Istri Simpanan

Bab 123 - Nenek yang ramah



Bab 123 - Nenek yang ramah

0Soo Yin salah mengira tentang Hae Sok. Setelah mengobrol sedikit ternyata Hae Sok sangat ramah dan menyenangkan. Tidak seperti nenek-nenek tua yang cerewet dan menyebalkan.     

Hae Sok menjamu mereka dengan makanan dan minuman yang masih tradisional.     

"Nenek, biarkan aku saja yang menuangnya," ujar Soo Yin ketika Hae Sok hendak menuangkan air ke gelas mereka.     

"Siapa namamu?" tanya sang nenek sambil mengamati wajah Soo Yin dengan seksama. Meski usia tidak lagi muda namun dari raut wajahnya Hae Sok sangat cantik ketika muda.     

"Saya Soo Yin, Nek," sahut Soo Yin dengan sedikit gugup.     

"Soo Yin, semoga tidak kapok berkunjung ke desa ini," ujar Hae Sok seraya tersenyum.     

"Tentu saja tidak, aku sangat senang bisa berkunjung ke desa yang masih asri," ujar Soo Yin.     

"Dae Hyun, kenapa kau tidak membawa Jo Yeon Ho? padahal nenek ingin juga bertemu dengannya. Dia pasti sudah tumbuh besar sekarang," ujar Hae Sok. Ingin sekali ia melihat cicitnya.     

"Dia beberapa hari ini sedang ujian sehingga tidak bisa ikut. Lain kali aku pasti akan membawanya," sahut Dae Hyun. Setiap datang mengunjungi Hae Sok jarang sekali ia akan menanyakan tentang Aeri. Nenek tidak pernah memaksa Dae Hyun untuk datang bersama dengan Aeri.     

"Lalu bagaimana kabar model itu?" Hae Sok memasang wajah masam.     

"Dia baik-baik saja," sahut Dae Hyun dengan singkat.     

"Apa Nenek tinggal sendirian di rumah ini?" tanya Soo Yin untuk mengalihkan pembicaraan karena Dae Hyun pasti tidak suka membicarakan tentang Aeri.     

"Tidak, aku tinggal bersama beberapa pelayan di sini. Apa kedatanganmu kemari ada maksud tertentu?" Hae Sok menyipitkan matanya. Ia mencium sesuatu yang aneh. Seorang pria beristri mengunjungi neneknya bersama gadis lain bukan istrinya.     

"Dia ingin belajar memasak dari Nenek," sahut Dae Hyun dengan cepat.     

"Benarkah? Hanya itu saja?" tanya Hae Sok.     

"Ha … hanya itu saja, Nek," sahut Soo Yin terbata. Ia memandang sekilas Dae Hyun yang berada di sampingnya.     

"Gadis yang baik, nenek sangat senang jika ada seorang gadis muda mau belajar memasak karena saat ini banyak dari mereka yang memilih membeli makanan instan," ujar Hae Sok disertai anggukan kepala.     

Soo Yin hanya tersenyum tipis mendengarnya. Memang benar perkataan nenek dirinya bahkan tidak bisa masak. Ia mempelajari sedikit setelah menikah dengan Dae Hyun.     

Tidak terasa baru saja mengobrol namun waktu hampir memasuki makan siang sehingga Hae Sok mengajak Soo Yin untuk membantunya memasak di dapur.      

Soo Yin kagum melihat peralatan memasak yang begitu banyak dan masih tradisional.     

Ternyata kekayaan yang dimiliki oleh anak-anaknya tidak menjamin seseorang untuk meninggalkan kehidupan sederhana seperti yang Hae Sok lakukan. Jika orang yang tidak tahu pasti akan mengira jika anak-anaknya tidak ada yang mau mengurusnya padahal faktanya Hae Sok yang tidak mau tinggal bersama mereka.     

Sedangkan Dae Hyun memilih membersihkan kondisi kamar yang akan ditempati oleh mereka masih berantakan. Hae Sok tidak tahu jika cucunya akan datang sehingga belum sempat menyuruh pelayan untuk merapikannya.     

Rumah itu sebenarnya rumah yang pernah ditinggali keluarga Hae Sok dan suaminya besar bersama anak-anaknya sebelum mereka pindah ke berbagai daerah. Rumah ini adalah awal pernikahan dengan kakek Dae Hyun sampai akhirnya mereka pindah ke Ghosan dan sekarang Hae Sok ingin tinggal di sana lagi.     

