Istri Simpanan

Bab 180 - 1000 kebaikan akan sirna dengan satu kesalahan



Bab 180 - 1000 kebaikan akan sirna dengan satu kesalahan

0Dada Soo Yin terasa sesak dan pilu. Ayahnya yang selama ini membesarkannya bahkan tidak pernah sekalipun membentaknya namun kenapa pria yang berjanji akan menjaganya begitu tega.     

Air mata yang menggenang tak mampu lagi dibendung olehnya. Soo Yin membuka pintu mobil kemudian ke luar dengan langkah cepat memasuki villa.     

Dae Hyun memejamkan matanya sejenak sebelum mengejar istri kecilnya. Rasanya begitu bodoh saat ini. Seharusnya ia bisa meredam emosinya.     

Dengan langkah terburu-buru Dae Hyun mengikuti Soo Yin yang sudah berada di kamarnya. Terdengar suara isak tangis Soo Yin di kamar.     

"Sayang, buka pintunya. Tolong maafkan aku," ujar Dae Hyun dengan nada sendu.     

Soo Yin tidak memperdulikan suaminya yang terus memanggil namanya sembari mengetuk pintu. Dengan deraian air mata, Soo Yin mengemasi pakaiannya yang hanya beberapa potong ke dalam tas. Mungkin bagi orang lain perkataan itu terdengar biasa saja namun baginya itu terlalu menyakitkan. Terlebih menyadari jika dirinya hanya seorang istri simpanan yang tak mungkin ada artinya di mata Dae Hyun.     

Ucapan lembut dan manis yang selalu keluar dari bibir Dae Hyun kini telah sirna akibat satu kalimat biasa namun cukup menyesakkan dadanya. Benar pepatah yang mengatakan jika seribu kebaikan akan hilang dengan satu kesalahan.     

Dengan tangan gemetar Soo Yin memegang knop pintu bersiap untuk membukanya. Sebelum benar-benar pergi Soo Yin mengedarkan pandangannya ke ranjang. Tempat yang tak akan pernah terlupakan olehnya.     

Dae Hyun masih berdiri dengan posisi menunduk. Kedua tangan diletakkannya di daun pintu. Ia mendongakkan kepalanya ketika melihat Soo Yin membuka pintu.     

"Sayang, apa yang kau lakukan?" Jantung Dae Hyun rasanya berhenti berdetak beberapa detik ketika melihat istri yang dia cintai berdiri dengan menenteng tas di tangannya.      

"Aku mungkin tidak ada artinya di matamu. Maaf, jika selama ini aku merepotkanmu," ucap Soo Yin dengan bibir bergetar menahan semua kesedihannya. Ia mengusap air matanya yang mengalir deras di pipi.     

"Sayang, tolong maafkan aku. Aku … aku tadi hanya sedang emosi. Aku tidak sengaja membentakmu," ujar Dae Hyun sambil meraih tangan Soo Yin. Dengan cepat Soo Yin menarik tangannya.     

Hati Soo Yin begitu rapuh ditambah dengan keadaannya saat ini yang sedang mengandung. Perasaannya lebih sedikit sensitif dari biasanya.     

Dengan langkah berat, Soo Yin melewati Dae Hyun tanpa meliriknya.      

Tidak, Dae Hyun tidak akan membiarkan Soo Yin pergi. Hidupnya lebih berwarna semenjak bertemu dengan Soo Yin. Dia tidak ingin kehilangannya.     

Dengan cepat Dae Hyun sudah berdiri menghalangi langkah Soo Yin yang hendak pergi. Tanpa berpikir panjang Dae Hyun berlutut di hadapannya. Jangankan berlutut, mencium telapak kakinya saja Dae Hyun rela jika itu bisa membuat Soo Yin mengurungkan niatnya untuk pergi.     

"Apa yang kau lakukan?" Soo Yin terkejut ketika Dae Hyun berlutut di hadapannya.     

