Istri Simpanan

Bab 178 - Cari dokter yang lebih baik



Bab 178 - Cari dokter yang lebih baik

0Chang Yuan tidak berani menoleh karena sudah bisa menduga dengan apa yang tengah mereka lakukan. Tangannya sibuk berkutat pada panci di atas kompor untuk menyelesaikan masakan yang telah dibuatnya.     

Mendapat perlakuan Soo Yin yang begitu manis kepadanya, membuat Dae Hyun menghilangkan rasa cemburunya. Ternyata rasa cemburunya memang selalu berlebihan.     

Dae Hyun mengangkat tubuh Soo Yin kemudian mendudukkannya di atas meja dengan posisi lengan Soo Yin masih melingkar di lehernya.     

"Kenapa aku tidak membangunkanku?" tanya Dae Hyun dengan menatap dalam bola mata yang begitu cerah itu.     

"Aku tidak ingin mengganggumu setelah apa yang aku pinta semalam," sahut Soo Yin dengan sendu. Rasa sesal berkecamuk di dalam hatinya.     

"Sssttttt, demi anak kita aku akan melakukan apapun yang kau pinta. Aku juga minta maaf karena sudah kesal semalam. Padahal kau seperti ini semua karena salahku." Dae Hyun menautkan dahinya di dahi Soo Yin. Menyesali betapa bodoh dirinya.     

Chang Yuan mulai merasa gerah dengan apa yang telah mereka lakukan. Seenaknya sendiri bermesraan di dekatnya seolah-olah dirinya tidak ada. Sepertinya mereka menganggapnya hanya seekor nyamuk.     

"Ehemmm," ujar Chang Yuan menyadarkan pasangan yang tengah berdiri di belakangnya jika ada dirinya bersama mereka.     

"Asisten Chang, sebaiknya kau mencari istri agar setiap malam ada yang menemanimu. Kau tidak perlu khawatir dengan biaya pernikahan. Nanti aku akan membantu," ujar Dae Hyun.     

"Aku masih ingin hidup sendiri," sahut Chang Yuan singkat. Ia memang tipe pria pendiam dan jarang bicara.     

"Benar, Asisten Chang. Tapi sebaiknya kau hanya memiliki satu istri karena kau tidak akan bisa mengurusnya jika memiliki dua," ujar Soo Yin sembari terkekeh geli. Ia melirik ekspresi wajah suaminya yang berubah menjadi masam.     

"Tentu saja, Nona. Aku hanya ingin setia dengan satu istri," ujar Chang Yuan yang tanpa sadar menyindir bosnya.     

"Jadi, kau menyindirku tidak setia?" tanya Dae Hyun dengan rasa kesal.     

"Sudah, tidak usah marah." Untuk menghilangkan kekesalan suaminya, Soo Yin mengecup pipinya sekilas sebelum melepaskan diri untuk turun dari meja. Ia merasa tak enak hati dengan Chang Yuan karena tindakan mereka di apartemennya yang seenaknya sendiri.     

Pandangan Dae Hyun tertuju pada mangkuk ramyeon semalam yang ternyata isinya tinggal separuh.     

"Apa kau tetap memakannya?" ujar Dae Hyun.     

"Aku hanya ingin menghargai kerja keras kalian berdua," ucap Soo Yin. Kini ia tengah membantu Chang Yuan untuk menyiapkan semuanya di meja makan.     

"Seharusnya kau bilang jika masih menginginkannya. Aku akan menyuruh Asisten Chang untuk membuatnya lagi," ujar Dae Hyun.     

"Aku sudah mencicipinya. Itu sudah cukup," ujar Soo Yin.     

Kini sudah ada beberapa menu di meja makan. Ada Kimbab, kimchi, bulgogi atau daging sapi panggang dan lainnya. Ternyata Chang Yuan sangat pandai memasak. Tak heran jika kulkasnya penuh dengan berbagai sayuran.     

Chang Yuan sebenarnya cukup senang dengan kedatangan mereka berdua. Namun melihat mereka yang bermesraan terus membuat perutnya terasa sakit. Ia hanya menggelengkan kepalanya di saat berlangsung sarapan bosnya selalu saja terlihat mesra. Membuatnya yang seorang jomblo menjadi iri.     

Setelah selesai sarapan Soo Yin mengajak Dae Hyun untuk pulang karena mereka tidak membawa ganti. Soo Yin juga sudah cukup puas karena semua keinginannya sudah terpenuhi.     

