Istri Simpanan

Bab 154 - Seperti ibu-ibu



Bab 154 - Seperti ibu-ibu

0Soo Yin tiba-tiba teringat dengan seorang pria yang tadi menolongnya.     

"Untung saja tadi ada seseorang yang menolongku ketika mereka hendak mempermalukanku." Soo Yin tidak menyangka jika tadi akan ditolong oleh seseorang. Jika tidak, ia tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Siapa dia? Pria atau wanita?" tanya Dae Hyun sembari mengangkat sebelah alisnya. Rahangnya kini tampak mengeras.     

"Dia mahasiswa di sana, tentu saja seorang pria. Ia datang secara tiba-tiba tepat di depanku ketika kakiku tersandung. Aku hampir terjerembab ke tanah jika tidak dia," sahut Soo Yin.     

"Apa kau jatuh ke pelukannya? apa dia menyentuhmu? katakan padaku, apa dia juga tampan?" tanya Dae Hyun dengan rasa kesal sehingga ia mengatakan begitu pertanyaan yang ingin segera diketahui olehnya. Dadanya terasa sesak mendengar Soo Yin dekat dengan seorang pria apalagi sampai jatuh ke dalam pelukannya.     

"Tentu saja," sahut Soo Yin sembari mengulum senyum. Ia menyadari jika suaminya sepertinya cemburu. Terlihat sekali dari wajahnya kini yang tampak cemberut.     

"Tidak usah memasang wajah masam seperti itu. Meski dia sangat tampan namun tetap saja aku lebih memilihmu," lanjut Soo Yin sembari terkekeh geli. Ia tidak ingin membuat suasana hati Dae Hyun yang baru saja pulang memburuk.     

"Lagi pula dia tidak setampan suamiku," lanjut Soo Yin kembali.     

Dae Hyun yang tadinya memasang wajah masam dan rahang yang menegang langsung mengulum senyum ketika Soo Yin mengatakannya.      

"Dasar gadis nakal!" Dae Hyun langsung membopong tubuh Soo Yin yang sekarang terasa lebih ringan.     

Soo Yin tidak memberontak. Ia malah melingkarkan lengannya di leher Dae Hyun dengan erat.     

Dae Hyun merasa berat tubuh Soo Yin menurun sangat drastis. Padahal seminggu yang lalu saat pergi ke Busan tubuhnya terasa lumayan berat. Tapi sekarang tiba-tiba saja turun. Dae Hyun merasa cemas pada istrinya.     

"Sayang, besok kita pergi ke dokter," ujar Dae Hyun sembari melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas.     

"Untuk apa? Apa kau sakit?" tanya Soo Yin dengan alis yang berkerut. Ia kemudian menempelkan punggung tangannya di dahi Dae Hyun.     

"Bukan aku tapi dirimu. Aku khawatir dengan kesehatanmu. Apa kau yakin jika kau baik-baik saja?" ucap Dae Hyun.     

"Kau tidak perlu mencemaskanku karena aku sehat dan tidak akan terjadi apapun," sahut Soo Yin dengan menyunggingkan senyuman manis di bibirnya.     

"Jika kau tidak ingin pergi ke dokter maka biarkan dokter Kang yang datang kemari," ucap Dae Hyun dengan penuh penekanan. Ia tidak ingin dibantah oleh sifat keras kepala istri kecilnya.     

"Baiklah." Soo Yin mengalah jika harus diperiksa oleh dokter Kang. Percuma saja membantah karena sepertinya Dae Hyun tidak akan mendengarkan perkataannya.     

Dae Hyun kini sudah berada di dalam kamar bersama dengan Soo Yin. Ia membaringkan tubuh Soo Yin di atas ranjang karena ingin membersihkan diri terlebih dahulu. Ia butuh menyegarkan tubuhnya.     

"Kau ingin berendam air hangat?" tanya Soo Yin yang kini sudah duduk di sisi ranjang. Ia mengamati Dae Hyun yang tengah berdiri di depan cermin.     

Dae Hyun yang tengah melepaskan dasi menoleh ke arah istri kecilnya.     

"Sepertinya itu ide yang bagus," sahut Dae Hyun. Setelah melakukan perjalanan tubuhnya perlu berendam agar terasa bugar.     