"Aku akan tetap seperti ini sampai kau memaafkanku." Dae Hyun menengadahkan wajahnya untuk menatap Soo Yin dengan sayu.      

"Sudahlah, lebih baik kau cari saja wanita baru. Yang lebih cantik dan pintar. Satu lagi cari wanita yang kuat bukan wanita lemah dan rapuh seperti diriku," ucap Soo Yin. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.     

"Aku tidak membutuhkan wanita manapun. Hanya kau yang aku butuhkan saat ini." Dae Hyun merangkul kaki Soo Yin dengan sangat erat.     

Soo Yin memejamkan matanya sejenak. Mencoba merenungkan apa yang ia lakukan saat ini karena Dae Hyun tampaknya tidak akan melepaskan kakinya. Apa sifatnya begitu kekanak-kanakan? Hanya bentakan saja sudah membuatnya sakit hati. Lalu bagaimana jika suatu saat nanti mereka benar-benar bersatu? Apakah ia sanggup menerima semua hujatan orang-orang kepadanya.     

Soo Yin merutuki dirinya sendiri karena kerapuhan hatinya. Dulu tidak pernah dirinya secengeng ini.     

"Aku rela jika kau harus menghukumku. Asalkan kau tidak pergi dari rumah ini," pinta Dae Hyun dengan suara lirih. Membenamkan kepalanya di antara kaki Soo Yin.     

Meski Soo Yin mudah marah namun hatinya sangat mudah luluh jika dibujuk dengan benar. Hatinya tidak tega melihat suaminya yang bersimpuh di kakinya. Namun rasa dongkol masih belum juga hilang dari benaknya.     

Soo Yin melepaskan tas berisi baju dari tangannya hingga terjatuh ke lantai.      

"Atau kau ingin kita terus terang sekarang juga di depan semua orang? Besok aku akan mengumumkannya di hotel," ujar Dae Hyun sembari menengadahkan wajahnya namun Soo Yin justru menatap lurus ke depan tak bergeming.     

Melihat istri kecilnya yang diam saja, Dae Hyun berdiri kemudian menarik pergelangan tangannya agar mengikutinya. Jika ini yang dia inginkan baginya sama sekali tidak masalah.     

Bibi Xia tadi hendak naik ke lantai dua ingin mengatakan jika makan malam sudah siap namun mengurungkan niatnya ketika melihat Dae Hyun dan Soo Yin tampaknya baru saja bertengkar. Hatinya sedih jika melihat mereka bertengkar, padahal sebelum pergi ke rumah sakit mereka tampak baik-baik saja.     

Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga sehingga Bibi Xia bergegas pergi ke dapur sebelum kepergok oleh mereka.     

================================     

UN Village,     

Dae Hyun membawa Soo Yin ke rumah utamanya. Ia tidak main-main dengan apa yang diucapkan olehnya. Meski akan menjadi masalah besar untuk keluarganya. Baginya tidak masalah sama sekali jika bisa membuat Soo Yin percaya kepadanya.     

Soo Yin masih saja terdiam dengan bibir terkatup rapat. Tak ada satu kata pun yang terlontar dari bibirnya. Dirinya hanya ingin tahu apakah uang yang dijanjikan Dae Hyun benar-benar akan ditepati. Ia butuh bukti bukan janji semata.     

Dae Hyun terus menggenggam tangan Soo Yin hingga sampai di depan pintu. Ketika membuka pintu barulah Soo Yin melepaskan tangannya.     

Ketika melangkahkan kaki untuk masuk, terdengar sayup-sayup suara yang berasal dari ruang keluarga. Ada beberapa orang yang tengah mengobrol berada di sana. Dua di antaranya paman dan bibi Dae Hyun yang sudah lama tak berkunjung.     

Soo Yin terus mengikuti langkah Dae Hyun dengan bibir terkatup rapat.     

"Wah, ternyata ada tamu." Wajah Ny. Park begitu sumringah ketika melihat kedatangan Soo Yin dan putranya.     

"Soo Yin?" