Istri Simpanan

Bab 179 - Bercandanya keterlaluan



Bab 179 - Bercandanya keterlaluan

0Mereka saat tengah berada di taman kecil area rumah sakit. Berdiri membelakangi Dokter Kang sembari melipat kedua tangannya di dada.     

"Kenapa wajahmu tampak tegang begitu?" ujar Dokter Kang dengan santai tanpa peduli dengan Dae Hyun yang tampak kesal kepadanya.     

"Kenapa kau tidak mengatakan dari awal jika dokter wanita yang kau maksud adalah Mi Young?" ujar Dae Hyun sembari berbalik memandang Dokter Kang.     

"Memangnya kenapa?" tanya Dokter Kang pura-pura tidak mengetahui masalalu mereka.     

"Jika aku mengetahuinya dari awal. Tak mungkin aku membawa Soo Yin kemari," gerutu Dae Hyun.     

"Tidak usah terbawa perasaan seperti itu. Dia hanyalah masa masa lalu," ujar Dokter Kang. Waktu itu yang terpikirkan Dokter kandungan wanita yang dikenalnya hanya Mi young karena kebanyakan adalah pria.     

"Siapa juga yang terbawa perasaan. Aku sudah melupakannya sejak lama," sanggah Dae Hyun.     

"Lalu apa masalahnya?"     

"Karena Mi Young dokternya, membuatku tidak leluasa untuk bertanya tentang istriku. Pasti ada rasa canggung di antara kita," ujar Dae Hyun sembari mendengus kesal. Sayang sekali istrinya tidak mau diajak ke tempat lain. Haruskah ia mengatakan jika Mi Young adalah mantannya agar Soo Yin setuju.     

"Jadikan saja dia istri ketigamu," goda Dokter Kang dengan senyum nakal tersungging di bibirnya.      

"Kau pikir aku sudah gila," umpat Dae Hyun sembari menatap mata Dokter Kang namun pria yang ditatapnya justru tertawa terbahak-bahak.     

"Sudahlah." Dae Hyun meninggalkan Dokter Kang kemudian kembali ke ruangan Mi Young karena percuma saja berbicara dengannya malah membuat semakin kesal.     

Dae Hyun kini membuka pintu. Ternyata Soo Yin sudah selesai diperiksa.     

"Sayang, kau dari mana saja?" tanya Soo Yin. Ia baru saja ke luar namun mendapati suaminya tidak ada.     

"Aku ke luar sebentar. Bagaimana dengan kondisi calon anak kita?" Dae Hyun sudah tidak sabar ingin mengetahui bagaimana keadaannya.     

"Dia baik-baik saja. Kondisi bayinya juga tak selemah beberapa hari yang lalu. Namun tetap harus berhati-hati dan rajin memeriksakanya ke dokter," sahut Dokter Mi Young sedikit gugup ditatap oleh Dae Hyun. Itu bukanlah tatapan cinta yang selama ini ia rindukan namun tatapannya biasa saja seolah-olah mereka tidak pernah kenal.     

"Sampai kapan kami baru boleh …." Dae Hyun menghentikan pertanyaannya karena sedikit privasi dan malu juga. Hampir saja dirinya keceplosan.     

"Maksud Dae Hyun, kapan mereka bisa melakukan hubungan suami istri," sahut Dokter Kang yang tiba-tiba saja muncul.     

"Diam kau!" seru Dae Hyun dengan wajah memerah karena malu.     

Soo Yin hanya menggigit bibir bawahnya menahan malu. Haruskah suaminya itu menanyakan hal itu.     

"Kalau untuk hal itu kalian sudah boleh melakukannya namun harus dengan hati-hati," ucap Mi Young sedikit malu-malu. Ini merupakan perbincangan yang sedikit sensitif.     

"Dae Hyun, aku ingatkan lagi jangan sampai kejadian waktu itu terulang kembali," ujar Dokter Kang.     

"Nona Soo Yin, jika suami anda tidak sabaran siapkan saja kayu untuk memukulnya," lanjutnya sembari mengulum senyum. Entah kenapa ia suka sekali menggoda salah satu sahabatnya itu.     

"Dokter Kang, diamlah! Seharusnya kau urus hidupmu sendiri yang bahkan belum memiliki istri. Ingat umurmu sudah tua, jangan sampai kau tak mampu lagi melayani istrimu ketika menikah nanti," cibir Dae Hyun dengan rasa ingin membalas dendam agar Dokter Kang bungkam dan tidak mempermalukannya di depan istri kecilnya dan Mi Young.     