"Kalau begitu aku akan menyiapkannya," ujar Soo Yin sembari turun dari ranjang.     

"Tidak usah, aku bisa menyiapkannya sendiri. Bukankah kau lelah?" ujar Dae Hyun. Ia tidak ingin istri kecilnya melakukan sesuatu yang bisa ia lakukan sendiri.     

"Tidak apa-apa. Aku senang melakukannya untukmu," ucap Soo Yin sembari tersenyum. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.     

Soo Yin mulai mengisi air hangat ke dalam bak mandi. Ia baru menyadari jika ada bunga di samping bak mandi. Mungkin Bibi Xia yang menyiapkan nya.     

Dae Hyun yang hanya berbalut handuk sebatas pinggang menyusul Soo Yin memasuki kamar mandi. Ia berjalan ke arah bak mandi kemudian memeluk Soo Yin dari belakang yang tengah menaburkan bunga ke dalam air.     

"Sayang, temani aku mandi," bisik Dae Hyun dengan sensual di telinga Soo Yin.     

"Di sini tidak ada hantu. Lagi pula tidak akan ada hantu yang doyan makan daging manusia," ucap Soo Yin dengan polosnya.     

"Kau ini …." Dae Hyun merasa gemas dengan jawaban Soo Yin sehingga ia menyipratkan air dari bak mandi ke tubuh Soo Yin.     

"Kau membuat bajuku basah, aku tadi sudah mandi," gerutu Soo Yin sembari mengusap air yang juga membasahi wajahnya.     

"Tidak apa-apa, aku senang jika kita basah-basahan," ucap Dae Hyun sembari mengedipkan sebelah matanya. Ada maksud tertentu di balik ucapannya.     

Dae Hyun melepaskan pergelangan tangan dari pinggang Soo Yin kemudian masuk ke dalam bak mandi dengan ukuran yang cukup luas. Rasanya cukup nyaman berendam air hangat di saat tubuhnya terasa lelah.     

Soo Yin duduk di sisi bak mandi sembari memijat pundak Dae Hyun. Ini pertama kalinya ia melakukannya. Ia tidak terlalu pandai dalam hal memijat.     

"Aku ke luar saja dari sini," ujar Soo Yin hendak bangkit dari duduknya namun Dae Hyun menarik pergelangan tangannya sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan. Tubuh Soo Yin akhirnya tercebur ke dalam bak mandi.     

Soo Yin berusaha untuk berdiri namun lagi-lagi Dae Hyun mencekalnya sehingga ia terduduk di pangkuan Dae Hyun.     

"Bukankah sudah kukatakan jika aku baru saja selesai mandi," gerutu Soo Yin sembari mencebikkan bibirnya.     

"Bukankah sudah kubilang jika aku ingin kau menemaniku," ucap Dae Hyun tidak ingin kalah dari istri kecilnya.     

Soo Yin memutar bola matanya. Saat mulutnya terbuka hendak protes lagi Dae Hyun membungkam bibirnya sehingga Soo Yin tidak bisa mengeluarkan suaranya. Yang ke luar justru desahan yang tertahan.     

Dae Hyun melepaskan ciumannya sebentar untuk memandang bola mata Soo Yin yang begitu cerah.     

"Tetaplah disini," bisik Dae Hyun tepat di telinga istrinya yang memberikan efek desiran di sekujur tubuh Soo Yin.     

Soo Yin mengerjapkan kedua matanya kemudian tanpa sadar menganggukkan kepalanya.     

"Gadis baik," ucap Dae Hyun sebelum kembali melakukan aksinya untuk melumat bibir Soo Yin yang berwarna merah muda itu.     

Dae Hyun menggunakan sebelah tangan kirinya untuk menopang berat badan Soo Yin sehingga ia lebih leluasa untuk memadukan antara bibirnya dengan bibir Soo Yin.     

Soo Yin memejamkan matanya menikmati ketika lidah mereka yang saling menari-nari dan bertautan satu sama lain. Beberapa hari tidak bertemu ada yang terasa bergejolak di dada mereka sehingga butuh pelepasan untuk mencurahkan rasa rindu yang terpendam.     

Dae Hyun mulai membuka satu per satu kancing baju Soo Yin kemudian melepaskannya tanpa ada niat untuk menghentikan lidahnya yang tengah menelusuri setiap inci mulut Soo Yin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.