Istri Simpanan

Bab 151 - Hyo Rin



Bab 151 - Hyo Rin

0Soo Yin berusaha untuk menahan emosinya yang memuncak. Jangan sampai ia terpancing oleh ucapan sepupunya itu.     

"Itu tidak ada hubungannya denganmu. Sebaiknya kau tidak usah mengurus kehidupanku," ucap Soo Yin dengan nada dingin. Ia hendak melangkahkan kakinya untuk pergi tapi wanita yang berambut keriting tadi tiba-tiba menghalangi dengan meletakan kakinya tepat di depan Soo Yin. Beruntung Soo Yin belum melangkah sehingga ia tidak terjatuh.     

"Sepertinya kita pernah bertemu," ujar wanita itu sembari tersenyum licik.     

Li Sa memandang sahabatnya yang berambut keriting itu dengan nama Hyo Rin dengan penuh tanda tanya. Bagaimana bisa mereka sudah pernah bertemu?     

Soo Yin mengerutkan keningnya sembari mengamati wajah Hyo Rin dengan seksama. Ia memang seperti pernah melihat sebelumnya namun dirinya lupa.     

"Apa kau sudah mengingatku?" tanya Hyo Rin sembari mengibaskan rambut keritingnya tepat di depan wajah Soo Yin.     

Soo Yin membelalakkan matanya ketika tersadar siapa wanita yang berada di depannya saat ini. Soo Yin perlahan ingat jika dia adalah wanita yang beberapa bulan lalu bertengkar dengannya di bioskop waktu itu. Saat ia menonton bersama Dae Hyun untuk pertama kali.      

"Kau …." Soo Yin terperangah tidak jadi melanjutkan perkataannya.     

"Hyo Rin, apa kau pernah bertemu dengannya?" tanya Li Sa sembari memandang sinis ke arah Soo Yin.      

"Tentu saja, aku bahkan masih mengingat ketika dia menarik rambutku hingga nyaris rontok." Hyo Rin menatap tajam ke arah Soo Yin.     

"Apa maksudmu?" tanya Soo Yin dengan datar seolah-olah ia tidak pernah bertemu dengannya.     

"Li Sa, tentu saja dia bisa kuliah di kampus ini karena dia adalah seorang gadis simpanan om-om," ujar Hyo Rin sembari tertawa dengan suara yang cukup nyaring.     

"Benarkah? Dari mana kau mengetahuinya?" tanya Li Sa yang sangat penasaran.     

Tubuh Soo Yin mengeluarkan keringat dingin karena takut jika rahasianya terbongkar. Semoga saja wanita itu tidak mengenali wajah Dae Hyun.     

"Aku hampir memasukkannya ke dalam sel jika saja pacarnya tidak memberikanku uang yang banyak," ujar Hyo Rin sembari mengingat bagaimana mereka saling menarik rambut satu sama lain. Dirinya yang sangat parah karena rambutnya yang panjang rontok karena tarikan Soo Yin sangat kuat.     

"Wahhh, berarti benar dugaanku selama ini jika kau menjadi simpanan om-om," cibir Li Sa dengan raut wajah bahagia karena telah menemukan fakta baru mengenai Soo Yin.     

Setelah pulang nanti ia akan menceritakan kepada keluarga besarnya agar mereka semakin membenci sepupunya itu.     

"Katakan padaku apa kau masih mengingat wajah pria itu?" tanya Li Sa kepada Hyo Rin.     

"Aku tidak terlalu mengingatnya. Pria itu meski terlihat sudah dewasa tapi dia masih terlihat tampan," ucap Hyo Rin sembari terus tertawa.     

"Kau pasti salah orang karena aku tidak pernah berjumpa denganmu," sanggah Soo Yin. Ia tidak ingin dipermalukan sehingga membantah tuduhannya. Lagi pula wanita itu tidak mempunyai bukti apapun.     

"Benarkah? Lalu kenapa kau tampak ketakutan?" ucap Hyo Rin tepat di depan wajah Soo Yin.     

Kini wajah Soo Yin tampak semakin pucat. Ia memang tidak pandai menyembunyikan kebohongan.     

"Minggir! Aku mau lewat," ujar Soo Yin yang kemudian melangkahkan kakinya namun kakinya tersandung kaki Hyo Rin yang menghalanginya.     

Soo Yin pikir ia akan terjerembab ke tanah namun ternyata ia justru menubruk dada seseorang. Ada seorang pria yang menopangnya sehingga Soo Yin tidak terjatuh. .     

