Istri Simpanan

Bab 120 - Gagal lagi



Bab 120 - Gagal lagi

0Wajah Dae Hyun kini menegang mendengar pernyataan Kim Soo Hyun karena ia mengetahui jika ada suatu rencana di baliknya.     

"Ayah, aku ingin ikut ke rumah nenek," rengek Jo Yeon Ho.     

"Dae Hyun, kau juga harus mengajak Aeri dan Yeon Ho. Nenekmu pasti sangat senang karena ia selalu saja menanyakan Yeon Ho," timpal Park Ji Hoon.     

"Ayah, dia masih sekolah. Nanti saja jika dia sudah libur," tolak Dae Hyun dengan nada yang tidak bisa dibantah. Jika Jo Yeon Ho ingin ikut baginya tidak masalah namun jika Aeri sampai ikut bisa gagal semua rencananya.     

"Dia bisa izin untuk libur," ujar Ny Park.     

"Lain kali saja, aku takut dia tertinggal ujian karena sebentar lagi akan kelulusan." Dae Hyun tetap teguh pada pendiriannya.     

Jo Yeon Ho menundukkan kepalanya. Ia merasa kecewa karena tidak bisa ikut ayahnya pargi ke Busan.     

"Yeon Ho, benar kata ayahmu. Jika kau tidak ikut ujian nanti kau tidak akan lulus," bujuk Aeri karena ia juga enggan jika harus ikut ke Busan.     

Terakhir kali bertemu dengan nenek Aeri merasa trauma karena nenek tidak pernah menyukainya. Nenek itu dulu bersikukuh jika Dae Hyun tidak mungkin tidur dengan Aeri. Untunglah mertuanya tetap membela jika tidak maungkin ia dapat menikah dengan Dae Hyun.     

"Baiklah," ucap Jo Yeon Ho sembari mengerucutkan bibirnya.     

"Sekarang makanlah yang banyak, besok ibu akan mengajakmu pergi jalan-jalan," ujar Aeri untuk mengembalikan suasana hati putranya.     

"Benarkah?" ujar Jo Yeon Ho dengan wajah yang penuh semangat.     

Aeri menganggukkan kepalanya yang membuat anak tampak itu tampak sangat senang sekali.     

Setelah selesai sarapan Dae Hyun segera pergi ke kamarnya untuk mengemas beberapa potong pakaian yang akan dibawanya. Aeri menyusul ke kamar tatkala ia sedang menurunkan pakaian dari lemari.     

"Sayang sekali aku tidak bisa ikut," ujar Aeri sembari duduk di sisi ranjang.     

Dae Hyun sama sekali tidak melirik ataupun menanggapinya. Membuat Aeri kesal hingga ia meremas seprai dengan begitu kuat. Ia berusaha menahan diri untuk menghadapi sikap Dae Hyun yang sangat cuek kepadanya.     

"Sini biar aku yang menyusunnya," ujar Aeri.     

"Tidak perlu," tolak Dae Hyun dengan nada dingin. Ia akan membuat Aeri lelah untuk berusaha tetap bertahan di rumah itu. Ia akan tetap bersikap dingin sampai Aeri pergi.     

Dae Hyun segera melangkah ke luar dari kamar tanpa pamit terhadap Aeri. Ia tidak akan terbujuk oleh rayuan seperti dulu.     

==============================     

Begitu selesai sarapan Kim Soo Hyun langsung menuju ke hotel tanpa berlama-lama lagi. Ia bahkan memacu kendaraannya dengan sangat cepat agar bisa segera sampai di hotel.     

Saat tengah mengemudi tiba-tiba saja terpikirkan olehnya untuk menjemput Soo Yin ke kontrakannya. Ia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya.     

Kim Soo Hyun segera membelokkan mobilnya ke arah kontrakan Soo Yin. Ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan tidak jauh dari kontrakan. Ia sengaja tidak turun dari mobil karena ingin memberikan kejutan pada Soo Yin.      

Kim Soo Hyun melirik jam yang melingkar di tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi  namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Soo Yin. Kontrakan itu juga tampak sepi.     

"Mungkin dia sudah berangkat," gumam Kim Soo Hyun yang kembali melajukan kendaraannya menuju ke hotel.     

Begitu sampai di hotel Kim Soo Hyun segera bercermin untuk merapikan rambut dan juga pakaiannya. Ia ke luar dengan langkah yang penuh wibawa dan percaya diri. Sepanjang perjalanannya ke lantai 10 ia bersikap sangat ramah dan melebarkan senyumannya setiap bertemu dengan para karyawan hotel lainnya.     