Soo Yin  yang tengah berada di dapur merasa gembira bisa belajar memasak dengan Hae Sok. Benar kata Dae Hyun jika neneknya memang sangat pandai dalam memasak. Meski tidak banyak membantu namun setidaknya Soo Yin sudah mengerti sedikit dengan bumbu dan rempah-rempah.     

Soo Yin mulai menghindangkan makanan yang sudah matang di meja makan. Sungguh terlihat nikmat dan tidak sabar ingin segera memakannya.     

"Soo Yin, panggil Dae Hyun untuk makan siang," seru Hae Sok yang masih berkutat di dapur. Dia tidak sendirian karena ada pelayan yang membantunya.     

"Baik, Nek," sahut Soo Yin dengan suara yang sedikit kencang.     

Soo Yin segera menghampiri Dae Hyun yang tengah merapikan kamar. Pria tengah duduk telentang dengan kedua tangan sebagai penopang berat badannya. Tubuhnya yang tidak memakai baju tampak mengkilat karena berkeringat.     

"Tuan, nenek memanggilmu untuk makan siang," ujar Soo Yin sembari melongokkan kepalanya ke dalam kamar.     

Dae Hyun menyipitkan matanya. Ia paling tidak suka dipanggil Soo Yin dengan sebutan seperti itu.     

"Bukankah sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu jika hanya ada kita berdua?" Dae Hyun melirik sekilas Soo Yin kemudian membersihkan tangan dari debu dengan menepuknya.     

"Ada nenek di rumah ini," ucap Soo Yin sembari menaikkan sebelah alisnya.     

"Nenek tidak akan dengar," ujar Dae Hyun.     

"Sudahlah, cepat bersihkan diri. Kau tampak sangat kotor sekali." Soo Yin pura-pura menutupi hidungnya.     

"Kemarilah sebentar," panggil Dae Hyun. Dia ingin Soo Yin duduk di sampingnya.     

"Tidak mau karena nenek sudah menunggu," ujar Soo Yin sembari menjulurkan lidahnya.     

"Cepat tolong bantu aku menggaruk punggungku yang terasa gatal," ujar Dae Hyun yang sudah menemukan alasan. Ia pura-pura kesusahan meraih punggungnya.     

Soo Yin melihat ke sekeliling terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada orang baru kemudian ia bergegas masuk. Tak lupa ia juga menutup pintu.     

"Mana?" ujar Soo Yin berjongkok sembari mengamati punggung suaminya.     

Dae Hyun berbalik kemudian merengkuh pinggang Soo Yin yang ramping hingga Soo Yin kini berada di pangkuan Dae Hyun.     

"Bersihkan dirimu terlebih dahulu! kau sangat berkeringat," ujar Soo Yin berusaha untuk berdiri namun kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Dae Hyun yang kuat.      

"Beginilah sebentar saja," ujar Dae Hyun menyandarkan kepalanya di dada Soo Hyun. Ia dapat mendengarnya jantung Soo Yin yang berpacu dengan cepat     

"Jantungmu berdebar sangat keras," ujar Dae Hyun masih menempelkan telinganya di dada Soo Yin.     

"Dae Hyun, nanti nenek memergoki kita," ujar Soo Yin yang mengingatkan bahwa mereka tidak tinggal di rumah sehingga bisa sesuka hati dalam melakukan sesuatu.     

"Memangnya kenapa kalau nenek tahu? itu malah lebih bagus," ucap Dae Hyun dengan santai.      

"Kau ini …." Soo Yin terus meronta agar bisa terlepas dari Dae Hyun.     

"Dae Hyun, Soo Yin! dimana kalian?" Terdengar suara Hae Sok di luar.     

Soo Yin panik karena takut ketahuan sehingga ia sekuat tenaga mendorong tubuh kekar Dae Hyun hingga pria terjengkang.     

Dae Hyun merintih kesakitan saat punggungnya menyentuh lantai dengan keras.     

"Nenek, kami di sini," ujar Soo Yin yang sudah berdiri di tengah pintu untuk melihat Hae Sok.     

"Kalian lama sekali. Cepat ke ruang makan," ujar Hae Sok dari kejauhan namun masih bisa melihat dengan jelas      

"Baik, Nek," sahut Soo Yin.     

"Sayang, tolong bantu aku," ujar Dae Hyun sembari menjulurkan tangannya.     

"Tidak mau!" Soo Yin segera pergi ke kamar sebelah untuk mandi dan berganti pakaian. Beraktivitas di dapur membuat aroma tubuhnya tidak enak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.