Istri Simpanan

Bab 128 - Kedatangan Aeri dan Jo Yeon Ho



Bab 128 - Kedatangan Aeri dan Jo Yeon Ho

0Aeri menggandeng tangan Jo Yeon Ho sambil mengamati rumah yang masih sangat tradisional. Ia heran kenapa wanita tua itu mau tinggal di rumah seperti ini. Meski rumahnya cukup luas namun tetap saja tidak lebih menarik rumah modern.     

Begitu pelayan mempersilahkan masuk di ruang tamu juga tidak ada sofa. Yang ada hanya sebuah meja dengan bantal sebagai tempat duduk. Mereka masih berdiri meski pelayan sudah mempersilahkan untuk duduk.     

"Ibu, dimana ayah?" tanya Jo Yeon Ho yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ayahnya.     

"Bersabarlah sedikit, nenek dan ayah sebentar lagi pasti ke luar," ujar Aeri yang berdiri sambil melihat ornamen sekeliling ruang tamu.     

Jo Yeon Ho akhirnya duduk kemudian menyandarkan kepalanya di meja. Setelah perjalanan yang cukup lama membuat tubuh Jo Yeon Ho merasa pegal-pegal.     

Hae Sok akhirnya ke luar. Ia menautkan kedua alisnya ketika melihat kedua orang yang berada di ruang tamu. Ia sepertinya tidak mengenal wajah mereka.     

"Ada yang bisa nenek bantu?" ujar Hae Sok yang langsung membuat Aeri terlonjak kaget.     

"Nenek?" Aeri langsung membungkukkan tubuhnya untuk memberikan salam hormat.     

"Yeon Ho, cepat bangun, beri hormat pada nenek," ujar Aeri.     

"Hallo, Nek," sapa Jo Yeon Ho dengan suara khas anak-anak.     

"Siapa kalian?" tanya Hae Sok.     

"Nenek, aku istri Dae Hyun. Apa Nenek tidak mengingatku?" ujar Aeri.     

Hae Sok mengamati tubuh Aeri dari atas hingga bawah. Ia bahkan memakai gaun pendek dan sedikit ketat masuk wilayah pedesaan. Orang di desa ini pasti akan membicarakannya. Mereka tidak suka jika ada yang masuk desa memakai pakaian yang tidak sopan.     

"Tolong ganti pakaianmu sekarang juga. Aku tidak menerima tamu yang tidak memiliki kesopanan," ucap Hae Sok dengan nada datar.     

"Apa maksud Nenek?" Aeri mengamati pakaiannya sendiri yang memang sedikit tidak sopan.      

"Maaf, aku akan mengganti pakaianku." Aeri Sebenarnya merasa sangat kesal namun tujuannya ke sana adalah untuk merebut hati nenek Dae Hyun sehingga ia harus lebih bersabar lagi. Aeri bahkan sangat tidak suka jika ada seseorang yang mengkritik apapun yang dikenakannya tapi demi mengamankan posisinya ia harus bersikap baik.     

"Ada apa ini?" ujar Dae Hyun baru saja menyusul ke ruang tamu. Ia merasa penasaran siapa tamu yang tiba-tiba datang sepagi itu.      

Soo Yin berjalan di belakang mengikuti Dae Hyun.     

"Ayah?" ujar Jo Yeon Ho terperangah karena melihat sosok yang dirindukannya padahal baru sehari mereka tidak beradu. Ia berdiri kemudian menghampiri Dae Hyun.     

"Yeon Ho?" ujar Dae Hyun dengan terkejut. Ia sama sekali tidak menduga jika Aeri bersama Jo Yeon Ho menyusulnya.     

Soo Yin tak kalah terkejutnya dengan Dae Hyun. Tiba-tiba saja tubuhnya gemetaran. Ia sangat takut jika Hae Sok akan mengatakan semuanya pada Aeri.     

"Kenapa kalian tidak mengabari jika menyusul kemari?" Dae Hyun mengerutkan keningnya.     

"Maaf, kami hanya ingin memberi kejutan pada kalian," sahut Aeri seraya tersenyum.     

Dae Hyun hanya memijat pelipisnya.     

"Sayang, kenapa kau mengajak wanita itu kemari?" Aeri memandang tidak suka ke arah Soo Hyun. Darahnya terasa mendidih ketika Dae Hyun mengajak sekretarisnya. Pria itu bahkan tidak ada niat mengajaknya sama sekali.     

"Aku mengajaknya karena Soo Yin ingin belajar memasak pada nenek," sahut Dae Hyun dengan santai. Dia sama sekali tidak peduli jika Aeri mencurigainya.     

"Aeri, bukankah sudah aku katakan jika kau harus mengganti pakaianmu terlebih dahulu?" ujar Hae Sok untuk mengingatkannya kembali.     

"Baiklah, di mana kamarnya biar aku mengganti pakaianku?" Kini Aeri kembali melembutkan nada suaranya. Tujuannya ke sana adalah untuk membuat Hae Sok menyukainya dengan begitu Dae Hyun tidak akan bisa menceraikannya.     

"Soo Yin, antar model ini ke kamar Dae Hyun," perintah Hae Sok.     

"Nenek, tidak usah memanggilku dengan sebutan seperti itu. Aku merasa malu," ujar Aeri terkekeh kemudian menutupi mulutnya dengan jari.     

"Bukankah kau memang seorang model?" Hae Sok menautkan kedua alisnya.     

"Memang benar, tapi itu dulu. Sekarang aku sudah berhenti karena aku ingin fokus mengurus keluarga kecil kami," ujar Aeri seraya memandang Dae Hyun namun Dae Hyun justru membuang muka. Pria itu sama sekali tidak tertarik dengan akting Aeri.     

"Bagus kalau begitu. Soo Yin, cepat antarkan Aeri," ujar Hae Sok sembari memandang Soo Yin dengan ekspresi yang sulit diartikan.     

"Baik, Nek," ucap Soo Yin sembari menundukkan kepalanya. Ia hanya bisa berharap jika Hae Sok tidak akan marah kepadanya.     

Aeri mengikuti langkah Soo Yin untuk masuk ke dalam sebuah kamar tamu sembari menyeret kopernya. Ia tampak tidak suka melihat kamar itu yang jauh dari kesan mewah. Jika saja posisinya tidak darurat ia tidak akan mau pergi ke desa yang jauh dari fasilitas kota. Beruntung mereka menginap di sini hanya sebentar.     

"Soo Yin, tolong siapkan air hangat karena aku ingin sekalian mandi," ujar Aeri memandang Soo Yin sembari menaikkan sebelah bibirnya.     

"Apa kau tidak bisa menyiapkannya sendiri?" ujar Soo Yin. Ia tidak suka jika Aeri menyuruhnya karena dirinya bukanlah pelayan.     

"Aku lelah bukankah kau di sini datang karena bekerja dengan suamiku sudah sepantasnya kau juga melayaniku," ucap Aeri dengan nada ketus.     

"Ada apa ini?" Dae Hyun masuk ke dalam kamar menyusul dua istrinya karena Soo Yin tak kunjung ke luar. Ia takut Aeri melakukan sesuatu padanya.      

"Sayang, tidak apa-apa. Aku hanya menyuruhnya ke luar namun dia justru masih berdiri di situ. Soo Yin bahkan menawarkan ingin menyiapkan air hangat untukku," ujar Aeri dengan lembut. Ia menghampiri Dae Hyun kemudian memeluk lengannya dengan erat.     

"Lepaskan tanganku!" Dae Hyun berusaha melepaskan pergelangan tangannya dan sedikit menjauhi Aeri.     

"Soo Yin, ayo kita ke luar. Tidak perlu menyiapkan apapun untuknya," ajak Dae Hyun.     

Soo Yin mengikuti langkah Dae Hyun untuk ke luar dari kamar.     

Setelah mereka berdua ke luar Aeri menghentakkan kakinya ke lantai. Ia rasanya ingin membanting koper yang ada di tangannya.      

===============================     

Di ruang tamu Jo Yeon Ho tengah berbincang dengan Hae Sok. Mereka tampak akrab meski baru pertama kali bertemu. Hae Sok melihat Jo Yeon Ho hanya saat ketika baru lahir saja.     

Hae Sok juga sangat menyukai anak itu. Meskipun dirinya tidak menyukai Aeri namun tidak alasan untuk tidak menyukai putranya karena Jo Yeon Ho hanya seorang anak-anak yang tidak berdosa.     

Dae Hyun dan Soo Yin kembali ke ruang tamu. Soo Yin menggigit bibir bawahnya karena Hae Sok kini tampak acuh kepadanya. Soo Yin sudah dapat menduga jika hal ini cepat atau lambat pasti akan terjadi juga.     

Soo Yin kini seperti menjadi wanita asing di rumah itu. Meski Hae Sok juga acuh kepada Aeri tapi setidaknya masih ada sepatah dua patah kata yang ia katakan.     

Soo Yin duduk berjauhan dengan Dae Hyun karena ada Jo Yeon Ho dan juga Aeri. Mereka mengobrol begitu hangat seperti keluarga yang harmonis.     

Barulah saat hendak makan siang Hae Sok mengajak Soo Yin untuk membantunya memasak di dapur. Saat sarapan pelayan yang menyiapkan semua makanannya.     

"Soo Yin, bukankah kau kemari ingin belajar memasak? Jika iya sebaiknya kau membantu pelayan memasak," ujar Hae Sok.     

"Baik, Nek," sahut Soo Yin singkat.     

"Nenek, biarkan aku membantu," ujar Aeri. Sepertinya ini adalah kesempatan untuk mengambil hati Hae Sok.     

"Memangnya kau bisa memasak?" ujar Hae Sok yang tidak yakin dengan Aeri.     

"Tentu saja bisa," ujar Aeri sembari terkekeh. Ia harus bisa mengambil hati Hae Sok jika posisinya lebih aman.     

"Ya, sudah kalian berdua silahkan memasak untuk menyiapkan makan siang. Aku ingin tahu mana yang lebih enak," ucap Hae Sok. Dia ingin tahu apakah benar perkataan model itu.     

Soo Yin terperangah. Ia bahkan sama sekali tidak pandai dalam memasak. Sepertinya Hae Sok memang tengah menguji mereka sehingga Soo Yin akan berusaha yang terbaik.     

"Baik, Nek," ucap Aeri dengan antusias. Sepertinya usahanya untuk meluluhkan hati Hae Sok akan berhasil. Ia tidak akan membuang kesempatan ini untuk mengumpulkan lebih banyak orang lagi yang mendukungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.