Istri Simpanan

Bab 163 - Menunggu ayah dan ibu



Bab 163 - Menunggu ayah dan ibu

0Pagi-pagi sekali Dae Hyun sudah bangun karena akan pulang ke UN Village karena semalam Jo Yeon Ho juga sudah memintanya untuk pulang. Ada rasa cemas ketika harus meninggalkan Soo Yin. Hatinya masih belum tenang saat ini karena teringat ucapan Mi Young tentang kandungan Soo Yin yang lemah.     

"Apa tidak apa-apa aku meninggalkanmu?" tanya Dae Hyun.     

Saat ini mereka berada di ruang makan untuk sarapan dengan posisi duduk yang saling berhadapan.     

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir." Soo Yin meremas jemari Dae Hyun yang berada di atas meja makan.     

"Kau harus segera menghubungiku jika merasa sakit seperti kemarin," ujar Dae Hyun. Matanya yang berwarna coklat terang kini meredup karena kekhawatiran yang dirasakannya.     

"Aku yakin bayi kita akan baik-baik saja." Soo Yin menurunkan pandangannya untuk melihat perutnya yang terhalang kain. Ia mengusap perutnya dengan lembut.     

Dae Hyun melepaskan genggamannya dari tangan Soo Yin, lalu menghampiri istri kecilnya yang berada di seberangnya. Ia duduk berjongkok di hadapan Soo Yin. Dengan lembut ia mengusap perut yang masih rata itu.     

"Sayang, baik-baiklah di dalam sana. Kau harus kuat agar kita bisa bertemu," ucap Dae Hyun sembari menyingkap baju yang dipakai Soo Yin kemudian menempelkan wajahnya di perut itu.     

Ini pertama kalinya Dae Hyun merasakan kebahagiaan karena sebentar lagi bisa merasakan menjadi seorang ayah dengan gadis yang dicintainya. Dulu ketika Aeri mengandung, ia tidak pernah merasakan sebahagia saat ini. Bahkan ketika Jo Yeon Ho lahir ia merasa biasa-biasa saja seperti tidak ada yang istimewa.      

Dae Hyun baru bisa menyayangi Jo Yeon Ho sepenuh hatinya ketika anak itu berumur satu tahun karena di usia itu anak-anak terlihat sangat menggemaskan.     

"Iya, Ayah. Aku akan baik-baik saja," sahut Soo Yin meniru suara anak kecil sembari terkekeh geli.     

"Sekarang ayah harus pergi, sampai jumpa kembali." Dae Hyun mengecup perut Soo Yin hingga waktu yang cukup lama sebelum akhirnya melepaskannya.     

"Sekarang pergilah, nanti keburu Jo Yeon Ho berangka ke sekolah," ujar Soo Yin sembari mengusap rambut Dae Hyun.     

Dae Hyun menghela nafas pelan kemudian bangkit berdiri.     

"Jaga dirimu dengan baik." Dae Hyun mencium kening Soo Yin beberapa saat.     

Soo Yin menganggukan kepalanya sembari tersenyum untuk meyakinkan Dae Hyun.     

===============================     

UN Village,     

Sejak masih remang-remang Jo Yeon Ho sudah duduk di teras untuk menunggu kepulangan ditemani oleh Eun Hee. Setiap ada suara mobil yang lewat anak itu bergegas turun dari pangkuan Eun Hee. Ingin melihat itu mobil ayahnya atau bukan. Eun Hee bahkan sangat tersentuh mengetahui kerinduan yang mendalam di hati Jo Yeon Ho.     

"Yeon Ho, sebentar lagi pasti tuan Dae Hyun akan sampai. Ayo kita ke kamar terlebih dahulu untuk bersiap-siap," ajak Eun Hee sembari melangkahkan kakinya menghampiri Jo Yeon Ho yang berdiri di dekat salah satu tiang.     

"Aku ingin menunggu ayah dan ibu terlebih dahulu," sahut Jo Yeon Ho. Dengan raut wajah sedih yang tampak terlihat.     

Eun Hee merasa iba dengan anak asuhnya yang tampak murung. Jo Yeon Ho sangat mengharapkan agar orang tuanya segera pulang karena hari ini adalah hari pesta kelulusannya. Ada harapan kecil agar orang tuanya bisa datang seperti yang lain.     

Sebuah mobil Maybach berwarna silver akhirnya memasuki pekarangan.     

Wajah Jo Yeon Ho langsung  berbinar-binar begitu melihat mobil yang sangat dikenalnya. Dengan berlari-lari kecil anak itu menuju tempat dimana mobil berhenti. Ia sudah tidak sabar ingin memeluk ayahnya dengan erat.     

