Istri Simpanan

Bab 162 - Jangan membuatku seperti orang sakit



Bab 162 - Jangan membuatku seperti orang sakit

0Dae Hyun duduk di samping Soo Yin sembari memandang layar monitor yang ada di depan mereka tanpa mengatakan sepatah katapun. Jika saja ia mengetahui jika dokter wanita yang dimaksud oleh Dokter Kang adalah Mi Young lebih baik ia pergi mencari rumah sakit lain saja.     

"Lihatlah, itu di layar adalah keadaan janin yang ada di dalam kandungan Nona. Ternyata umurnya sudah 7 minggu atau hampir dua bulan. Namun kondisi kandungan anda agak lemah sehingga Nona tidak diizinkan melakukan ktivitas fisik yang terlalu berat …." Mi Young menjelaskan bagaimana keadaan janin Soo Yin dengan detail sambil terus menggerakkan transducer di perut Soo Yin.     

"Apa maksud Dokter?" tanya Soo Yin dengan wajah polos begitu Mi Young selesai memeriksanya. Dirinya masih terlalu awam mencerna kata-kata Mi Young karena terfokus pada layar monitor bukannya mendengarkan penjelasan Mi Young.     

"Maksudnya kandungan Nona saat ini sudah berjalan hampir dua bulan," sahut Mi Young mengulangi ucapannya sembari tersenyum. Ia melirik sekilas Dae Hyun yang tampak memasang wajah datar.     

"Jadi maksud Dokter aku hamil?" Soo Yin bergegas duduk. Ia merasa seperti bermimpi mendengar perkataan Mi Young barusan.     

"Dae Hyun, apa istrimu tidak tahu mengenai hal ini?" tanya Mi Young.     

"Tidak, karena kami belum memeriksanya," sahut Dae Hyun sembari memijat pelipisnya.     

"Sayang, katakan padaku jika aku tidak sedang bermimpi," ujar Soo Yin dengan raut wajah berbinar-binar. Dengan keras Soo Yin menepuk pipinya dengan telapak tangan. Meski awalnya tidak menginginkannya tapi mengetahui jika dirinya tengah hamil membuat hatinya gembira.     

"Kau tidak bermimpi, kita akan segera memiliki seorang bayi." Dae Hyun kini menyunggingkan senyum di bibirnya. Ia tidak menyangka jika Soo Yin akan terlihat sebahagia itu padahal ia sudah khawatir jika Soo Yin tidak menginginkannya.     

"Selamat ya, apa ini anak kalian yang pertama?" tanya Mi Young sambil melirik Dae Hyun.     

"Iya, Dokter. Ini adalah anak pertamaku," sahut Soo Yin sembari mengusap perutnya. Ia tidak menyangka jika secepat itu aka memiliki seorang bayi.     

"Kalau boleh tahu berapa usia Nona saat ini?" Mi Young sangat penasaran ingin mengetahui umur Soo Yin karena wajahnya terlihat jauh lebih muda dari Dae Hyun.     

"Aku baru 18 tahun," sahut Soo Yin.     

"Dae Hyun, sebaiknya kau menjaganya dengan benar karena usianya masih terlalu muda untuk mengandungl," saran Mi Young. Hatinya merasa iri melihat Soo Yin yang diusianya yang masih mudah sudah bisa mengandung. Sangat berbeda dengannya yang sudah memiliki usia yang cukup matang namun belum dikaruniai keturunan. Suaminya bahkan tega meninggalkannya bersama wanita lain.     

"Apa terlalu berisiko?" tanya Dae Hyun. Setidaknya ia harus mengetahui segala kemungkinan agar membuatnya lebih berhati-hati lagi.     

"Sebenarnya tidak juga. Hanya saja kandungan istrimu memang agak lemah. Aku juga menyarankan agar kau mengurangi perbuatanmu di malam hari," ucap Mi Young. Ia tidak berani mengatakan secara gamblang karena itu hal yang sangat sensitif.     

"Aku sudah tahu," sahut Dae Hyun singkat. Tanpa Mi Young mengajarkannya ia sudah pasti mengetahui hal itu.     

"Ya sudah, ayo kita ke luar. Nanti aku akan memberimu resep obat untuk Nona," ujar Mi Young sembari memandang Soo Yin.      

Dae Hyun membantu Soo Yin untuk turun dari ranjang kemudian menuntunnya ke luar. Tanpa rasa malu Soo Yin berjalan sambil bergelayut manja di lengan Dae Hyun. Soo Yin tidak merasa malu sama sekali meski berada di depan Mi Young yang terus meliriknya.     

