Istri Simpanan

Bab 125 - Istri bukan adik



Bab 125 - Istri bukan adik

0Dae Hyun mengajak Soo Yin berkeliling di desa itu karena ia juga merindukan tempat yang sudah lama tidak dikunjunginya. Jika neneknya tidak kembali ke Busan Dae Hyun yakin ia tidak akan pernah lagi mengunjungi desa itu.     

Saat kecil Dae Hyun benar-benar menikmati masa yang menyenangkan di desa itu. Udaranya yang masih segar dan jauh dari polusi. Desa yang penuh dengan kenangan.     

Dae Hyun terus melangkahkan kakinya dengan santai mengikuti Soo Yin yang sudah berjalan jauh di depan. Ia merasa seperti seorang ayah yang sedang mengasuh anak gadisnya. Memang benar jika istrinya masih dikategorikan remaja.     

"Soo Yin, tunggu aku!" seru Dae Hyun agar Soo Yin mendengarnya.     

Soo Yin menoleh ke belakang. Ia tertawa melihat Dae Hyun yang tertinggal jauh darinya.     

"Jalanmu seperti kakek-kakek," cibir Soo Yin sambil terkekeh.     

"Kau ini sungguh keterlaluan," ujar Dae Hyun. Jika saja mereka sedang tidak di jalanan ingin sekali ia meraup bibir mungil yang begitu menggemaskan.     

"Cepatlah kejar aku." Soo Yin berlari-lari kecil untuk semakin menjauhi Dae Hyun.     

Bisa saja Dae Hyun mengejarnya namun dirinya terlalu lemas karena perutnya terasa lapar. Akibat muntah tadi ia kehilangan semua makanan yang sudah masuk di dalam perutnya.     

Dae Hyun terus menyusuri jalan pedesaan hingga ia sampai di depan sebuah rumah. Di halaman terlihat seorang anak kecil yang tengah mengumpulkan batu.     

"Kau bermain sendirian?" tanya Dae Hyun yang berjongkok di depan anak itu. Anak itu mengingatkannya pada dirinya dahulu yang suka mengumpulkan kerikil bersama dengan salah satu penghuni rumahnya.     

"Iya, Paman," sahut anak kecil itu.     

Soo Yin berbalik karena Dae Hyun tak nampak dari pandangannya. Saat berjalan ternyata ia melihat suaminya tengah mengobrol dengan seorang anak laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Jo Yeon Ho.     

"Apa yang kau lakukan?" tanya Soo Yin sembari menyipitkan matanya yang kecil.     

"Tidak ada, aku hanya ingin bermain dengannya sebentar," sahut Dae Hyun yang bangkit berdiri dari berjongkok.     

"Sehun!" seru suara seorang wanita yang berasal dari dalam rumah.     

"Iya, Ibu," sahut anak itu yang ternyata bernama Sehun.     

Seorang wanita muda ke luar dari dalam rumah. Dae Hyun mengerutkan keningnya ketika melihat siapa wanita itu. Melihat wajahnya ia merasa seperti tidak asing dalam ingatannya.     

"Ibu, tadi aku bermain dengan Paman itu," ucap Sehun sambil menunjuk Dae Hyun.     

"Maaf Tuan, jika Sehun nakal," ucap wanita itu dengan tersenyum sangat manis menatap Dae Hyun.     

Soo Yin rasanya ingin mencungkil mata wanita itu yang terus memandangi suaminya. Wanita itu bahkan tidak meliriknya sedikitpun seolah-olah tidak ada dirinya di sana.     

"Yeon Woo?" ujar Dae Hyun dengan terperangah. Ia mengingat wajah yang tidak asing itu.     

"Anda tahu namaku?" ucap Yeon Woo yang sepertinya belum mengingat Dae Hyun.     

"Aku Dae Hyun, dulu pernah tinggal di desa ini," sahutnya.     

"Apa kau cucu nenek Hae Sok?" Yeon Woo perlahan sudah mengingat Dae Hyun.     

"Iya," sahut Dae Hyun.     

Terlalu senang bertemu dengan sahabat masa kecilnya Yeon Woo tiba-tiba saja memeluk Dae Hyun.      

Soo Yin merasa sangat cemburu dengan Yeon Woo hingga tanpa sadar mengepalkan tinjunya dengan kuat. Ia juga memasang ekspresi cemberut dengan napas yang menggebu menahan amarah.     

Dae Hyun melepaskan diri saat melihat Soo Yin yang tampak marah.     

"Siapa gadis ini? apa dia adikmu?" tanya Yeon Woo ketika sudah menyadari ada Soo Yin di antara mereka.     

"Dia …." ucap Dae Hyun yang terpotong.     

"Kenalkan aku, Yeon Woo. Kalian adik kakak namun tidak mirip," kekeh Yeon Woo sembari mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Soo Yin.     

"Aku Soo Yin," sahut Soo Yin dengan ketus tanpa membalas jabatan tangan Yeon Woo.     

'Tentu saja tidak mirip. Kami ini suami istri bukan adik kakak,' ~ gerutu Soo Yin dalam hati.     

"Aku pulang!" pamit Soo Yin sembari melirik dengan tajam suaminya kemudian bergegas pergi dari tempat itu.     

"Sebaiknya aku juga pulang," pamit Dae Hyun pada Yeon Woo. Ia mempunyai firasat buruk kalau istri kecilnya yang tampak sangat marah kali ini.     

