Istri Simpanan

Bab 155 - Malam yang panjang 21+



Bab 155 - Malam yang panjang 21+

0Kini Dae Hyun sudah berhasil melepaskan semua benang yang menempel di tubuh Soo Yin. Ia menghentikan aksinya ketika menyadari tulang leher Soo Yin tampak lebih menonjol. Ada kesedihan terlihat di matanya.     

"Ada apa?" tanya Soo Yin dengan tatapan sayu karena Dae Hyun terus memandangnya.     

Dae Hyun menghentikan apa yang baru saja dilakukannya. Ia merasa bersalah pada Soo Yin.     

'Apa karena aku terlalu mengekangmu sehingga kau tersiksa seperti ini?' ~ ucap Dae Hyun sembari terus menatap mata Soo Yin dengan iba.     

Ia merengkuh tubuh Soo Yin kembali ke dalam pelukannya kemudian mendekapnya dengan sangat erat sehingga membuat Soo Yin merasa sesak.     

"Dae Hyun, lepaskan! jangan mendekapku terlalu erat," gerutu Soo Yin sembari mendorong tubuh Dae Hyun agar ada jarak di antara mereka.     

"Katakan padaku, apa kau tersiksa hidup bersamaku?" tanya Dae Hyun lirih.     

"Apa maksudmu?" tanya Soo Yin.     

"Apa kau benar-benar ingin pergi meninggalkanku sehingga kau tidak mau makan?"     

"Itu tidak benar, aku bahagia bisa hidup bersama denganmu," ucap Soo Yin sembari tersenyum.     

"Kalau kau merasa bahagia bersamaku, mulai besok makanlah lebih banyak lagi, aku tidak ingin kau seperti ini. Bagaimana jika tiba-tiba ayah muncul kemudian melihat putri semata wayangnya yang kurusan?" ucap Dae Hyun yang membantu Soo Yin untuk duduk dengan posisi saat ini saling berhadapan.     

"Kau terlalu berlebihan. Sudah berulang kali aku mengatakan jika aku baik-baik saja," ucap Soo Yin sembari terkekeh geli.     

"Sayang, tidak usah bercanda." Dae Hyun takut Soo Yin menyembunyikan sesuatu darinya.     

"Tenanglah, aku besok akan makan yang banyak," ucap Soo Yin sembari mengulurkan tangan untuk mengusap dagu Dae Hyun. Ia kemudian menempelkan bibirnya beberapa detik di bibir Dae Hyun dengan lembut agar pria itu tidak mencemaskannya lagi.     

"Aku tidak akan tenang sebelum kita pergi ke dokter," ujar Dae Hyun.     

"Kau ini sejak kapan seperti ibu-ibu yang cerewet kepada putranya," ujar Soo Yin kembali terkekeh.     

"Sejak aku mencintaimu," sahut Dae Hyun. Ia tidak masalah jika istri kecilnya mengatakan jika dia seperti ibu-ibu karena yang saat ini ia rasakan takut kehilangannya.     

"Cepatlah, jika ingin mandi. Aku tidak ingin terlalu lama berendam di sini," ujar Soo Yin. Meski menggunakan air hangat namun saat ini ia merasakan tubuhnya mulai dingin.     

"Ayo kita mencobanya di sini," pinta Dae Hyun. Melihat istrinya yang sudah tidak memakai sehelai benang kembali membangkitkan gairahnya.     

Soo Yin tidak terlalu mencerna perkataan Dae Hyun sehingga ia tetap hendak berdiri. Belum sempat bangkit Dae Hyun sudah menariknya kemudian mencumbunya lebih agresif.     

Dae Hyun tidak membiarkan Soo Yin untuk menunda lagi apa yang sejak tadi ia inginkan. Sebenarnya Dae Hyun sudah menginginkannya ketika baru saja sampai di rumah ketika Soo Yin menyambutnya.     

Dae Hyun membantu Soo Yin turun dari bak mandi kemudian membawanya berada di bawah guyuran shower. Dae Hyun memepet tubuh Soo Yin di dinding sehingga membuat Soo Yin tidak berkutik sama sekali. Ia hanya bisa menikmati setiap sentuhan dari Dae Hyun yang membuat tubuhnya merasakan gelayar aneh yang sudah tidak asing lagi dirasakannya.     

Dae Hyun memasukkan tubuhnya ke tubuh Soo Yin di bawah guyuran shower yang terus mengalir. Melakukan itu di kamar mandi membuat sensasi tersendiri bagi Dae Hyun. Ia begitu menikmati tubuh Soo Yin yang sudah beberapa hari tidak dilihatnya. Ia ingin jika malam ini jangan cepat berakhir.     

