Istri Simpanan

Bab 137 - Jangan ceroboh



Bab 137 - Jangan ceroboh

0Dae Hyun dan Kim Soo Hyun baru saja tiba di kediaman Hae Sok karena mobil mereka tadi mengalami masalah di jalan. Dae Hyun masih berada di teras ketika Yeon Woo datang. Sebenarnya ia ingin meninggalkannya di halaman tapi ada rasa tidak enak hati. Bagaimanapun juga ia adalah tamu yang harus dihormati.     

"Ada tamu rupanya," ujar Hae Sok yang baru saja ke teras. Ia memang sudah kenal dengan Yeon Woo. Wanita itu juga yang membantunya menata beberapa barang-barang di rumah ini.     

"Siapa dia, Bu?" tanya Ny. Park yang berdiri di belakang mertuanya.     

"Apa kau tidak mengingatnya? Dia adalah Yeon Woo yang dahulu sering bermain dengan Dae Hyun," sahut Hae Sok.     

"Aku baru ingat sekarang. Ternyata kau sudah tumbuh dewasa,Yeon Woo," ujar Ny. Park dengan mata yang berbinar-binar..     

"Aku ke dalam dulu," pamit Dae Hyun yang ingin membersihkan diri. Ia juga ingin melihat jika Soo Yin sudah benar-benar pulang sehingga membuatnya tenang.     

"Yeon Woo, ayo masuk," ajak Hae Sok.     

"Tidak usah, Nek. Aku hanya mampir sebentar saja karena aku mendengar kabar dari pelayan di rumah ini jika Dae Hyun masuk rumah sakit sehingga saat melewati rumah ini aku ingin mampir," ujar Yeon Woo dengan tersenyum ramah.     

"Apa kau sudah bertemu dengan Dae Hyun sebelumnya?" tanya Ny. Park penasaran.     

"Sekitar dua hari yang lalu aku bertemu Dae Hyun dan istrinya. Ternyata istrinya masih muda ya, tidak kusangka jika Dae Hyun menyukai gadis-gadis muda padahal kupikir tadinya gadis itu adalah adiknya," ujar Yeon Woo sembari terkekeh. Jika Dae Hyun dan Soo Yin tidak kembali lagi pasti ia tidak akan tahu jika Soo Yin adalah istrinya.     

"Gadis muda? Dua hari yang lalu?" tanya Ny. Park dengan alis yang berkerut padahal Aeri baru saja tiba kemarin. Siapa yang dimaksud oleh Yeon Woo?     

"Aku juga ingin mengembalikan sapu tangan ini. Kemarin istri Dae Hyun tanpa sengaja menjatuhkannya di depan rumah kami," ujar Yeon Woo sembari menyodorkan sapu tangan itu pada Ny. Park.     

Hae Sok melebarkan pupilnya ketika melihat sapu tangan itu adalah milik Soo Yin yang sudah disulam. Anak itu memang ceroboh. Jika sampai Ny. Park tahu entah apa yang akan terjadi karena ia sangat membenci seseorang wanita yang menggoda pria yang sudah beristri. Siapapun itu meski keluarganya sendiri.     

"Dimana Sehun? Kenapa kau tidak mengajaknya kemari?" ujar Hae Sok untuk mengalihkan pembicaraan. Sepertinya menantunya sudah mulai curiga. Ia sangat kesal dengan keteledoran Dae Hyun yang sangat sembarangan.     

"Dia sedang bermain. Ya sudah, saya pulang takut Sehun mencariku," pamit Yeon Woo sembari membungkukkan tubuhnya.     

"Terima kasih, Yeon Woo. Hati-hati di jalan," ucap Ny. Park sembari melambaikan tangannya.     

"Bu, apa ini milik Aeri tapi ia baru saja tiba kemarin?" ujar Ny. Park. Ia merasa ada sesuatu yang aneh.     

"Ini adalah milik Soo Yin. Kemarin saat baru saja tiba aku mengajarkannya menyulam," sahut Hae Sok sambil berpikir untuk mencari alasan yang tepat.     

"Tapi kenapa Yeon Woo bilang jika ini milik istri Dae Hyun?" tanya Ny. Park sembari menautkan kedua alisnya.     

"Mungkin Yeon Woo salah mengira. Itu karena waktu itu Dae Hyun hanya berdua saja dengan Soo Yin sehingga karena itu pasti ia mengira Soo Yin adalah istrinya," ujar Hae Sok.     