Soo Yin terus melangkahkan kakinya sembari memegang hanbok bagian bawah agar tidak tersandung.     

"Dasar pria brengsek!" umpat Soo Yin dengan terus tergesa-gesa melangkahkan kakinya. Ada begitu banyak persimpangan yang telah dilaluinya. Sehingga Soo Yin kehilangan arah. Ia lupa jalan untuk kembali ke rumah Hae Sok.     

"Kemana arah rumah nenek?" ujar Soo Yin. Ia tadi terlalu senang melihat rumah-rumah yang memiliki arsitektur unik sehingga ia tidak begitu memperhatikan jalannya. Warna dan bentuk rumah hampir semuanya mirip sehingga Soo Yin benar-benar kesulitan.     

Setelah membuat beberapa pertimbangan akhirnya Soo Yin memilih berbelok ke arah kanan. Ia semakin jauh melangkahkan kakinya namun sepertinya ia salah jalan karena perlahan tidak ada lagi di arearumah penduduk. Malah ia berdiri di ujung jalan mendekati ke arah lahan pertanian.     

Ia ingin berbalik namun pandangaannya tertuju pada deretan tanaman yang tumbuh subur. Ia ingin sekali melihat-lihat tamanan yang berwarna hijau. Tidak ada salahnya untuk bertanya sehingga Soo menghampiri salah satu petani barang kali mengetahui tentang arah jalan ke rumah Hae Sok.     

"Paman, sepertinya saya tersesat. Dapatkah Paman memberitahu jalan ke rumah nenek Hae Sok?" ujar Soo Yin.     

"Maaf, paman baru tinggal di sini beberapa hari sehingga kurang tahu nama-nama penduduk di sekitar sini," ujar pria paruh baya yang tengah membersihkan rumput.     

"Baiklah, terima kasih," ujar Soo Yin dengan sedikit rasa kecewa. Namun sepertinya lebih baik berbalik ke jalan yang tadi barang kali Dae Hyun tengah mencarinya.     

Soo Yin mencebikkan bibirnya mengingat wanita itu memeluk tubuh suaminya. Ia menendang kaleng dengan kakinya kuat-kuat ketika menemukannya di pinggir jalan.     

"Aduh!" teriak Dae Hyun ketika kepalanya terbentur kaleng. Sejak tadi ia berkeliling untuk menemukan istri kecilnya. Tidak disangka dia menemukannya.     

Soo Yin memandang ke arah Dae Hyun. Ternyata kaleng yang ditendangnya mengenai kepala suaminya. Soo Yin terkekeh geli. Ia sangat senang karena rasa kesalnya terobati.     

"Dari mana saja dirimu? aku mencarimu sejak tadi. Kau membuatku khawatir saja," ujar Dae Hyun. Ia merasa lega dapat menemukan istri kecilnya. Memang benar jika mereka memang seperti kakak adik.     

"Untuk apa kau mencariku? bukankah kau sangat senang dipeluk wanita murahan itu?" sindir Soo Yin dengan nada yang agak sinis.     

"Kau cemburu padanya?" goda Dae Hyun sembari mengulum senyum. Tidak disangka jika istri kecilnya itu cemburu pada Yeon Woo.     

"Ti … tidak. Mana mungkin aku cemburu dengannya. Aku hanya kesal dengan pria yang dipeluk wanita lain namun diam saja. Kau bahkan tampak sangat menikmatinya," cibir Soo Yin sembari menggembungkan pipinya.     

"Dia itu sahabat kecilku. Sudah lama kami tidak bertemu sehingga wajar jika dia mungkin merindukan masa-masa kecil kami," ujar Dae Hyun. Ia tidak tahan jika melihat istrinya cemburu seperti itu.     

"Lalu mengapa kau tidak mengatakan kalau kita suami istri. Kau justru diam saja saat dia mengatakan aku ini adikmu," gerutu Soo Yin. Ia tidak dapat memendam kekesalan yang ada di hatinya.     

"Kalau begitu ikut aku." Dae Hyun memegang pergelangan tangan Soo Yin agar mengikutinya.     

Dae Hyun membawa Soo Yin ke rumah Yeon Woo untuk meluruskan masalah ini.     

Soo Yin mengerutkan keningnya ketika mereka berdiri kembali di depan rumah wanita tadi.      

"Untuk apa kau membawaku kemari?" ujar Soo Yin.     

"Untuk meluruskan yang tadi. Aku akan mengatakan padanya kalau kau adalah istri yang sangat kucintai," sahut Dae Hyun.     

Baru saja Dae Hyun hendak mengetuk pintu ternyata di saat bersamaan Yeon Woo ke luar. Ia tampak terkejut melihat Soo Yin dan Dae Hyun.     

"Apa ada sesuatu?" tanya Yeon Woo sembari mengangkat sebelah alisnya.     

"Tidak ada, aku hanya ingin mengenalkan kepadamu kalau Soo Yin adalah istri …." Belum sempat Dae Hyun selesai mengucapkan kata-katanya Soo Yin sudah membekap mulutnya.     

"Istri?" tanya Yeon Woo yang bingung.     

"Maaf, kami mengganggu anda." Soo Yin segera menarik tangan Dae Hyun agar segera menjauh dari rumah Yeon Woo.     

Yeon Woo menggelengkan kepalanya. Ia merasa ada yang aneh dengan ucapan Dae Hyun. Ia terus memikirkan ucapannya yang belum selesai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.