================================     

Villa Pyeongchang-dong.     

Mereka sampai di villa ketika sudah tengah hari. Soo Yin baru saja membersihkan tubuhnya. Dengan tubuh yang masih terlilit handuk ia duduk di depan meja rias.     

Dae Hyun sedang turun untuk menemui Chung Ho untuk mengecek keadaan mobilnya karena mereka akan pergi ke rumah sakit.     

Sore ini Dae Hyun mengajak Soo Yin untuk memeriksakan kandungannya. Padahal Soo Yin masih ingin istirahat di rumah namun demi calon buah hatinya ia terpaksa mengikuti Dae Hyun. Sesuai perintah dokter Mi Young agar sering memeriksakan kandungannya.     

Mereka saat ini tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit.     

"Sayang, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit yang jauh lebih bagus," ujar Dae Hyun dengan pandangannya fokus ke jalanan yang ramai. Hanya sesekali saja melirik istrinya yang terus mengusap perutnya.     

"Aku ingin ke rumah sakit yang kemarin saja." Soo Yin masih bersikukuh untuk menemui dokter Mi Young.     

"Kita cari dokter wanita yang jauh lebih baik," bujuk Dae Hyun yang pantang menyerah.     

Baginya bertemu dengan Mi Young setelah sekian lama membuat mereka terasa canggung. Bagaimanapun Mi Young adalah masa lalunya yang sudah begitu lama untuk dilupakan. Mereka memutuskan berpisah ketika Mi Young ternyata sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Sebenarnya ada pilihan ketika itu, Mi Young tidak akan menikah dengan orang lain jika Dae Hyun melamarnya dengan cepat. Apalah daya karena saat itu Dae Hyun harus bekerja keras untuk mengembangkan bisnis hotel yang hampir di ambang kehancuran karena dipimpin oleh pamannya.     

Seluruh keluarganya juga tak mengizinkan Dae Hyun untuk menikah muda. Dengan rasa kecewa dan berat hati Dae Hyun harus melepaskannya. Mungkin mereka memang tidak berjodoh.     

"Aku sudah nyaman dengan Dokter Mi Young. Dia sangat baik dan ramah. Bukankah dia adalah teman sekolahmu lalu mengapa kau tidak ingin pergi ke sana?" Soo Yin menyipitkan matanya karena menaruh curiga.     

"Ah … aku pikir kita bisa mencari dokter terbaik," ucap Dae Hyun tergagap. Tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.     

"Sudahlah, aku tetap ingin menemui dokter Mi Young," ucap Soo Yin.     

Dae Hyun hanya mampu menghela nafas pasrah karena percuma saja membujuk istri kecilnya.     

Selang beberapa menit mereka kini sudah berada di parkiran rumah sakit Pyongyang.     

Dae Hyun terus menuntun Soo Yin melewati koridor rumah sakit karena mereka sudah membuat janji temu dengan Mi Young sehingga tidak perlu menunggu antrian.     

Dae Hyun mengetuk pintu beberapa kali sampai seseorang membukakan pintu.     

"Kalian sudah datang, masuklah." Bukan Mi Young atau perawat namun ternyata Dokter Kang yang sudah berdiri untuk membuka pintu lebar-lebar.     

Melihat dokter Kang di sana Dae Hyun menyipitkan matanya. Untuk apa dia datang ke rumah sakit ini. Sepertinya dia tidak bekerja di rumah sakit itu karena Dokter Kang adalah dokter umum. Dia sudah memiliki rumah sakit tempatnya bertugas.     

Dae Hyun dan Soo Yin masuk ke dalam. Tidak menunggu lama Mi Young mengajak Soo Yin untuk masuk ke dalam kamar untuk segera memeriksanya.     

Sedangkan Dae Hyun menunggu di luar bersama dokter Kang.     

"Dae Hyun, tidak usah tegang seperti itu wajahmu," goda Dokter Kang sembari terkekeh geli melihat ekspresi wajah Dae Hyun yang berubah menjadi masam sejak masuk ke ruangan Mi Young.     

"Aku ingin bicara denganmu," ujar Dae Hyun dengan tatapan dingin kemudian melangkahkan kakinya ke luar.     

"Baiklah." Dokter Kang hanya mengulum senyum mengikuti langkah Dae Hyun ke tempat yang agak sepi dari orang yang berlalu lalang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.