"Begitu ya." Akhirnya Ny. Park percaya dengan perkataan Hae Sok.     

================================     

Sebelum anak dan menantunya melakukan perjalanan untuk kembali ke Seoul, Hae Sok ingin berbicara berdua saja dengan Dae Hyun karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Memang sifat Soo Yin jauh lebih baik dari Aeri namun tindakan Dae Hyun untuk menikahinya secara diam-diam tetaplah salah dan kelak pasti akan menjadi masalah besar.     

"Ada apa nenek memanggilku?" ujar Dae Hyun yang sudah duduk di depan Hae Sok.     

Hae Sok menatap Dae Hyun dengan ekspresi yang sulit ditebak. Beberapa saat ia tidak mengatakan apapun.     

"Dae Hyun, apa kau mengatakan pada Yeon Woo jika Soo Yin adalah istrimu?" tanya Hae Sok dengan tenang.     

"Iya, Nek," sahut Dae Hyun dengan santai.      

"Apa kau tahu akibat kecerobohanmu itu? Hampir saja ibumu mengetahuinya," ucap Hae Sok dengan nada sedikit meninggi.     

"Bagiku tidak masalah jika ibu mengetahuinya."     

"Dasar anak bodoh! Kenapa kau begitu gegabah? Ibumu memang menginginkan Soo Yin untuk menjadi menantunya tapi bukan denganmu. Ia ingin Soo Yin menikah dengan Kim Soo Hyun," ucap Hae Sok dengan nada lebih tinggi lagi. Hae Sok baru semalam mengetahui jika Kim Soo Hyun menyukai Soo Yin.     

"Aku tahu hal itu, Nek. Aku akan tetap menyembunyikan hubungan kami dari Kim Soo Hyun untuk sementara waktu," sahut Dae Hyun sembari menghela nafas panjang.     

"Kau harus tahu jika kau ketahuan memiliki dua istri maka posisimu sebagai direktur akan terancam," ujar Hae Sok agar cucunya tidak teledor.     

"Aku tidak masalah sama sekali jika aku harus turun dari posisiku. Bagiku Soo Yin sangat berarti dalam hidupku," ucap Dae Hyun dengan tulus. Ia tidak akan mengulangi kesalahannya untuk yang kedua kali. Dia akan memperjuangkan gadis yang dicintainya.     

"Apa kau ingin jika hotel itu jatuh ke anak-anak paman dan bibimu yang lainnya? Apa kau ingin usaha yang dibangun oleh kakekmu hancur secara perlahan?" tanya Hae Sok dengan sorot mata tajam.     

The Silla Seoul Hotel adalah hotel pertama yang dibangun oleh kakek Dae Hyun. Dulu hotel itu hanyalah hotel biasa sebelum akhirnya menjadi hotel bintang lima seperti sekarang itu semua karena kerja keras Park Ji Hoon yang kemudian diteruskan oleh Dae Hyun.     

Hae Sok memiliki satu putra dan dua putri namun suaminya memilih Park Ji Hoon yang mengelola hotel itu karena tidak percaya dengan para menantunya meski begitu mereka akan mendapatkan keuntungan yang sama namun tidak bisa memilikinya. Dua putrinya tentu saja menentang hal itu hingga suatu hari dbuatlah suatu perjanjian jika sampai pemimpin hotel itu berselingkuh dari istrinya maka ia akan kehilangan jabatannya dan akan diadakan rapat untuk menentukan pemimpin baru.     

"Kau harus tahu jika kedua pamanmu sangat ingin jabatan sebagai direktur hotel itu. Kakekmu pasti tidak akan rela jika hotel itu jatuh ke tangan mereka," ujar Hae Sok sembari menerawang jauh ke belakang mengingat bagaimana kedua menantunya yang sangat serakah.     

"Maafkan aku, Nek. Mulai sekarang aku akan berhati-hati," sahut Dae Hyun. Ia lupa akan perjanjian itu. Ternyata cinta sudah membutakan semaunya.     

"Ingat jangan sampai kakekmu yang sudah di atas sana akan kecewa. Kau hanya boleh mengungkapkan hubungan kalian jika kau sudah bercerai dengan Aeri. Atau kau bisa menyerahkan Soo Yin pada adikmu," saran Hae Sok.     

"Tidak akan pernah!" ucap Dae Hyun dengan nada dingin. Ia tidak akan melepaskan Soo Yin Meski badai akan datang menerpa hubungan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.