Istri Simpanan

Bab 140 - Adik untuk Jo Yeon Ho



Bab 140 - Adik untuk Jo Yeon Ho

0Makan malam kali ini sangat damai dan nyaman. Tidak ada keributan yang ditimbulkan oleh kedua pria itu. Namun ada yang aneh dengan sikap Dae Hyun kali ini yang ekspresinya tetap menegang.     

Soo Yin hanya meliriknya sekilas karena ibu mertuanya selalu mengajaknya mengobrol. Soo Yin tidak memperhatikan ibu mertuanya yang berbicara sehingga obrolan mereka terkadang tidak nyambung. Meski begitu Ny. Park hanya terkekeh geli ketika mendengar jawaban Soo Yin yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang ia lontarkan.     

Aeri yang duduk di sebelah Dae Hyun merasa cemburu dengan kedekatan Soo Yin dengan ibu mertuanya. Padahal seharusnya ia yang berada di posisi itu saat ini.     

Kim Soo Hyun yang duduk di seberang Soo Yin terus saja memandangnya tanpa ada rasa bosan sama sekali. Ia senyum-senyum sendiri ketika sesekali tanpa sengaja bertemu pandangannya dengan pujaan hatinya.     

Park Ji Hoon sedang tidak ada di rumah. Ia sedang mengadakan perjalanan ke Jepang beberapa hari. Awalnya Ny. Park ingin ikut tapi karena mendengar kabar jika Dae Hyun masuk rumah sakit ia memilih pergi ke Busan saja.     

Soo Yin terus menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Ia duduk di samping Jo Yeon Ho sehingga sesekali ia menyuapkan makanan untuk anak itu. Sungguh tidak bisa dibayangkan jika sekarang dirinya sudah memiliki anak. Walaupun Jo Yeon Ho bukan anak kandungnya namun tetap saja ia bisa dibilang anaknya karena Jo Yeon Ho adalah darah daging dari suaminya.     

Dae Hyun sangat tidak berselera untuk makan sehingga ia hanya makan sedikit saja. Ia hanya mengamati Soo Yin yang tengah menyuapi putranya. Tidak disangka jika Soo Yin sudah banyak berubah meski sifat kekanakannya terkadang masih ada.     

"Aeri, apa kalian tidak ada niat untuk memberikan adik untuk Yeon Ho?" ujar Ny. Park membuka pembicaraan agar suasana menjadi lebih hidup. Ia sudah selesai makan.     

Semua orang yang berada di sana langsung memandang ke arah Ny. Park. Terutama Dae Hyun yang memandangnya dengan tatapan tidak suka.     

"Dae Hyun, kenapa kau nampak tidak suka seperti itu?" tanya Ny. Park. Ia heran dengan hal ini jika anak sulungnya selalu saja menghindar jika ditanya mengenai memiliki anak lagi. Padahal sudah waktunya mereka memiliki adik untuk Jo Yeon Ho.     

Dae Hyun memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia sangat tidak suka dengan ide ibunya. Nanti ia akan memberikan cucu yang banyak untuk ibunya tapi bukan dengan Aeri.     

"Kalian sebaiknya memiliki anak lagi agar hubungan kalian menjadi lebih harmonis karena anak akan membawa keberuntungan," ujar Ny. Park sembari memandang menantunya.     

Aeri hanya tersenyum tipis mendengar permintaan ibu mertuanya. Bagaimana mungkin mereka memiliki anak lagi jika Dae Hyun tidak pernah lagi menyentuhnya. Aaeri tiba-tiba saja mendapatkan ide mengenai hal itu.     

"Kami akan memikirkannya nanti, Bu," sahut Aeri.     

"Baguslah, jangan sampai terlambat karena usia kalian akan semakin tua," ucap Ny. Park.     

"Soo Yin, jika kelak nanti kau menikah dengan Kim Soo Hyun kalian harus memberikan ibu cucu yang banyak," lanjutnya sembari memandang Soo Yin.     

Soo Yin justru melirik Dae Hyun sekilas yang memasang wajah masam.     

"Tentu saja, Bu," sahut Kim Soo Hyun. Dengan senang hati ia akan memberikan cucu yang banyak untuk ibunya.     

Soo Yin hanya diam saja. Terlalu lama berada di rumah itu membuat kepalanya terasa pusing. Ia ingin segera pulang saja ke villa Pyeongchang-dong.     

