Istri Simpanan

Bab 145 - Bertemu di saat sudah beristri



Bab 145 - Bertemu di saat sudah beristri

0Dae Hyun yang mengantarkan pulang Soo Yin. Awalnya Ny. Park sudah menyuruh Kim Soo Hyun yang mengantarkannya namun kebetulan sekali jika Kim Soo Hyun sedang mandi sehingga Dae Hyun langsung membawanya kabur. Ia tidak akan rela jika Soo Yin pulang bersama saudaranya seperti dari Busan kemarin.     

"Apa kalian semalam bertengkar lagi?" tanya Soo Yin ketika mobil sudah meninggalkan kawasan UN Village.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun sembari mendesah pelan.      

"Apa kalian tidak sadar jika Jo Yeon Ho tahu mengenai hal itu? Tidak bisakah kalian menyembunyikan dari Jo Yeon Ho?" ucap Soo Yin dengan sedikit emosi.      

"Dari mana kau mengetahuinya?" tanya Dae Hyun dengan alis yang berkerut.     

"Jo Yeon Ho mengatakannya semalam. Dia mengira jika kalian akan berpisah," sahut Soo Yin dengan fokus memandang ke jalanan yang mereka lewati. Ada rasa bersalah yang mendalam di hatinya saat ini. Ia tidak tega jika suatu saat nanti Jo Yeon Ho mengetahui jika orang tuanya berpisah.     

"Sebaiknya kalian pikirkan baik-baik jika ingin berpisah," ucap Soo Yin dengan rasa yang sesak di dadanya. Tanpa sadar buliran kristal mengalir dari pelupuk matanya.     

Dae Hyun memandang ke arah Soo Yin ketika mendengar pernyataan yang sama sekali tidak ingin didengar.     

"Apa maksudmu?" Dae Hyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup sepi. Ia cukup terkejut mendengar pernyataan istri kecilnya.     

"Bukankah ini yang kita tunggu agar aku segera berpisah dengan Aeri. Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau sudah berubah pikiran?" tanya Dae Hyun bertubi-tubi dengan sorot mata yang tajam. Ia terbawa emosi Soo Yin tiba-tiba mengatakan hal itu.     

"Aku tidak ingin menyakiti Jo Yeon Ho," ucap Soo Yin seraya memandang Dae Hyun dengan wajah yang sudah berlinang air mata.     

"Justru jika aku tetap bersama Aeri maka Jo Yeon Ho kelak akan lebih tersakiti," ucap Dae Hyun dengan nada sedikit tinggi. Pertengkaran semalam antara dirinya dengan Aeri serta baru saja mengetahui jika ibunya berniat melamar Soo Yin untuk Kim Soo Hyun membuat emosinya naik.     

"Kau tahu semalam dia memintaku untuk mengatakan pada kalian jika dia tidak ingin orang tuanya berpisah. Jika nanti dia tahu jika akulah penyebab perceraian orang tuanya, masih bisakah dia menerimaku?" teriak Soo Yin dengan rasa yang sesak di dadanya. Air mata yang tertahan kini tak dapat dibendung lagi hingga begitu deras membasahi pipi.     

Dae Hyun mendekap tubuh Soo Yin ke dalam pelukannya. Kini ada rasa bersalah yang mengalir di darahnya.      

"Kenapa aku harus bertemu denganmu di saat kau sudah memiliki istri? Kenapa Tuhan tidak adil dengan kehidupanku?" Tangis Soo Yin kini pecah. Ia meraung sembari memukul dada Dae Hyun untuk melampiaskan amarah yang berkecamuk di hatinya.     

"Maafkan aku." Hanya kalimat itu yang terucap di bibir Dae Hyun. Ia terus mendekap Soo Yin meski istrinya terus meronta.     

"Kenapa aku harus bertemu denganmu?" ucap Soo Yin dengan bibir bergetar di sela isak tangisnya. Ia kini memukul dada suaminya dengan pelan karena tubuhnya terasa lemas.     

Dae Hyun melepaskan pelukannya. Ia memegang pundak Soo Yin dengan kedua tangannya. Dengan wajah yang berlinang air mata Soo Yin mengangkat kepalanya untuk menatap mata Dae Hyun.     

