Istri Simpanan

Bab 158 - Hamil muda



Bab 158 - Hamil muda

0Dae Hyun mendorong pintu kamar dengan sangat kuat membuat kaget Soo Yin Dan Bibi Xia. Mereka langsung memandang ke arah Dae Hyun.     

Kini Soo Yin sedang bersandar di sisi ranjang yang ditemani Bibi Xia yang tengah memijat kakinya. Sebenarnya tadi ia sudah melarang Bibi Xia untuk tidak menghubungi suaminya namun wanita paruh baya itu tidak mendengarkannya.      

Kini perut Soo Yin sudah tidak terasa nyeri lagi.     

"Sayang, apa yang terjadi padamu?" Dae Hyun duduk di sisi ranjangnya kemudian menggenggam jemari Soo Yin dengan erat.     

"Aku baik-baik saja, aku tadi hanya mengalami sakit perut sedikit," ucap Soo Yin sembari tersenyum. Ia sama sekali tidak ingin membuat suaminya khawatir dengannya.     

"Bibi, dimana dokter Kang?" tanya Dae Hyun sembari memandang Bibi Xia yang saat ini sudah berdiri.     

"Dokter Kang belum datang, Tuan," sahut Bibi Xia.     

"Sayang, sabarlah sedikit mungkin ia sedang dalam perjalanan," ucap Soo Yin dengan mata yang berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika suaminya sangat mencemaskannya. Tanpa sadar buliran bening menetes di pipinya.     

"Apa kau merasakan sakit lagi? Katakan mana yang sakit?" tanya Dae Hyun dengan tangan gemetar meraba perut Soo Yin.     

Soo Yin memegang pergelangan kemudian menatap mata elang Dae Hyun sembari menyunggingkan senyuman di bibirnya.     

"Tenanglah, tidak ada yang sakit," ucap Soo Yin.     

"Sayang, jangan pernah berbohong kepadaku. Katakan apapun yang kau rasakan saat ini," ujar Dae Hyun dengan tatapan sayu.     

Tiba-tiba Soo Yin merasakan kembali perutnya seperti diremas-remas. Ia mencoba menahannya dengan menggigit bibir bawahnya.     

"Aduh, perutku sakit lagi!" rintih Soo Yin.     

"Ayo, kita pergi ke rumah sakit sekarang juga," ujar Dae Hyun. Ia tidak tega melihat Soo Yin yang meringis.     

"Tidak perlu, nanti juga akan sembuh sendiri karena sejak tadi juga seperti ini," tolak Soo Yin. Ia takut jika setelah diperiksa ternyata ia hanya hendak datang bulan saja. Itu akan sangat memalukan sekali karena sudah sering kali ia mengalaminya.     

"Kalau begitu, aku akan menghubungi dokter Kang lagi." Dae Hyun memandang Soo Yin sekilas sebelum berdiri untuk melakukan panggilan. Baru saja hendak merogoh ponselnya yang ada di saku celana, tiba-tiba ada ketukan pintu yang terdengar.     

Bibi Xia beranjak dari samping Soo Yin kemudian bergegas membuka pintu.     

Seorang pria bertubuh tinggi dengan pakaian berwarna putih berdiri di depan pintu. Tangannya menenteng sesuatu yang sepertinya peralatan medisnya.     

"Kenapa kau lama sekali?" gerutu Dae Hyun sembari menatap tajam ke arah dokter Kang.      

"Bukankah sudah kukatakan jika aku ada pasien," ucap Dokter Kang dengan santai. Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang tanpa memperdulikan Dae Hyun yang terus menatapnya dengan marah.     

"Nona, berbaringlah. Biarkan aku memeriksa keadaanmu," ucap Dokter seraya tersenyum. Ia membantu Soo Yin untuk berbaring kembali.     

Soo Yin menuruti perkataan dokter Kang untuk berbaring karena rasa sakitnya sudah perlahan menghilang. Sejak tadi rasa sakitnya memang hilang timbul tidak menentu.     

Dokter Kang menyingkap baju Soo Yin untuk memeriksa perutnya. Baru saja hendak memegangnya Dae Hyun sudah mencekal pergelangan tangannya.     

Dokter Kang menoleh ke arah Dae Hyun dengan penuh tanda tanya.      

"Jangan menyentuhnya!" ujar Dae Hyun dengan sorot mata yang tajam.     

Dokter Kang menghela nafas pelan. Ingin sekali ia meninju pria yang berada di sampingnya saat ini.     

"Jika aku tidak boleh menyentuhnya sebaiknya kau periksa saja sendiri keadaannya," ucap Dokter Kang sembari mendengus kesal. Ia menarik tangannya yang belum menyentuh kulit Soo Yin.     

"Sayang, apa yang kau lakukan?" Soo Yin tidak habis pikir dengan sikap Dae Hyun yang terlalu berlebihan. Bagaimana Dokter Kang bisa memeriksa keadaannya jika tidak boleh menyentuhnya. Apakah suaminya sudah tidak waras?     

"Ya sudah, kau boleh memeriksanya tapi jangan berbuat macam-macam!" ancam Dae Hyun sembari melepaskan pergelangan tangan Dokter Kang. Ia hanya tidak rela melihat Soo Yin disentuh pria lain karena hanya dia yang boleh menyentuhnya.     

Dokter Kang melanjutkan pekerjaannya untuk memeriksa keadaan Soo Yin. Hasilnya cukup mencengangkan karena di dalam perut Soo Yin sepertinya ada janin yang sedang berkembang namun keadaannya kini lemah karena suatu hal. Ia segera memberikan resep obat agar Soo Yin segera meminumnya sebelum terlambat.     

Sebelum datang kemari ia sudah berjaga-jaga membawa obat yang mungkin saja akan diperlukan.     

"Apa aku harus meminum semuanya?" tanya Soo Yin ketika melihat butiran obat yang diberikan oleh Dokter Kang.     

"Tentu saja, ini hanya vitamin dan penguat kandungan. Minumlah, setelah ini kuharap kau akan baik-baik saja," ujar Dokter Kang seraya tersenyum. Di balik senyumnya ia menahan amarah yang ingin segera ia lontarkan. Ia ingin segera mencabik-cabik pria yang ada di sampingnya.     

"Penguat kandungan? Untuk apa?" tanya Soo Yin dengan polosnya. Ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Dokter Kang.     

'Apa gadis ini tidak mengetahui jika dirinya tengah mengandung?' ~ batin Dokter Kang seraya memijat pelipisnya.     

"Minum saja, setelah itu kau harus istirahat," ucap Dokter Kang.     

"Sayang, minumlah agar kau tetap sehat," ujar Dae Hyun yang duduk di samping Soo Yin. Ia menyodorkan segelas air putih kepada Soo Yin agar segera meminum obat itu.     

Soo Yin menghela nafas panjang sebelum akhirnya dengan patuh meminum semuanya meski tenggorokannya ada yang mengganjal ketika meminum salah satu pil yang berbentuk lumayan besar.     

"Sekarang tidurlah." Dae Hyun mengulurkan tangannya menutupi tubuh Soo Yin dengan selimut. Ia mengusap puncak kepala Soo Yin agar ia tertidur. Ternyata tidak butuh waktu lama, baru beberapa menit Soo Yin sudah tertidur. Mingkin karena efek obat yang diminumnya.     

"Aku ingin berbicara denganmu," ucap Dokter Kang. Ia melirik sekilas Dae Hyun kemudian melangkahkan kakinya ke luar dari kamar.     

Dengan rasa malas Dae Hyun terpaksa mengikuti langkah Dokter Kang ke luar dari kamarnya.     

"Berapa kali kau melakukannya semalam?" tanya Dokter Kang dengan tatapan penuh intimidasi.     

"Melakukan apa?" tanya Dae Hyun dengan polosnya. Alisnya tampak berkerut karena bingung. Tidak mungkin Dokter Kang menanyakan perihal yang dilakukannya semalam bersama Soo Yin     

"Dasar pria bajingan! Kau pasti tidak tahu jika istrimu tengah hamil muda!" umpat Dokter Kang dengan nada tinggi dan sedikit kasar karena ia sudah merasa sangat geram sejak tadi. Ia mengetahuinya dari leher Soo Yin yang merah-merah. Apalagi jika itu bukan karena mereka semalam telah melakukan hubungan suami istri.     

"Hamil muda?" Dae Hyun berpikir keras untuk mencerna perkataan Dokter Kang.     

"Maksudmu istriku tengah hamil?" tanya Dae Hyun dengan terperangah. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.     

"Dia sakit seperti itu karena ulahmu semalam! Kau berlagak memiliki dua istri namun satu saja tidak bisa mengurusnya " cibir Dokter Kang sembari berkacak pinggang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.