"Ibu, jangan terlalu berharap. Belum tentu juga Soo Yin mau menikah dengan Kim Soo Hyun," sindir Dae Hyun sembari mendengus kesal.     

"Ibu, lihatlah kakak. Ia tampak tidak suka jika aku mendekati Soo Yin," ujar Kim Soo Hyun yang menaikkan nada suaranya.     

"Sudahlah, jangan dengarkan kakakmu," ujar Ny. Park.     

"Soo Yin, sebaiknya kau ku antarkan pulang malam ini," ujar Dae Hyun sembari memandang istri kecilnya.     

"Baik, Tuan," sahut Soo Yin singkat. Sepertinya Dae Hyun bisa membaca pikirannya yang ingin segera pulang.     

"Tidak, malam ini Soo Yin menginap di sini saja. Kau tega sekali pada sekretarismu sehingga menyuruhnya untuk pulang," sergah Ny. Park sembari menatap tajam Dae Hyun.     

"Bukan begitu, Bu," ujar Dae Hyun.     

"Tidak usah khawatir, biar besok Kim Soo Hyun yang mengantarkannya pulang jika kau tidak mauj," ucap Ny. Park.     

"Tentu, Bu," sahut Kim Soo Hyun dengan raut wajah bahagia. Ia sama sekali tidak keberatan untuk mengantarkan Soo Yin pulang.     

Dae Hyun memilih bangkit dari duduknya. Percuma saja membantah perkataan ibunya karena ia tidak akan pernah menang. Ia segera meninggalkan ruang makan.     

Aeri juga ikut membuntuti langkah suaminya. Ia harus bisa memiliki anak jika ingin bertahan di rumah ini. Sebuah cara licik terbersit dalam pikirannya namun tidak sekarang karena ia tidak memilikinya.     

Begitu masuk ke dalam kamar ternyata Dae Hyun tengah berada di kamar mandi karena ada suara gemericik air yang terdengar di sana.     

Aeri mengunci pintu kemudian mengganti pakaiannya dengan sebuah lingerie yang sangat sexi. Belahan dada yang terbuka lebar hampir menampakkan dua buah benda sintal miliknya. Aeri menatap tubuhnya di cermin dengan penuh percaya diri. Selama ini tidak ada seorang pria pun yang menolak melihat kemolekan tubuhnya.     

Aeri segera duduk di sisi ranjang sembari menyilangkan kakinya hingga pahanya yang begitu mulus terlihat menggoda. Kaki jenjangnya yang putih mulus seperti porselen pasti membuat pria yang melihatnya akan terpesona. Tidak sia-sia perawatan kulit mahal yang selama ini dilakukannya setiap seminggu sekali.     

Dae Hyun sudah selesai membersihkan diri. Ia memandang sekilas penampilan Aeri dengan alis yang berkerut kemudian dengan acuh berdiri di depan cermin sembari mengeringkan rambutnya.      

Aeri tetap bersabar sembari berhitung di dalam hati. Ia sangat yakin jika sebentar lagi Dae Hyun akan mendekatinya. Sudah lama Aeri merindukan setiap sentuhan dari Dae Hyun karena entah berapa lama pria itu tidak menyentuhnya sehingga seringkali ia memilih Han sebagai pelampiasan.     

Kini Dae Hyun sudah selesai mengeringkan rambutnya tanpa melirik Aeri sedikitpun. Ia berpura-pura tidak melihatnya.     

Aeri mulai hilang kesabaran sehingga ia berdiri untuk menghampiri Dae Hyun dengan berlenggak-lenggok sehingga membuat tubuhnya yang terekspos bebas terlihat sangat sexi. Ia melingkarkan lengannya ke pinggang Dae Hyun belakang. Tidak mendapatkan respon seperti yang diharapkan olehnya tangan kanannya mengusap lembut perut Dae Hyun yang berotot dengan dada yang ditumbuhi bulu-bulu halus.     

Dae Hyun tetap dalam posisinya pura-pura tidak menyadari keberadaan Aeri. Meski ada sesuatu yang menggelitik di tubuhnya namun ia akan menahannya.     

"Sayang, benar kata ibu. Sebaiknya kita memiliki adik untuk Yeon Ho," ucap Aeri dengan sensual di telinga Dae Hyun. Tangannya terus bergerilya dengan perlahan melepaskan handuk yang melingkar di pinggang Dae Hyun.     

Bersambung .....     

Terima kasih buat readers yang sudah mendukung cerita ini :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.