Istri Simpanan

Bab 169 - Pria bodoh dan mudah tertipu



Bab 169 - Pria bodoh dan mudah tertipu

0Seminggu kemudian.     

Sudah beberapa hari Dae Hyun disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk. Tak ada waktu untuk menemui istri kecilnya karena ia juga selalu menginap di hotel. Malam ini Dae Hyun menyempatkan diri untuk mengunjungi Soo Yin ke villa Pyeongchang-dong. Ingin melihat kondisi istrinya semoga baik-baik saja karena Dae Hyun selalu mencemaskannya.     

Sebenarnya Soo Yin sudah meminta ingin bekerja kembali ke hotel namun jika teringat nasehat Mi Young, Dae Hyun tidak mengizinkannya. Ia tidak ingin kejadian waktu itu terulang kembali karena cukup membuatnya trauma.     

Dae Hyun terus mengemudikan mobilnya menyusuri jalanan malam di bawah cahaya bulan yang tertutup awan. Hingga sinarnya hanya terlihat samar-samar. Sambil memandang ke arah restoran yang berjejer di pinggir jalan. Dae Hyun ingin mampir membelikan makanan untuk Soo Yin terlebih dahulu.     

Saat tengah mengamati tanpa sengaja Dae Hyun melihat mobil Aeri yang terparkir di depan sebuah restoran bintang lima. Ada rasa penasaran yang menyelimuti hatinya. Tampaknya perlu ke sana untuk memastikan sesuatu.     

"Untuk apa wanita itu di sini?" gumam Dae Hyun yang sudah menghentikan mobilnya di parkiran.     

Paska hari kelulusan Jo Yeon Ho, Dae Hyun tidak pernah kembali sehingga tidak tahu apa yang terjadi. Sepertinya sepi saja, itu berarti Aeri tidak berani mengadu kalada ibunya.     

Dengan langkah lebar, Dae Hyun masuk ke restoran yang begitu luas dan sangat ramai oleh pengunjung. Daen Hyun terus mengedarkan pandangannya untuk melihat kursi-kursi yang ada di sana. Namun tidak menemukan keberadaan Aeri di antara pengunjung yang lain. Ia bahkan sampai mengulangi beberapa kali namun hasilnya sama.     

Restoran itu adalah sebuah restoran mewah dengan makanan yang cukup mahal sehingga hanya orang-orang kaya saja yang pergi ke sana. Namun karena menu yang enak dan pelayanan yang memuaskan membuat pengunjung tak pernah kapok. Jika ingin makan dengan lebih privat ada juga ruangan tertutup khusus yang disediakan meski dengan harga yang cukup mahal.     

Sehingga Dae Hyun berjalan menghampiri tempat pemesanan meja untuk bertanya keberadaan Aeri. Ia sangat yakin jika Aeri pasti berada di restoran itu, tak mungkin salah mengenali mobilnya.     

"Selamat datang, Tuan, ada yang bisa saya bantu," ucap wanita yang bertugas menerima tamu dengan senyuman manis di bibirnya. Terlebih lagi melihat wajah Dae yang sangat tampan membuatnya jadi salah tingkah dengan berusaha memperbaiki riasan wajah juga bajunya agar terlihat rapi.     

Sangat disayangkan Dae Hyun bahkan tidak meliriknya. Ia sibuk mengedarkan pandangannya ke meja pengunjung.     

"Aku ingin tahu, apa ada seorang wanita bernama Aeri memesan meja VIP di restoran ini?" tanya Dae Hyun dengan wajah datar tanpa ekspresi. Melihat wanita di depannya salah tingkah membuatnya begitu muak.     

"Maaf, Tuan, kami tidak bisa memberitahukan kepada anda siapa saja yang telah melakukan pemesanan," ucap wanita itu tanpa mengedipkan matanya melihat Dae Hyun. Namun segera membungkukkan tubuhnya dengan sopan Seba tanda permintaan maaf.     

Tanpa bicara, Dae Hyun mengeluarkan  dompet dari saku celananya yang cukup tebal. Mengeluarkan beberapa lembar mata uang dollar kemudian menaruhnya di atas meja ke arah wanita itu.     

Wanita itu melebarkan pupilnya melihat uang yang cukup banyak hingga tanpa sadar meneguk salivanya. Siapa yang tidak melotot melihat uang berjumlah 1000$. Uang itu sangat banyak baginya yang hanya gadis dari kalangan bawah      

"Katakan dimana wanita yang bernama Aeri memesan," ujar Dae Hyun yang sudah tidak sabar.     