"Kau tidak usah mengkhawatirkan diriku. Jika nanti aku menikah, aku pasti akan memintamu untuk mengajariku. Karena kau pasti lebih berpengalaman karena sudah memiliki dua istri," ujar Dokter Kang sembari mengerjapkan sebelah matanya kemudian terkekeh geli. Ia hanya merasa aneh karena sekarang Dae Hyun lebih bersifat posesif dan tidak suka bercanda.     

kening Mi Young berkerut, ia penasaran dengan apa yang diucapkan oleh dokter Kang. Benarkah jika Dae Hyun memiliki dua istri? Wanita itu sungguh tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dae Hyun yang dikenalnya adalah seorang pria yang setia. Selama menjalin hubungan dengannya tak pernah ia mau dekat dengan gadis lain. Namun Mi Young tak ingin terlalu ikut campur karena ini bukanlah urusannya.     

Wajah Dae Hyun merah padam menahan amarah dan rasa malu yang berbaur menjadi satu. Jarinya mengepal dengan erat  karena butuh pelampiasan. Dengan menatap tajam Dokter Kang, Dae Hyun berdiri hendak menghampirinya.     

Melihat suaminya yang tampak terpancing emosi, Soo Yin segera memegang pergelangan tangannya dan mengusapnya dengan lembut. Mencoba menenangkannya agar tidak marah dengan apa yang diucapkan Dokter Kang.     

"Jangan terlalu serius seperti itu. Aku hanya bercanda," ujar Dokter Kang.     

"Aku tidak suka candaanmu!" ucap Dae Hyun dengan nada dingin kemudian duduk kembali karena Soo Yin menggenggam tangannya dengan begitu erat.     

"Sayang, sudahlah," ucap Soo Yin dengan lembut. Jangan sampai suaminya membuat keributan hanya gara-gara hal kecil seperti itu.     

Dae Hyun menoleh ke samping untuk melihat istri kecilnya. Jika tidak ada dia, sudah pasti tadi sudah meninju wajah dokter Kang. Baginya bercandanya sungguh sangat keterlaluan.     

"Hmmm, Nona Soo Yin, apa anda masih mengalami mual-mual di pagi hari?" tanya Mi Young untuk mengalihkan pembicaraan meski dirinya begitu penasaran.     

"Tidak, Dokter. Setelah Dokter memberiku obat aku tidak merasa mual lagi dan nafsu makanku juga sudah bertambah," sahut Soo Yin dengan antusias.     

"Baiklah, aku turut senang mendengarnya," ucap Mi Young sembari tersenyum.     

Setelah selesai berbincang mengenai keadaan Soo Yin. Mereka segera pulang karena Dae Hyun sudah tidak tahan melihat Dokter Kang yang masih berada di sana tanpa mau untuk pergi. Tampaknya dia memang sengaja melakukannya.     

Selama perjalanan pulang, Dae Hyun lebih banyak diam. Ketika sudah sampai di halaman villa, barulah ia membuka suara untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya saat ini.     

"Pokoknya lain kali kita periksa ke rumah sakit yang lain saja," ucap Dae Hyun dengan penuh penekanan. Matanya yang tajam menatap lurus ke depan. Setelah keluar dari rumah sakit hati Dae Hyun masih merasa dongkol. Awas saja jika nanti bertemu dokter Kang berdua saja. Dirinya memastikan akan memberikan pelajaran yang setimpal sesuai dengan rasa malu yang dia rasakan.     

"Aku tidak mau ke tempat yang lain." Soo Yin tetap bersikeras dengan pendiriannya. Dalam pikirannya, belum tentu di tempat lain Dokternya akan seramah Mi Young.     

"Soo Yin, tak bisakah kau menuruti permintaanku sekali ini saja?" tanya Dae Hyun dengan suara sedikit meninggi.     

Soo Yin menoleh dengan mata berkaca-kaca mendengar Dae Hyun membentaknya. Selama ini tak pernah suaminya berkata dengan suara tinggi kepadanya. Ucapannya selalu lemah lembut.      

Apakah dia akan meninggalkanku setelah mendapatkan semua yang dia inginkan? ~ batin Soo Yin dengan butiran kristal yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Apalagi di saat kondisi hamil seperti ini, seorang wanita perasaannya cenderung lebih sensitif.     

Ternyata benar dugaan Soo Yin selama ini. Seharusnya dari awal tidak usah percaya dengan semua ucapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.