Istri Simpanan

Bab 141 - Tidak usah bermimpi



Bab 141 - Tidak usah bermimpi

0Dae Hyun menyadari jika tangan Aeri hendak menyentuh sesuatu yang sensitif di tubuhnya. Dengan cekatan ia mencekal tangan Aeri kemudian menghempaskannya dengan kasar sebelum Aeri berhasil melepaskan handuk yang melilit di pinggangnya.     

"Tidak usah bermimpi! Kau bisa mencari pria lain jika ingin memiliki anak lagi," cibir Dae Hyun dengan mengangkat sebelah bibirnya ke atas.     

"Kau kenapa selalu saja tidak menghargai diriku sebagai istri?" teriak Aeri dengan emosi yang memuncak karena sudah sangat lama dia tahan.     

"Benarkah?" Dae Hyun berbalik sembari tersenyum miring ke arah Aeri.     

"Kalau begitu cari pria lain saja yang bisa menghargai dirimu misalnya Han. Dia pasti sangat menghargaimu," bisik Dae Hyun dengan sensual tepat di daun telinga Aeri. Ia tidak ingin dibohongi oleh wanita licik itu lagi.     

"Kenapa kau selalu menuduhku bersama dengannya?" ujar Aeri dengan suara meninggi.     

"Sudahlah, tidak usah mengelak. Pergilah bersamanya biarkan Jo Yeon Ho bersamaku. Aku akan mencarikan ibu putraku yang jauh lebih baik darimu," ujar Dae Hyun dengan nada datar.     

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" ucap Aeri dengan bibir bergetar.     

"Menyerahlah, Aeri! Apa kau tidak merasa lelah dengan kepura-puraan ini?" ujar Dae Hyun.     

"Tentu saja tidak, aku tidak akan pernah menyerah sampai kau mencintaiku," ujar Aeri.     

"Oh, atau kau sudah memiliki wanita di luar sana sehingga kau mengatakan hal itu? Aku ingin tahu wanita mana yang sanggup bersaing denganku," lanjutnyai dengan tersenyum licik.     

"Ada ataupun tidak itu bukanlah urusanmu. Meskipun ada wanita lain di hatiku itu sudah pasti akan jauh lebih baik darimu," ucap Dae Hyun sembari mendengus. Ia memilih melangkahkan kakinya ke ruang ganti karena tidak ingjn berdebat lagi dengan Aeri.     

Tanpa mereka ketahui sejak tadi Jo Yeon Ho tengah menguping pembicaraan mereka. Ia tidak terlalu tahu apa yang sebenarnya mereka katakan namun dari cara mereka berbicara Jo Yeon Ho mengambil kesimpulan bahwa ayah dan ibunya bertengkar lagi.     

Jo Yeon Ho merasa sangat sedih jika sampai orang tuanya berpisah seperti yang dikatakan oleh Aeri beberapa hari yang lalu jika mereka berpisah maka ia akan memiliki ibu tiri yang kejam. Jo Yeon Ho langsung berlari menuruni tangga untuk menyembunyikan diri. Ia tidak ingin bertemu dengan orang tuanya sebelum mereka berjanji tidak akan berpisah.     

Begitu selesai berganti pakaian Dae Hyun segera keluar dari ruang ganti tanpa melirik Aeri. Ia melangkahkan kakinya ke luar dari kamar. Seperti biasa ia akan tidur di ruang kerjameskipun terkadang sampai larut ia tidak akan bisa memejamkan matanya.     

Aeri merasa sangat emosi dengan pernyataan dari Dae Hyun. Ia akan mencari tahu siapa wanita yang sudah merayu suaminya sehingga ia menginginkan untuk berpisah. Padahal selama menikah tujuh tahun Dae Hyun sama sekali belum pernah mengatakan hal itu. Meski mereka pura-pura bersikap baik tapi Dae Hyun tidak pernah mengucapkan kata pisah. Pria itu juga tidak masalah jika dirinya jarang pulang ke rumah.     

Aeri menarik seprai yang terpasang dengan rapi kemudian membuangnya di lantai. Ia juga meraih ponselnya yang berada di atas meja rias. Membantingnya ke lantai hingga berbentuk serpihan-serpihan kecil.     

"Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu!" ucap Aeri seraya melemparkan botol parfum ke cermin hingga cermin itu menjadi pecah. Ia meraih salah satu serpihan kaca yang cukup tajam kemudian meremasnya hingga telapak tangannya berdarah. Ia sama sekali tidak merasakan rasa perih itu sama sekali.     

