Istri Simpanan

Bab 111 - Pertahanan yang meleleh 21+



Bab 111 - Pertahanan yang meleleh 21+

0Soo Yin memegang pergelangan tangan Dae Hyun agar pria itu melepaskan ciuman yang semakin lama semakin panas.     

"Lepaskan! aku bahkan belum memaafkanmu," ujar Soo Yin sembari menatap mata elang Dae Hyun dalam-dalam.     

"Kalau kau belum memaafkanku mana mungkin kau begitu perhatian," bisik Dae Hyun dengan suara sensual.     

"Itu karena aku tidak ingin menjadi istri durhaka," sanggah Soo Yin sambil menatap tajam Dae Hyun. Meski hati kecilnya mengatakan bahwa dia sudah memaafkannya namun Soo Yin belum ingin menunjukkannya.     

"Kau yakin?" Dae Hyun tersenyum begitu menggoda hingga membuat pertahanan Soo Yin perlahan meleleh juga.     

"Lagi pula kau sedang tidak enak badan. Aku tidak ingin berhenti di tengah jalan." Soo Yin mengatakan dengan wajah datar. Ia berusaha bangkit namun Dae Hyun sama sekali tidak membiarkannya pergi dari pangkuannya.     

"Kalau begitu ayo kita coba agar kau bisa tahu seberapa besar kekuatanku," ujar Dae Hyun dengan tersenyum miring Kemudian langsung mendorong tubuh Soo Yin agar berbaring di ranjang.     

Soo Yin berusaha untuk duduk namun kedua tangannya dicekal di atas kepalanya sehingga Soo Yin tidak memberontak sama sekali.     

Dae Hyun langsung meraup bibir Soo Yin yang setiap saat seolah-olah menggodanya. Memainkan jemari dan lidahnya di setiap inci tubuh istri kecilnya.     

Soo Yin merasakan gelayar panas di sekujur tubuhnya. Sehingga perlahan membalas ciuman Dae Hyun. Lidah mereka saling menari-nari mengaitkan satu sama lain.     

Meski masih ada kekesalan di hatinya namun Soo Yin hanya bisa pasrah dengan setiap sentuhan yang begitu memabukkan yang diberikan oleh Dae Hyun. Ia hanya memejamkan matanya sembari mencengkram kuat-kuat seprai untuk melampiaskan semuanya. Meskipun hatinya kesal namun tubuhnya memberikan respon yang berlawanan.     

Malam semakin larut dan hening. Di luar terdengar suara jangkrik dan hewan malam yang saling bersahutan. Sedangkan di dalam kamar hanya terdengar suara dua insan yang saling memadu kasih menembus kesunyian malam. Keringat mengucur di seluruh tubuh Dae Hyun.      

Dae Hyun berhenti setelah melakukannya dua kali. Ia ambruk di samping tubuh Soo Yin setelah menyemburkan kembali benih-benih cintanya di rahim sang istri.     

"Terima kasih, Sayang. Untuk malam yang kau berikan begitu indah. Terima kasih sudah menjadi obat untukku." Dae Hyun mengecup lembut puncak kepala istrinya. Meski lelah namun kini kondisi tubuhnya terasa jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Itu mungkin karena keringat yang ke luar membuat tubuhnya kembali normal.     

Soo Yin tidak sanggup lagi untuk bangun. Ia langsung memejamkan matanya karena sangat lelah. Sepanjang hari harus beraktivitas di luar. Malam ini ditambah lagi oleh Dae Hyun yang menginginkan tubuhnya.      

"Besok pagi aku akan menyelesaikan semuanya," ucap Dae Hyun sembari mengusap pipi mulus itu. Dia akan menyelesaikan hubungannya dengan Aeri. Meskipun untuk sementara mereka tetap tidak bisa berhubungan terus terang di depan semua orang. Setidaknya dirinya bisa bebas dan bisa menginap bersama Soo Yin di villa kapanpun dia mau.     

"Aku sudah sangat lelah. Jangan melakukannya lagi jika kau masih menginginkanku masih hidup," ucap Soo Yin dengan membuka matanya sedikit yang memang sudah lengket. Jika Dae Hyun melakukannya lagi pasti dia tidak akan bisa bangun seharian seperti waktu itu. Sedangkan besok mereka harus kembali bekerja.     

"Tidurlah." Dae Hyun mengecup kedua bola mata Soo Yin sembari menaikkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang tanpa sehelai benang pun.     

Dae Hyun juga memejamkan matanya seraya memeluk tubuh Soo Yin dengan erat.     

===============================     

Soo Yin meraba-raba samping tidurnya untuk mencari keberadaan suaminya masih dengan mata yang terpejam. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Dae Hyun sehingga Soo Yin langsung terduduk.     

Ia memandang sekeliling ruangan tapi juga tidak menemukannya. Bahkan tidak ada suara air di dalam kamar mandi. Pandangannya tiba-tiba jatuh pada sesuatu yang terletak di atas meja rias tepat di sampingnya.     

Ada sebuket bunga tulip berwarna putih bersamaan dengan secarik kertas yang terlipat di sisinya.     