"Ji Sang, kenapa kau menolongnya!" ucap Hyo Rin sembari menatap tajam ke arah pria itu yang tidak lain adalah kekasihnya.     

"Sudahlah, tidak usah membuat keributan," ucap Ji Sang dengan santai sembari memandang Hyo Rin.     

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ji Sang sembari melepaskan Soo Yin kemudian membantunya untuk berdiri.     

"Aku baik-baik saja, terima kasih sudah menolongku," ucap Soo Yin.     

"Sebaiknya kau pergi saja dari sini," ujar Ji Sang. Ia tidak ingin Hyo Rin mempermalukan Soo Yin.     

"Baiklah, sekali lagi terima kasih." Soo Yin buru-buru melangkahkan kakinya pergi menjauhi mereka. Ia sangat bersyukur ada pria yang menolongnya jika tidak maka ia yakin Li Sa akan mempermalukannya seperti yang sudah-sudah.     

"Kenapa kau menyuruhnya pergi? Padahal aku tengah membuat perhitungan kepadanya," ujar Hyo Rin dengan kesal.     

"Ji Sang, kenapa kau justru menolongnya? Seharusnya kami tadi sudah mempermalukannya di depan para mahasiswa yang ada di kampus ini," gerutu Li Sa. Ia sangat menyayangkan jika usahanya untuk membuat Soo Yin malu akhirnya gagal.     

"Apa kalian tidak bosan membuat masalah? Dia itu baru saja mendaftar di kampus ini, jangan sampai kalian membuat calon mahasiswa lain menjadi tidak betah karena ulah kalian," ucap Ji Sang sembari menatap tajam ke arah Li Sa dan Hyo Rin secara bergantian.     

"Kau ini kekasihku atau bukan? Kenapa kauau justru membelanya?" gerutu Hyo Rin sembari mencebikkan bibirnya.     

"Terserahlah!" Ji Sang melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Li Sa dan Hyo Rin. Ia sangat tidak suka dengan sikap mereka yang sangat sok di antara mahasiswa lainnya. Meski Hyo Rin adalah kekasihnya tapi jika ia berbuat buruk maka ia tidak akan segan untuk menegurnya.     

"Li Sa, kenapa kau juga bisa mengenal gadis itu?" tanya Hyo Rin kepada Li Sa.     

"Tentu saja, dia adalah sepupuku namun aku sangat membencinya. Bahkan keluarga besar kami juga tidak menyukainya," sahut Li Sa sembari menyipitkan matanya.     

"Memangnya kenapa?" tanya Hyo Rin semakin penasaran.      

"Ibunya adalah wanita simpanan. Itu yang aku dengar," bisik Li Sa.     

"Wah, berarti dia itu keturunan," ujar Hyo Rin sembari terkekeh geli.     

"Tentu saja, ada pepatah terkenal mengatakan jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Aku ingin tau kenapa kalian bisa bertemu?" ucap Li Sa.     

"Kami malam itu nonton di bioskop yang sama. Aku mengatakan jika dia adalah gadis simpanan om-om karena dia nonton bersama seorang pria yang jauh lebih dewasa darinya. Ternyata dia marah dan kami saling tarik menarik rambut. Awalnya aku ingin menuntutnya karena kepalaku terasa sangat sakit karena ulahnya tapi pria itu memberikanku uang yang cukup lumayan banyak asalkan aku tidak melaporkannya ke polisi sehingga tentu saja aku menyetujuinya ….," ucap Hyo Rin menjelaskan secara panjang lebar mengenai kejadian beberapa bulan yang lalu.     

Ia tidak semudah itu untuk melupakannya karena gara-gara Soo Yin is harus melakukan perawatan rambut dengan rutin agar bisa tumbuh dengan seperti semula. Kepalanya juga terasa memar selama beberapa hari gara-gara Soo Yin. Sangat disayangkan ia tidak memiliki foto waktu itu.     

"Tenanglah, kita nanti akan membuat perhitungan lagi kepadanya. Semoga saja dia lulus masuk ke kampus ini sehingga kita akan dengan mudah mencarinya," ujar Li Sa. Sejak masa SMP ia memang sangat suka jika ada yang membully Soo Yin. Ada kepuasan tersendiri di hatinya.     

"Ya sudah, sebaiknya kita pulang. Lagi pula sudah tidak ada mata kuliah," ujar Hyo Rin.     

Mereka berdua akhirnya meninggalkan Seoul National University. Lain waktu mereka akan memikirkan cara untuk mengerjai Soo Yin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.