================================     

Salah satu pelayan yang bernama Eun Hee memasuki kamar Jo Yeon Ho karena tadi ia sudah berjanji untuk membacakan cerita baru untuknya. Ia adalah pengasuh yang sering menemani Jo Yeon Ho tidur.     

"Yeon Ho, dimana kamu?" ujar Eun Hee sembari mengetuk pintu kamar mandi namun pintu itu ternyata tidak terkunci.     

Ranjangnya juga masih rapi seperti saat sore tadi ia merapikannya. Eun Hee memutuskan untuk ke luar dari kamar. Barang kali Jo Yeon Ho tengah menonton televisi di bawah bersama dengan neneknya. Ia tadi tidak memperhatikan ketika melewati ruang keluarga ada Jo Yeon Ho atau tidak.     

Begitu Eun Hee sampai di lantai bawah ia memeriksa ruang tamu hingga ruang keluarga tidak ada siapa-siapa sehingga Eun Hee terus mencarinya hingga ke dapur. Ia juga meminta bantuan kepada para pelayan lain untuk ikut mencari Jo Yeon Ho. Setelah setengah jam mencari tetap saja anak itu belum ditemukan sehingga Eun Hee menjadi sangat takut.     

Seandainya ia tidak ke kamarnya terlebih dahulu pasti ia akan mengetahui keberadaan anak asuhnya.     

"Eun Hee, ada apa?" tanya Ny. Park. Ia baru saja menuruni tangga hendak ke dapur untuk mengambil air minum karena merasa tenggorokannya kering.     

"Nyonya, tuan kecil … tuan kecil menghilang," ucap Eun Hee dengan terbata menahan tubuhnya yang gemetar. Ia saat ini benar-benar merasa ketakutan.     

"Apa maksudmu Yeon Ho menghilang?" tanya Ny. Park dengan membelalakkan matanya.     

"Tuan kecil tidak ada di kamarnya. Saya juga sudah memeriksa seluruh penjuru rumah ini namun tidak ditemukan," ujar Eun Hee sembari menunduk. Ia merasa takut jika anak yang diasuhnya tidak ditemukan.     

"Apa kau sudah dengan benar mencari Jo Yeon Ho di kamarnya? Biasanya ia tidak pernah kemana-mana," ujar Ny. Park.     

"Benar, Nyonya. Saya bersama pelayan  lain sudah mencarinya," sahut Eun Hee. Ia hanya bisa pasrah jika sebentar lagi akan dipecat.     

Ny. Park segera menaiki tangga yang menuju ke kamar Dae Hyun. Ia segera mengetuk pintu untuk segera memberitahukan hal ini karena mereka berdua Sepertinya belum mengetahuinya.     

"Aeri, bangunlah," panggil Ny. Park sembari terus mengetuk pintu.     

Mendengar ibu mertuanya memanggil dari luar Aeri segera bangun dari duduknya yang masih di lantai.  Buru-buru ia mengganti pakaiannya yang lebih tertutup. Ia melangkahkan kakinya melewati serpihan kaca yang berserakan. Tangannya yang terluka masih meninggalkan noda darah kering di sana.     

"Ada apa, Bu?" tanya Aeri sembari menutup pintu rapat-rapat. Ia tidak ingin ibu mertuanya melihat kondisi kamarnya yang sangat berantakan.     

"Dimana Dae Hyun? Katakan padanya jika Yeon Ho tidak ada di kamarnya," ujar Ny. Park.     

"Kenapa dengan Yeon Ho, Bu?" Dae Hyun yang mendengar suara ibunya langsung ke luar dari ruang kerjanya.     

"Yeon Ho menghilang. Cepat cari dia sekarang juga," ucap Ny. Park.     

"Bukankah dia tadi ada di kamarnya?" Dae Hyun memijat kepalanya. Tanpa mendengarkan jawaban ibunya Dae Hyun segera mengecek keberadaan Jo Yeon Ho di dalam kamarnya. Ternyata memang kosong sehingga membuat Dae Hyun  panik.     

Dae Hyun segera menuruni tangga diikuti oleh yang lainnya. Ia menyuruh semua pelayan dan para pengawal berkumpul. Ia ingin semuanya mencari keberadaan Jo Yeon Ho ada dimana. Sebagai seorang ayah ia merasa cemas takut terjadi sesuatu pada putranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.