Soo Yin mengulurkan tangan untuk meraih kertas tersebut. Ada goresan pena di dalamnya.     

*Aku tidak pandai merangkai kata.     

*Aku hanya bisa berkata jika aku sangat mencintaimu.     

*Kau akan selalu di hatiku selamanya.     

Itu hanya sebuah kata-kata biasa namun penuh makna bagi Soo Yin. Ia tidak butuh kata-kata indah namun yang terpenting Dae Hyun membuatnya sendiri bukan buatan orang lain.     

Wanita itu sebenarnya mudah luluh hanya dengan sekuntum bunga dan hanya satu kalimat kata-kata manis. Tapi jika sampai membohonginya maka dia akan berubah jadi serigala yang mengerikan.     

"Apa dia sudah berangkat?" gumam Soo Yin. Ia melihat jam yang menempel di dinding yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Masih terlalu pagi jika Dae Hyun berangkat bekerja.     

Soo Yin segera turun dari ranjang dengan membalut tubuhnya menggunakan selimut. Ia menyeret kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Begitu bercermin dipandanginya sekujur badan yang memerah oleh gigitan yang dilakukan oleh suaminya. Meski area sensitifnya sudah tidak terasa sakit namun tubuhnya tetap saja masih terasa remuk seperti waktu pertama kali melakukannya di pulau Jeju.     

Soo Yin berendam sebentar menggunakan air hangat untuk mengembalikan stamina tubuhnya. Hari ini ia juga harus berangkat bekerja karena tidak mungkin libur lagi. Ia tidak ingin karyawan lain mencurigainya.     

Soo Yin mengenakan setelan blouse berwarna biru laut yang dipadukan rok span selutut berwarna coklat. Ia kemudian menguncir rambutnya seperti ekor kuda. Untunglah blouse itu mampu menutupi lehernya sehingga ia tidak perlu bersusah payah mengenakan syal.     

Saat menuruni tangga Soo Yin mencium aroma masakan yang lezat dari arah dapur. Membuat perutnya meronta minta diisi. Ia berjalan ke dapur sambil memegang perutnya untuk menghampiri Bibi Xia.     

Bukan Bibi Xia yang berdiri di depan kompor namun seorang pria yang bertelanjang dada hanya memakai celemek saja dan memakai celana pendek sebatas lutut.     

Soo Yin menghampirinya saat mengenali sosok pria itu dari belakang. Ia masih seperti bermimpi melihat suaminya pagi-pagi memasak. Itu hal yang sangat langka meski Soo Yin pernah mencicipi masakannya yang lumayan enak.     

"Apa yang kau lakukan?" ujar Soo Yin. Ia berdiri di samping Dae Hyun sembari melongok isi panci yang masih di atas kompor.     

"Aku hanya ingin menyiapkan sarapan untukmu," sahut Dae Hyun sembari terus mengaduk isi panci.     

"Di mana Bibi Xia? kenapa kau tidak membangunkanku saja?" ujar Soo Yin. Ini seharusnya tugas seorang istri untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya bukan malah sebaliknya.     

"Bibi Xia sedang ke luar. Lagi pula aku nanti yang akan menyiapkan sarapan untukmu jika kita nanti tinggal bersama." Dae Hyun mendekatkan wajahnya ke wajah Soo Yin hingga napas mereka saling beradu.     

"Sebaiknya kau mandi saja. Biarkan aku yang menaruhnya di mangkuk." Soo Yin merasa tidak enak jika Dae Hyun yang melakukannya.     

"Tunggu sup ini matang sebentar lagi," ucap Dae Hyun sembari tersenyum. Ia sangat senang karena istrinya kini tidak marah lagi.     

"Kau bahkan tidak memakai baju," ucap Soo Yin seraya menekan otot-otot perut Dae Hyun yang membuat pria itu merasa geli.     

"Aku tadi kepanasan sehingga aku melepaskannya." Dae Hyun menunjuk kaos berwarna putih yang tersampir di kursi.     

"Apa kau tidak malu jika Bibi Xia melihatmu?" Soo Yin mengangkat sebelah alisnya. Ia sedikit tidak rela tubuh suaminya diumbar ke banyak wanita. Meski Soo Yin sadar Aeri juga sudah pasti melihatnya.     

"Baiklah aku akan mengenakan bajuku lagi." Dae Hyun tidak ingin berdebat dengan istri kecilnya. Dia takut jika istrinya akan marah lagi seperti kemarin. Lebih baik jika menuruti perkataannya yang tidak terlalu sulit dilakukan.     

"Cepatlah mandi, nanti kau kesiangan." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar ke luar dari dapur.      

"Baiklah." Dae Hyun segera pergi meninggalkan Soo Yin setelah memastikan makanannya matang.     

Soo Yin mulai memasukkan sup ke dalam mangkuk. Ternyata Dae Hyun memasak Seolleongtang yaitu kuliner yang terbuat dari tulang sapi, kepala sapi dan daging sapi. Semua bahan tersebut dimasak dalam kaldu susu selama berjam-jam hingga kuahnya bening.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.