"Ba … baik, Tuan." Wanita itu segera memeriksa buku yang melakukan pemesanan tamu untuk ruang VIP. Memang ada seseorang yang memesan dengan nama Aeri.     

"Nona Aeri memesan ruang no 10, Tuan," ucap sang wanita.     

"Itu berada …." Baru saja wanita itu hendak menjelaskan dimana tempatnya ternyata Dae Hyun sudah pergi. Ia langsung mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam tas sambil melihat ke sekelilingnya. Jangan sampai bosnya mengetahui apa yang telah dilakukannya. Jika ketahuan maka dirinya akan dipecat.     

Dae Hyun sudah tidak asing lagi dengan restoran itu karena sudah seringkali berkunjung untuk mengadakan pertemuan dengan para relasinya. Ia bergegas melewati lorong untuk sampai ke sana. Memang ruangan VIP terpisah sedikit ke belakang. Tempatnya juga nyaman dan tenang.     

Begitu sampai di ruang no 10 terdengar suara gelak tertawa yang begitu renyah. Ada aja seorang wanita dan pria yang tengah mengobrol. Mereka terdengar bercanda di antara suara denting piring yang saling bersahutan ketika bersentuhan dengan sendok.     

Dae Hyun berdiri di depan pintu untuk mengetahui siapa pria yang bersama Aeri.     

"Bagaimana kini hubunganmu dengan suamimu?" tanya suara seorang pria.     

"Untuk apa kau menanyakan hal itu?" tanya Aeri dengan dahi berkerut.     

"Aku hanya ingin tahu, apakah seorang direktur seperti Dae Hyun perhatian kepada istrinya," ucap pria itu.     

"Tentu saja, dia sangat perhatian dan manja kepadaku," sahut Aeri berbohong. Ia tidak ingin semua orang mengetahui rahasia pribadinya yang sebenarnya. Demi menjaga harga dirinya, Aeri menyembunyikan fakta sebenarnya.     

"Tidak perlu berbohong kepadaku. Bukankah hubungan kalian tak pernah baik? Atau jangan-jangan dia tidak pernah menyentuhmu lagi setelah malam itu," tebak pria itu.     

Aeri mendesah pelan, sepertinya percuma saja menyembunyikan jika pria itu sudah dapat menebaknya.     

"Seperti biasa dia selalu mengabaikanku, tapi tidak masalah sama sekali selagi aku masih menjadi Nyonya di sana," sahut Aeri sembari terkekeh pelan.     

"Apa kau tidak lelah bersama dengannya? Bukankah sudah kukatakan sejak lama agar kau berpisah dengannya. Lebih baik jika kau menikah denganku," ucap seorang pria yang diselingi dengan tawa.     

"Aku sudah sangat sulit untuk masuk ke dalam keluarga mereka sehingga tidak mungkin aku melepaskannya begitu saja," sahut Aeri.     

Dae Hyun terus mendengarkan obrolan mereka meski hanya samar-samar. Sepertinya ini adalah waktu tepat untuk menyelesaikan hubungannya dengan Aeri. Dengan langkah lebar Dae Hyun kembali ke parkiran untuk mengambil sesuatu dari dalam mobilnya. Ia menyelipkan amplop berwarna coklat ke dalam saku jasnya kemudian kembali ke tempat dimana Aeri berada bersama pria yang suaranya tidak terdengar di telinganya.     

Dae Hyun kembali menguping pembicaraan mereka lebih lama untuk mengetahui apa saja yang mereka bicarakan. Sepertinya Dewi keberuntungan tengah berpihak kepadanya sehingga Dae Hyun bisa mendengar semuanya.     

"Aku heran kenapa pria seperti Dae Hyun begitu mudahnya tertipu," ucap sang pria.     

"Dia itu memang sangat bodoh dan gampang tertipu," ujar Aeri sambil terkekeh pelan.     

Dae Hyun sudah kehilangan kesabarannya kali ini. Memang diakuinya jika ia begitu bodoh selama ini. Jika Soo Yin tidak hadir dalam hidupnya mungkin sampai detik ini tak akan terlalu peduli dengan kehidupan pribadinya. Yang terpikirkan selama ini adalah bekerja keras agar hotel keluarganya menuju puncak kesuksesan.     

Bruk ….     

Dengan sangat kasar Dae Hyun membuka pintu. Tidak peduli jika mereka berdua akan jantungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.