Setelah selesai melakukannya di kamar mandi Dae Hyun membopong tubuh Soo Yin yang terbalut handuk untuk ke luar. Ia merebahkan tubuh Soo Yin di ranjang kemudian mengambil remote control untuk mengatur suhu ruangan agar lebih hangat.     

Soo Yin terduduk sembari mengeratkan handuknya kembali yang hendak terlepas. Ia ingin segera memakai pakaiannya karena tubuhnya terasa dingin akibat Dae Hyun mengungkungnya di dalam kamar mandi terlalu lama.     

Baru saja Soo Yin duduk di sisi ranjang Dae Hyun sudah menghampirinya. Mendorong tubuh Soo Yin agar telentang kembali di ranjang yang sangat empuk.     

"Awas, aku ingin memakai bajuku." Soo Yin memberontak tubuh Dae Hyun yang kini berada di atasnya.     

"Apa kau tidak merindukanku?" tanya Dae Hyun sembari menyusuri wajah Soo Yin yang mulus dengan jemarinya.      

"Sudah berulang kali aku mengatakan jika aku juga merindukanmu," sahut Soo Yin.     

"Kalau begitu ayo kita melakukannya lagi?" ajak Dae Hyun dengan tatapan berkabut. Ia baru saja menyelesaikannya namun ia menginginkannya kembali untuk menyusuri tubuh istri kecilnya.     

"Apa kau tidak lelah?" Soo Yin mengerutkan keningnya.     

"Aku masih sanggup melakukannya sampai pagi," ucap Dae Hyun dengan begitu dekat sehingga Soo Yin dapat merasakan hembusan nafas suaminya menerpa wajahnya.     

Soo Yin menatap Dae Hyun untuk beberapa saat. Ia tidak tega melihat suaminya yang tampak tersiksa kembali.     

Melihat istrinya yang diam saja tanpa memberontak Dae Hyun kembali menempelkan bibirnya di bibir Soo Yin. Ia kemudian menulusuri telinga Soo Yin dengan bibirnya sehingga Soo Yin mengeluarkan suara seksinya.     

Mengetahui jika kini Soo Yin sudah kembali masuk ke dalam permainannya Dae Hyun merasa lebih bersemangat karena itu berarti istri kecilnya juga masih menginginkannya. Melakukannya di atas ranjang membuat Dae Hyun bisa menikmati dengan leluasa setiap inci tubuh istri kecilnya.     

Dae Hyun mulai memberikan tanda-tanda merah di sekitar dada dan leher Soo Yin. Gadis itu kembali menggelinjang karena Dae Hyun terus memainkan tangannya dengan lihai di area yang membuatnya bisa melayang hingga langit ke tujuh.     

Dae Hyun langsung menyatukan miliknya di tubuh Soo Yin dengan lembut dan perlahan agar Soo Yin juga menikmatinya. Tidak seperti di kamar mandi tadi yang lebih sedikit agresif.     

Soo Yin pikir Dae Hyun sudah puas dengan apa yang baru saja ia lakukan. Ternyata perkiraannya salah karena Dae Hyun melakukannya kembali hingga beberapa kali.      

Tubuh Soo Yin terasa remuk menghadapi tubuh Dae Hyun yang sangat perkasa. Ternyata dia jauh lebih agresif dari pada saat pertama kali mereka melakukannya.      

Dae Hyun ambruk di samping tubuh Soo Yin ketika sudah hampir pagi dengan keringat yang sudah membasah sekujur tubuhnya. Itupun karena Soo Yin yang sudah tidak sanggup lagi jika tidak mungkin Dae Hyun akan melakukannya hingga hampir pagi. Soo Yin merasa kekuatannya tak dapat mengimbangi kekuatan tubuh kekar suaminya.     

Soo Yin yakin jika besok ia tidak akan sanggup bangun dan mungkin akan terbaring di ranjang seharian seperti saat di pulau Jeju.     

"Aku sudah tidak sanggup lagi," ucap Soo Yin lirih sambil memejamkan matanya ketika Dae Hyun kembali memeluk tubuhnya. Mereka saat ini saling berhadapan.     

"Tidurlah, aku tidak akan melakukannya lagi," ujar Dae Hyun. Ia kemudian mengusap keringat di dahi Soo Yin.     

"Terima kasih untuk malam ini," lanjutnya sembari mengecup kening istrinya.     

"Hmmm." Hanya itu suara yang terdengar dari bibir Soo Yin karena ia sudah merasa sangat kelelahan ditambah mata yang sudah terasa berat      

Dae Hyun duduk kemudian menutupi tubuh Soo Yin menggunakan selimut agar tidak kedinginan. Ia juga ikut memejamkan matanya dengan posisi tengkurap. Dae Hyun tidak ingin mengganggu tidur istrinya lagi sehingga memberi jarak di antara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.