap membuntutinya tanpa memperdulikan Jean yang membuat Soo Yin merasa semakin tidak enak hati.     

Saat Kim Soo Hyun dan Jean berada di tempat yang sama Soo Yin sengaja pergi agak menjauh dan terus berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan.     

Soo Yin bersembunyi di antara rak-rsk buku kemudian mengintip dari balik rak buku saat Kim Soo Hyun dan Jean sepertinya mengambil buku dengan judul yang sama.     

"Ini untukmu saja," ujar Kim Soo Hyun menyerahkan buku tersebut kepada Jean.     

"Tidak usah," tolak Jean. Sebenarnya dia tadi tidak sengaja untuk mengambil buku itu. Lagi pula dia datang ke toko buku hanya untuk mengikuti mereka saja.     

"Oh, iya dimana Soo Yin?" Kim Soo Hyun celingukan mencari sosok Soo Yin ke sekeliling ruangan.     

Soo Yin yang mendengarkan tetap diam di tempatnya. Berharap Kim Soo Hyun tidak menemukannya. Sungguh dirinya merasa tidak enak hati pada Jean. Mumpung mereka tidak melihatnya Soo Yin berniat untuk pergi meninggalkan toko buku dengan segera.     

"Soo Yin, kau mau kemana?" ujar Kim Soo Hyun saat melihat Soo Yin yang hendak ke luar dari toko buku.     

"Aku … aku hanya ingin pergi ke toilet sebentar," sahut Soo Yin.     

"Di sebelah sana toiletnya," ujar Kim Soo Hyun seraya menunjuk sebuah pintu.     

"Baiklah." Terpaksa Soo Yin benar-benar masuk ke dalam toilet. Dilihatnya jam di ponselnya yang sudah pukul lima sore. Ternyata tidak terasa sudah seharian ia pergi.     

Tubuh Soo Yin merosot di dinding toilet. Ia memikirkan bagaimana keadaan Dae Hyun saat ini. Semoga saja suaminya sudah baik-baik saja.     

Setiap kali Dae Hyun membuat kesalahan selalu saja hati Soo Yin dapat diluluhkan kembali.     

=================================     

Terima kasih buat para Readers yang sudah memberikan review, hadiah dan Power stone.     

Maaf tidak bisa membalas satu per satu komentar kalian :relieved_face::relieved_face:...     

Tapi saya tetap membaca komentar readers semuanya dan mempertimbangkan kritik dan saran yang kalian berikan :smiling_face_with_hearts::smiling_face_with_hearts:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.