Istri Simpanan

Bab 170 - Gugatan cerai



Bab 170 - Gugatan cerai

0Suara benturan pintu ke dinding membuat suara yang cukup keras sehingga mengejutkan dua orang tengah mengobrol.      

Aeri yang tengah menyendokkan makanan ke dalam mulutnya langsung meletakkan sendoknya ke piring. Ia terbelalak hingga matanya hampir terjatuh melihat siapa yang saat ini berdiri di tengah pintu.     

"Dae Hyun, a … apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aeri dengan tergagap hingga keringat dingin keluar dari dahinya. Jika Dae Hyun memergokinya bersama pria lain baginya tidak masalah karena mereka tidak sedang melakukan apapun sehingga Aeri bisa mencari alasan untuk mengelak. Yang paling ditakutkan Aeri adalah jika Dae Hyun sampai mendengarkan apa yang baru saja mereka bicarakan.     

"Maaf, sepertinya aku mengganggu makan malam kalian," ucap Dae Hyun pura-pura terkejut. Seolah-olah tidak sengaja mendobrak pintu.     

"Tuan Dae Hyun?" Lee Young Joun cukup terkejut juga melihat Dae Hyun tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan mereka.     

"Sepertinya kalian tengah makan malam romantis," ujar Dae Hyun berusaha bersikap seperti biasa saja. Padahal sejak tadi bibirnya berusaha menahan mulut yang ingin segera mengumpat dengan kasar.     

"Ka … kami hanya tanpa sengaja bertemu," ujar Aeri terbata sembari melirik pria yang masih duduk di kursinya.     

"Kau mengatakan orang lain jalang namun sepertinya kau sendiri yang seorang jalang," cibir Dae Hyun dengan nada datar namun kata-kata itu cukup menyakitkan.     

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan," sanggah Aeri dengan wajah yang memerah.     

'Sudah kepergok namun masih saja mengelak,' ~ cibir Dae Hyun dalam hati. Sungguh Dae Hyun tidak menyangka dirinya menikah dengan wanita tidak punya malu seperti Aeri.     

"Benar, tenangkan dulu dirimu," ucap pria itu untuk membela Aeri. Sebenarnya tujuannya mengajak Aeri bertemu karena ingin bekerja sama. Untuk mencari rahasia strategi apa saja sehingga The Silla Seoul Hotel bisa berkembang sangat pesat. Karena hotel milik Lee Young Joun jauh tertinggal di belakang. Sangat disayangkan Dae Hyun sudah muncul sebelum mereka mencapai kesepakatan.     

"Kupikir kau hanya bermain dengan Han saja namun tidak kusangka kau justru bermain dengan banyak pria," ujar Dae Hyun sembari melirik pria yang tidak lain adalah Lee Young Joun. Pria yang hampir saja melecehkan Soo Yin jika waktu itu tidak datang terlambat. Sampai kapanpun Dae Hyun tidak akan pernah melupakan kejadian itu.     

"Kami kemari hanya ingin bekerja sama," sanggah Aeri dengan berusaha lebih keras untuk meyakinkan Dae Hyun.     

"Benar apa kata istrimu. Aku kemari mengajaknya untuk bekerja sama denganku. Aku akan menjadikannya sebagai bintang iklan di salah satu produk buatanku," timpal Lee Young Joun sembari bangkit dari duduknya.     

"Benarkah? Bukankah kau sudah berhenti menjadi model?" tanya Dae Hyun sembari menaikkan sebelah alisnya. Diliriknya Aeri yang memasang wajah ketakutan.     

"Ini hanya baru rencana saja," sahut Aeri dengan cepat. Tak disangka jika Lee Young Joun mengatakan alasan itu.     

"Kau pikir aku bodoh," ucap Dae Hyun sembari menaikkan sebelah bibirnya ke atas kemudian berdecak. Ia kemudian merogoh berkas yang ada di saku jasnya.     

"Aku kemari hanya ingin memberikan surat ini. Aku tidak akan mengganggu apa yang tengah kalian lakukan sehingga kalian tidak perlu cemas," ujar Dae Hyun dengan seringainya.     

Aeri bahkan merasa takut melihat Dae Hyun yang tampak menyeramkan dengan seringainya. Tak pernah Aeri melihat ekspresi licik Dae Hyun tergambar di wajahnya.     

Dae Hyun meletakan berkas itu di atas meja sembari memandang Lee Young Joun yang hanya diam saja tanpa ada pembelaan lagi. Mungkin pria itu sudah lelah melakukan pembelaan untuk Aeri.     