Mi Young hanya menghela nafas pelan ketika melihat Dae Hyun begitu perhatian kepada Soo Yin. Ada sedikit rasa sesal ketika mengingat dirinya lebih memilih pria lain beberapa tahun yang lalu.     

Dae Hyun dan Soo Yin kini sudah duduk di depan meja Mi Young.     

"Baiklah, saya akan memberikan vitamin dan obat. Harus Nona minum dengan rutin agar kandungan Nona baik-baik saja," ujar Mi Young sembari menulis resep obat yang harus mereka tebus di apotek rumah sakit.     

"Satu lagi, kau harus datang secara rutin setiap bulan untuk pergi ke dokter," lanjut Mi Young.     

"Terima kasih, Dokter," ucap Soo Yin dengan senyuman yang tidak pudar dari wajahnya.     

"Sayang, kau harus menjaga calon bayi kita. Dae Hyun tanpa malu merengkuh pinggang Soo Yin di depan Mi Young.     

"Tentu saja aku akan menjaganya," sahut Soo Yin yang menyandarkan kepalanya di lengan Dae Hyun.     

Mi Young memijat pelipisnya, ads rasa risih dan malu melihat kemesraan mantan kekasihnya bersama istri mudanya. Mi Young adalah satu-satunya mantan kekasih Dae Hyun. Mereka berpacaran ketika masih SMA cukup lama sehingga bayangan masa indah masih membekas di hati Mi Young.     

'Jika gadis muda ini istrinya maka dimana Aeri? Apakah mereka sudah berpisah?' ~ batin dengan penuh tanda tanya namun segera mengeyahkan rasa keingintahuannya.     

Mi Young dahulu mengetahui kabar jika Dae Hyun menikah dengan seorang model papan atas yang cukup terkenal. Tentu saja ia mengetahui jika wanita itu adalah Aeri.     

"Kalau begitu begitu kami permisi," pamit Dae Hyun.     

Lidah Mi Young terasa kelu sehingga ia hanya menganggukkan kepala saja. Ia terus memandang punggung Dae Hyun yang lama-lama tak terlihat lagi.     

===============================     

Dae Hyun mengemudikan mobilnya untuk kembali ke villa setelah makan malam terlebih dahulu di restoran.     

Soo Yin terus bergelayut manja di lengan suaminya meski Dae Hyun tengah fokus mengemudi.      

"Sayang, jadi kau sudah mengetahui jika aku hamil dari dokter Kang? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku," ujar Soo Yin sembari menengadahkan wajahnya ke samping untuk menatap suaminya.     

"Iya, namun aku belum terlalu yakin sehingga aku tidak mengatakannya terlebih dahulu padamu. Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Dae Hyun.     

"Aku sangat bahagia," ucap Soo Yin dengan wajah sumringah. Ia terus memegangi perutnya yang masih datar.     

Dae Hyun terlalu bahagia sehingga tidak bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Ia bahagia karena tidak lama lagi mereka akan memiliki baby yang sangat lucu.     

"Sayang, apa kau belum pulang menemui Yeon Ho?" tanya Soo Yin. Meski Yeon Ho bukan anak kandungnya tapi Soo Yin tidak ingin jika anak itu tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya. Apalagi setelah malam itu ketika Yeon Ho begitu percaya kepadanya, sungguh ia tidak ingin menjadi wanita egois dan jahat.     

"Belum," sahut Dae Hyun sembari menghela nafas pelan.     

"Temuilah dia, jangan membuatnya sedih karena merindukanmu," ujar Soo Yin.     

"Besok aku akan pulang," ujar Dae Hyun karena ia juga merindukan putranya.     

Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di villa. Seperti biasanya Dae Hyun akan buru turun untuk membuka pintu untuk Soo Yin. Ia hendak membopong tubuh Soo Yin namun gadis itu segera mencekal pergelangan tangannya.     

"Sayang, aku hamil bukannya sakit. Aku tidak ingin kau memperlakukanku seperti orang sakit. Aku tidak selemah itu," gerutu Soo Yin. Sikap Dae Hyun kepadanya terlalu berlebihan sekali.     

"Baiklah, tapi hati-hati," ujar Dae Hyun sembari membiarkannya untuk turun dari mobil sendiri.     

Dae Hyun berjalan di samping Soo Yin sembari  menuntun istrinya berjalan.     

"Bukankah sudah kukatakan jangan membuatku seperti orang sakit?" Soo Yin melotot ke arah suaminya.     

"Aku hanya kau takut terjatuh," sahut Dae Hyun.     

"Biarkan aku jalan sendiri!"     

Dae Hyun akhirnya menjauhkan dirinya dari Soo Yin hingga berjarak satu meter di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.