Istri Simpanan

Bab 144 - Maaf, jika aku menyakitimu



Bab 144 - Maaf, jika aku menyakitimu

0Soo Yin mendorong pintu pelan-pelan agar tidak membangunkan Jo Yeon Ho. Begitu sampai di sisi ranjang ia tersenyum melihat Jo Yeon Ho yang masih tertidur dengan damai. Ia mengulurkan tangannya untuk membetulkan selimut yang sudah berantakan.     

"Maafkan aku, Yeon Ho," ucap Soo Yin lirih sembari mengusap rambut anak itu sebentar. Ia merasa sangat bersalah jika sampai menyakiti perasaan anak itu.     

"Maaf, jika suatu saat nanti aku akan menyakiti hatimu," gumam Soo Yin sembari menghela napas pelan.     

'Tuhan, apa yang harus aku lakukan?' ~ ucap Soo Yin dalam hati.     

Soo Yin kemudian mengemasi barang-barangnya kembali ke dalam tas. Ia sungguh ingin segera pulang ke villa Pyeongchang-dong. Sebaiknya sebelum sarapan dia harus pulang. Ia juga merasa tidak enak jika terlalu lama berada di rumah itu. Apalagi Aeri tampaknya semakin tidak menyukainya setelah pulang dari Busan. Entahlah, Soo Yin merasa jika Aeri mulai curiga terhadapnya.     

Tok … tok … tok ….     

Suara ketukan pintu membuyarkan Soo Yin dari lamunannya. Ia segera melangkahkan kakinya menuju pintu untuk membukanya. Ternyata di sana sudah ada Ny. Park bersama dengan Aeri. Soo Yin mengerutkan keningnya melihat dua orang wanita yang berdiri di depannya.     

"Mana Yeon Ho?" tanya Aeri yang langsung mendorong tubuh Soo Yin yang berdiri di depan pintu. Hampir saja Soo Yin terjengkang jika tidak berpegangan pada knop pintu. Ia menerobos masuk untuk melihat keadaan putranya. Ia bisa bernafas lega karena putranya baik-baik saja sehingga ia berbalik ke depan pintu lagi.     

"Semalaman kami sibuk mencari Jo Yeon Ho tapi kau justru menyembunyikannya di sini. Atau kau memang sengaja membuat kami merasa cemas?" ujar Aeri dengan bersulut emosi. Setiap melihat gadis itu amarahnya langsung ingin meledak terlebih semalam ia sangat kesal dengan Dae Hyun sehingga ia butuh pelampiasan.     

"Aeri, pelankan suaramu. Jangan sampai membangunkan Jo Yeon Ho. Ibu yakin jika semua itu bukan kesalahan Soo Yin," ujar Ny. Park yang membela calon menantunya.     

"Ibu, aku sangat yakin jika dia sengaja melakukannya. Jika tidak, kenapa dia tidak keluar dari kamarnya di saat semua orang sibuk mencari keberadaan Yeon Ho. Apa dia tuli sehingga tidak mendengar keributan yang terjadi," ucap Aeri yang tersenyum miring sembari mengangkat sebelah bibirnya ke atas.     

"Aeri, jaga ucapanmu. Ibu tidak suka kau selalu menyalahkan Soo Yin. Seharusnya Sebagai seorang ibu kau yang harus mengetahui keberadaan putramu," ujar Ny. Park dengan raut wajah tidak suka.     

"Ibu, seandainya dia semalam berkata jujur pasti semua orang tidak akan repot. Ini semua karena kesalahannya," ucap Aeri dengan tatapan penuh kebencian ke arah Soo Yin.     

"Sudahlah, yang terpenting Jo Yeon Ho sekarang baik-baik saja. Berhenti menyalahkan Soo Yin," ujar Ny. Park.     

"Tapi, Bu …." Aeri hendak membantah namun sepertinya percuma saja. Entah ilmu sihir apa yang dimiliki Soo Yin sehingga semua orang tampak menyukainya.     

"Soo Yin, apa semalam Yeon Ho mengganggu tidurmu?" tanya Ny. Park seraya tersenyum hangat. Ia ingin membuat calon menantunya tidak merasa tertekan sehingga cara bicaranya ketika dengan Aeri sangat berbanding terbalik. Ia berbicara dengan lemah lembut jika kepada Soo Yin.     

Aeri memutar bola matanya ketika mendengar mertuanya yang berbicara dengan lembut.      