"Sayang, aku mohon jangan terpengaruh oleh Yeon Ho. Dia hanya anak-anak yang belum mengerti tentang sifat ibunya. Kau harus tahu jika dulu Yeon Ho tidak menyukai Aeri karena ia selalu sibuk. Dia dekat ibunya hanya baru-baru ini saja," ucap Dae Hyun mencoba menjelaskan jika hubungannya dengan Aeri tidak mungkin bertahan lagi. Seandainya Aeri merubah sikapnya sebelum bertemu dengan Soo Yin mungkin masih bisa dipertimbangkan untuk memaafkannya. Namun sekarang semuanya sudah terlambat ditambah lagi jika ia memiliki bukti Aeri berselingkuh dengan Han, salah satu orang kepercayaannya.     

"Apakah kau ingin melihatku selalu dibohongi oleh wanita licik itu?" Dae Hyun memegang dagu Soo Yin untuk menatap matanya.     

Soo Yin menurunkan pandangannya sembari menggeleng pelan. Ia hampir lupa jika beberapa waku lalu memergoki Aeri sedang bermesraan dengan Han. Ia tidak rela jika Dae Hyun terus bersama wanita licik itu. Lalu, bagaimana dengan Jo Yeon Ho yang sudah terlanjur percaya padanya?     

"Soo Yin, aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin berpisah denganmu apalagi harus merelakanmu bersama dengan Kim Soo Hyun," ucap Dae Hyun dengan nafas berat. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata di pipi Soo Yin.     

"Aku juga mencintaimu," ucap Soo Yin lirih sembari menundukkan kepalanya.     

Pilihannya kini terasa sangat berat. Ia hanya berharap jika suatu saat nanti Jo Yeon Ho tidak akan membencinya.     

"Aku mohon bersabarlah atau sekarang juga kita berkata jujur pada ibu?" Dae Hyun tidak peduli jika hotel itu akan jatuh ke tangan pamannya. Demi hotel itu ia sudah terlalu banyak mengorbankan perasaannya.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya ketika Dae Hyun hendak mengemudikan mobilnya kembali. Ia memegang lengan Dae Hyun agar ia tidak jadi mengemudikan mobilnya.     

"Aku akan mencoba untuk bertahan," ucap Soo Yin sembari memejamkan matanya sejenak.     

"Aku sudah mengurus gugatan cerai namun surat itu belum keluar. Setelah surat itu keluar aku akan segera meminta Aeri untuk menandatanganinya," ucap Dae Hyun sembari mengusap air mata Soo Yin dengan ibu jarinya. Melihat istrinya menangis membuat luka di dadanya semakin menganga.     

"Aku yakin jika Aeri tidak akan mau menandatanganinya. Lagi pula orang tuamu pasti tidak akan setuju," ujar Soo Yin sembari memegang jemari Dae Hyun yang masih berada di pipinya.     

"Aku tidak peduli dengan hal itu. Aku akan memaksanya menandatanganinya. Kau tidak perlu khawatir, aku hanya butuh kepercayaan darimu agar aku bisa melakukannya," ucap Dae Hyun.     

"Aku percaya padamu," ucap Soo Yin dengan menyunggingkan senyum di bibir tipisnya. Ia saat ini sudah merasa tenang.     

"Aku besok akan mengantarmu untuk mendaftar di universitas."     

"Tidak perlu, aku akan ke sana sendiri saja. Aku tidak ingin merepotkanmu karena kau pasti besok sangat sibuk," tolak Soo Yin.      

"Aku bisa menyuruh Chang Yuan untuk menggantikanku," ucap Dae Hyun.     

"Aku sungguh tidak apa-apa jika sendirian. Kau lebih baik bekerja karena aku sudah terlalu banyak merepotkanmu." Soo Yin bersikeras menolak. Dae Hyun adalah orang yang cukup dikenal ditambah lagi istri pertamanya adalah seorang artis para mahasiswa di sana pasti akan curiga jika ia pergi bersama Dae Hyun.     

"Aku akan tetap mengantarmu," ucap Dae Hyun dengan penuh pendirian.     

Cup ….     

Soo Yin mencium pipi suaminya.     

"Aku besok ingin pergi sendirian saja," ucap Soo Yin dengan tatapan penuh harap agar Dae Hyun mau menuruti permintaannya. Ia tersenyum begitu menggoda hingga Dae Hyun ingin sekali melahap bibir itu.     

Bukannya menjawab Dae Hyun justru menempelkan bibirnya di bibir Soo Yin. Ia melumat bibir tipis itu penuh dengan kelembutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.