Beberapa karyawan wanita bahkan begitu terpesona oleh penampilan Kim Soo Hyun pagi ini yang tampak sangat bersemangat.     

"Wah, lihatlah Tuan Kim Soo Hyun hari ini. Ia terlihat sangat tampan," ujar salah satu karyawati yang baru saja berpapasan dengannya.     

"Benar, aku dengar dia menyukai salah satu wanita yang bekerja di hotel ini," ucap karyawan yang lain.     

"Siapa dia?"      

"Entahlah, aku tidak tahu. Pasti wanita itu sangat cantik dan pintar."     

Itulah beberapa obrolan para pekerja wanita yang berpapasan dengannya. Ada juga yang sampai menabrak tiang ketika Kim Soo Hyun tersenyum dengan begitu tampan.     

Ruangan pertama yang dituju Kim Soo Hyun untuk pertama kalinya adalah ruangan Dae Hyun. Ia sudah sangat tidak sabar ingin memberikan hadiah yang ada ada di tangannya. Setelah melalui riset dan banyak pertimbangan akhirnya Kim Soo Hyun memilih sebuah cincin berlian model yang sangat langka dan hanya ada tiga buah di dunia. Ia akan memberikan cincin itu pada Soo Yin sebagai lambang cintanya.     

Pelan-pelan ia membuka pintu sembari merapikan dasi dan berdehem untuk mengatur suaranya karena saat ini dirinya merasa sangat gugup.      

Ia menarik nafas panjang sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan. Pandangannya langsung tertuju pada meja Soo Yin. Sepertinya gadis itu belum tiba sehingga Kim Soo Hyun memutuskan tetap menunggu beberapa saat. Barang kali saat dalam perjalanan taksinya mengalami macet ataupun kerusakan.     

Setengah jam sudah berlalu namun Soo Yin tidak kunjung menampakkan dirinya. Sampai ada seseorang yang tiba-tiba mendorong pintu dari luar.     

Kim Soo Hyun segera berdiri dan tersenyum lebar untuk menyambut kedatangan pujaannya. Ketika melihat siapa yang datang senyum Kim Soo Hyun langsung menghilang karena yang datang ternyata Chang Yuan.     

"Selamat pagi, Tuan," sapa Chang Yuan sembari mengerutkan keningnya. Ia merasa heran dengan Kim Soo Hyun yang justru berdiri di depan meja Soo Yin bukan ke ruangannya.     

"Pagi, Asisten Chang," sahut Kim Soo Hyun dengan wajah datar.      

"Untuk apa anda kemari?" tanya Chang Yuan.     

"Apa kau tahu kenapa Soo Yin Belum juga datang?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Apa anda tidak tahu jika Tuan Dae Hyun membawa Nona Soo Yin pergi bersamanya?" ujar Chang Yuan.     

"Apa?" teriak Kim Soo Hyun. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.     

"Tuan Dae Hyun tadi menghubungi jika aku harus menggantikan tugas Soo Yin untuk membantu anda," sahut Chang Yuan.     

"Jadi Kakakku membawa Soo Yin bersamanya?" tanya Kim Soo Hyun dengan sedikit emosi. Ia sungguh marah kali ini dengan saudaranya.     

Kim Soo Hyun segera merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Berusaha untuk menghubungi Dae Hyun namun nomornya tidak aktif begitu juga dengan Soo Yin.     

"Sial, sepertinya mereka sengaja mematikan ponselnya," gerutu Kim Soo Hyun.     

"Kalau begitu aku akan menyusulnya," ujar Kim Soo Hyun pada Chang Yuan.     

"Maaf, anda tidak boleh pergi karena sebentar lagi akan ada rapat. Sebaiknya anda harus tetap tinggal di hotel sampai Tuan Dae Hyun kembali," ujar Chang Yuan untuk mengingatkan karena begitu banyak jadwal hari ini.     

"Apa tidak bisa kau yang mengurusnya?" protes Kim Soo Hyun.     

"Tidak bisa, Tuan," sahut Chang Yuan.     

Kim Soo Hyun mengacak-acak rambutnya  merasa frustasi karena rencananya kali ini harus gagal lagi. Tanpa berkata apa-apa lagi Kim Soo Hyun segera ke luar dari ruangan itu dan membanting pintunya dengan sangat kuat.     

Chang Yuan hanya menggelengkan kepalanya melihat saudara dari bosnya. Ia juga heran mengapa mereka harus mencintai wanita yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.