"Tuan Lee, jika kau menginginkannya silahkan ambil saja karena aku sudah tidak tertarik sama sekali dengan wanita jalang seperti dia. Kalian terlihat lebih cocok," cibir Dae Hyun sembari memandang dua orang yang ada di depannya secara bergantian.     

"Tuan, Dae Hyun, kau sungguh keterlaluan sudah menghina istrimu sendiri," ujar Lee Young Joun yang tampak sangat emosi.     

"Ayolah, Tuan Lee, kau tidak perlu berpura-pura di hadapanku," ujar Dae Hyun dengan santai tanpa ada emosi sama sekali.     

"Cukup, hentikan semua ucapanmu!" teriak Aeri sembari menutupi telinganya dengan kedua tangan. Meskipun apa yang dikatakan oleh Dae Hyun memang benar namun tetap saja Aeri merasa sakit hati.     

"Aeri, jika kau sudah selesai memeriksa dan menandatanganinya segera berikan kepadaku," ujar Dae Hyun dengan tenang tanpa ada rasa cemburu sama sekali. Bagi Dae Hyun hal ini sudah ditunggu-tunggu untuk waktu yang cukup lama. Bahkan jika harus melihat Aeri tengah bermesraan dengan pria lain.     

Dengan tangan gemetaran Aeri perlahan mengulurkan tangannya untuk meraih amplop berwarna coklat itu. Dengan jantung berdebar Aeri membuka berkas yang diberikan Dae Hyun padanya. Kakinya lemas lunglai tidak berdaya ketika melihat judul yang tertera diatas surat itu.      

"Apa maksudmu?" tanya Aeri dengan nada meninggi. Dengan kedua kaki yang terasa lemas Aeri mencoba tetap bertahan untuk berdiri.     

"Aku hanya menuruti apa yang kau inginkan selama ini. bukankah kau menginginkan kebebasan hidup bersama dengan pria yang kau inginkan. Seharusnya sekarang kau senang karena aku telah mengabulkan keinginanmu," ucap Dae Hyun sembari memasukkan tangannya di saku celana.     

"Apa kau berniat menceraikanku karena gadis itu?" tanya Aeri dengan sorot mata berapi api.     

"Tidak usah mencoba untuk mengkambing hitamkan seseorang. Ini semua tidak ada hubungannya dengan siapapun," ucap Dae Hyun sembari mencubit ruang di antara alisnya.     

"Aku sangat yakin jika kau telah berhubungan dengan gadis jalan itu!" sindir Aeri dengan tubuh gemetar.     

"Sudahlah aku ingin pergi. Aku tidak mengganggu apa yang sedang kalian lakukan. Jika kau sudah menandatanganinya segera hubungi aku." Dae Hyun hanya melirik Aeri sekilas sembari tersenyum miring kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang Vip itu. Ia tak merasakan amarah sama sekali untuk apa marah, justru Dae Hyun bersyukur sehingga bisa terlepas dari Aeri. Beban di pundaknya terasa berkurang.     

Dengan memasang wajah bahagia Dae Hyun pergi meninggalkan restoran itu. Ia sudah tidak sabar ingin segera menemui istri kecilnya. Ini akan menjadi kejutan untuk Soo Yin. Pasti istrinya akan sangat senang.     

Setelah Dae Hyun tidak ada tubuh Aeri ambruk ke lantai. Aeri sangat syok dengan apa yang baru saja dialaminya. Dengan kuat jemarinya meremas surat itu kemudian merobeknya menjadi serpihan kecil yang tak beraturan.     

"Ini semua gara-gara kau!" ucap Aeri seraya menengadahkan wajahnya untuk menatap tajam Lee Young Joun. Jika saja Lee Young Joun tidak mengajaknya bertemu pasti semua ini tidak akan terjadi. Pasti posisinya sebagai nyonya Dae Hyun tidak akan gawat.     

"Jadi kau menyalahkan aku?" tanya Lee Young Joun sembari berkacak pinggang.     

"Tentu saja, jika kau tak mengajakku datang ke restoran ini maka posisiku masih aman." Wajah Aeri memerah dengan air mata panas yang mulai membasahi pipinya.     

"Bukankah kau memang jalang?" cibir Lee Young Joun dengan seringai liciknya.     

Aeri perlahan berdiri meski tubuhnya sempoyongan. Ia ingin membalas apa yang tengah diucapkan oleh Lee Young Joun.     

"Kau memang kurang ajar!" Aeri mengangkat tangannya hendak menampar Lee Young Joun namun sayang sekali pria itu sudah mencekal pergelangan tangannya terlebih dahulu sebelum mendarat di pipinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.