"Ayah!" seru Jo Yeon Ho sembari mengetuk kaca mobil.     

Dae Hyun segera membuka pintu mobil. Dadanya terenyuh melihat putranya begitu antusias menunggunya untuk pulang.     

"Wah, anak ayah ternyata sudah bangun." Dae Hyun berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Jo Yeon Ho sehingga anak itu langsung berhambur ke pelukannya. Segera melepaskan diri setelah beberapa saat.     

"Ayah, kenapa baru pulang sekarang? Bukankah ayah bilang sudah kembali ke Seoul kemarin pagi?" tanya Jo Yeon Ho dengan wajah cemberut. Ia ingin mengetahui alasan ayahnya tidak segera menemuinya.     

"Maaf, ayah agak sibuk. Ada beberapa pekerjaan yang harus diurus," sahut Dae Hyun. Dadanya terasa nyeri karena seringkali mengatakan suatu kebohongan pada putranya.     

"Ayah harus menggantinya dengan mengajakku pergi liburan," ucap Jo Yeon Ho dengan bibir yang dimajukan.     

"Memangnya kau ingin liburan kemana?" tanya Dae Hyun sembari mengacak-acak rambut putranya.     

"Hmmm, aku ingin pergi ke Jepang menyusul kakek," ucap Jo Yeon Ho setelah berpikir keras. Ia memang sangat menyukai negara bunga sakura itu.     

"Baiklah, nanti jika kau liburan kita akan ke sana," ujar Dae Hyun sembari menepuk pundak putranya dengan pelan.     

"Hore!" Jo Yeon Ho berjingkrak kegirangan.     

"Ayah hari ini adalah upacara kelulusanku. Ayah bisa datang kan?" tanya Jo Yeon Ho dengan penuh harap.     

"Benarkah hari ini? Ayah hampir saja lupa jika kau tidak mengingatkan." Dae Hyun menepuk jidatnya pelan. Ia tidak mengingatnya sama sekali. Beruntung Soo Yin menyuruhnya pulang pagi-pagi.     

"Kenapa Ayah melupakan itu? Apa aku sudah tidak penting lagi?" tanya Jo Yeon Ho sembari menundukkan pandangannya ke tanah.      

"Apa yang kau katakan? Kau selalu penting di dalam hidup ayah. Siapa yang mengatakan hal itu kepadamu?" ujar Dae Hyun. Ia menaruh curiga Aeri yang berusaha untuk menghasut Jo Yeon Ho.     

"Ibu bilang ayah sudah berubah tidak seperti dulu lagi dan mungkin tidak menyayangiku," sahut Jo Yeon Ho dengan memainkan jemarinya..     

Dae Hyun merasa geram. Bagaimana mungkin Aeri mengatakan hal itu pada putranya? Ia harus segera bicara dengannya sekarang juga untuk meminta penjelasan.     

"Ibumu itu berbohong. Jangan pernah mendengarkan apa yang diucapkan olehnya," ucap Dae Hyun dengan rasa kesal. Saat Aeri masih menjadi model dan sibuk ia tidak pernah menjelekkannya di depan putranya. Ia selalu mengatakan kepada Jo Yeon Ho untuk tetap tenang. Namun setelah mendapatkan kepercayaan ia seenaknya berusaha menjauhkannya dari Jo Yeon Ho.     

"Ibu juga bilang jika Ayah tidak memperhatikan ibu lagi," ujar Jo Yeon Ho dengan jujur. Untuk hal ini Jo Yeon Ho tidak mendengarnya dari Aeri secara langsung. Ia mendengarnya ketika Aeri menghubungi seseorang, tanpa sengaja Jo Yeon Ho mendengarnya.     

"Dimana ibumu sekarang?" tanya Dae Hyun dengan mengepalkan jemari tangannya dengan kuat. Rahangnya kini tampak menegang.     

"Ibu sedang pulang ke rumah nenek sampai sekarang belum pulang. Sepertinya ibu tidak mengingat jika hari ini kelulusanku," sahut Jo Yeon Ho sedih.     

'Ya ampun, wanita itu!' ~ batin Dae Hyun dengan geram.     

"Tenanglah, mungkin sebentar lagi ibu juga akan segera pulang." Dae Hyun berusaha untuk menenangkan putranya. Tidak tega jika melihatnya sedih seperti itu.     

"Sebaiknya kita bersiap-siap agar tidak datang terlambat," lanjutnya. Dae Hyun mengangkat tubuh Jo Yeon Ho kemudian masuk ke dalam rumah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.