'Lihatlah nanti kau gadis si*lan, aku akan membuat keluarga ini tidak menyukaimu lagi,' ~ batin Aeri sembari mengepalkan tinjunya. Setiap ada Soo Yin keberadaannya menjadi tersingkir dan diacuhkan ibu mertuanya.     

"Tidak, Bu," sahut Soo Yin seraya tersenyum tipis.     

"Syukurlah, ibu takut jika Yeon Ho mengganggumu sehingga kau tidak bisa tidur dengan nyenyak," ucap Ny. Park.     

"Tidak sama sekali, dia anak yang sangat baik." Soo Yin mengulangi jawabannya untuk meyakinkan Ny. Park.     

"Apa kau akan pulang pagi ini? Bagaimana jika nanti sore saja?" pinta Ny. Park dengan penuh harap.     

"Ibu, dia juga harus pulang untuk istirahat. Soo Yin juga memiliki pekerjaan di rumahnya," ucap Dae Hyun yang entah sejak kapan sudah berdiri bersama mereka.     

Jo Yeon Ho yang sedang terlelap akhirnya terbangun karena suara obrolan di depan pintu cukup menganggu indra pendengarannya. Ia bergegas turun dari ranjang ketika mendengar Soo Yin akan segera pulang.     

"Kakak, jangan pulang," ujar Jo Yeon Ho yang memasang wajah masam. Ia memegang baju Soo Yin.     

"Yeon Ho, biarkan saja dia pulang. Masih ada ibu di sini," ujar Aeri sembari mengulurkan tangannya untuk memegang pundak Jo Yeon Ho namun anak itu justru bersembunyi di balik tubuh Soo Yin.     

Jo Yeon Ho masih ketakutan sekaligus sedih teringat semalam mendengar pertengkaran antara ayah dan ibunya.     

"Yeon Ho, Kak Soo Yin juga punya urusan sehingga ia harus pulang terlebih dahulu," bujuk Dae Hyun.     

Jo Yeon Ho menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat sedih karena tidak ada tempat untuk mencurahkan isi hatinya jika Soo Yin pulang.     

"Aku ingin ikut Kakak saja, aku tidak ingin bersama ayah dan ibu," ucap Jo Yeon Ho sembari menyembunyikan wajahnya di baju Soo Yin.     

Dae Hyun berjongkok untuk membujuk putranya. Sepertinya benar dugaannya semalam jika Jo Yeon Ho mendengarkan keributan antara dirinya dengan Aeri.     

"Yeon Ho, kau bisa bersama Nenek jika tidak ingin bersama ayah dan ibu," bujuk Dae Hyun. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih pergelangan tangannya.     

"Soo Yin, rupanya kau telah meracuni pikiran putraku sehingga ia tidak mau bersama kami," ucap Aeri  sembari berkacak pinggang.     

"Aeri, diamlah!" ujar Dae Hyun dengan nada dingin.     

Aeri mengepalkan tinjunya mendengar Dae Hyun yang justru membentaknya.     

"Yeon Ho, memangnya kenapa kau tidak ingin bersama ayah dan ibu?" Kini Ny. Park ikut berjongkok. Ia seperti mencium ada yang tidak beres pada putra dan menantu. Dae Hyun juga pernah bersikap seperti ini beberapa bulan yang lalu     

Jo Yeon Ho memandang ayah dan ibunya secara bergantian kemudian menggelengkan kepalanya perlahan. Ia hanya merasa marah dengan orang tuanya sehingga ia tidak ingin bersama mereka. Ia juga takut mendengar suara ibunya yang berteriak.     

"Tuan Kecil, bibi semalaman mencarimu," ujar Eun Hee yang tiba-tiba datang. Ia sangat bersyukur karena melihat anak asuhnya baik-baik saja.     

Jo Yeon Ho langsung berlari ke arah Eun Hee kemudian memeluk kakinya. Selama ini anak itu memang lebih dekat dengan pengasuh dari pada dengan orang tuanya.     

"Ayo kita mandi terlebih dahulu. Nanti bibi akan mengajakmu pergi jalan-jalan ke taman," bujuk Eun Hee dengan lembut.     

Jo Yeon Ho tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.     

Setelah Eun Hee berhasil membujuk Jo Yeon Ho untuk bermain bersamanya akhirnya Soo Yin bisa pulang. Tidak perlu menunggu lama karena Dae Hyun langsung menawarkan diri untuk mengantarkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.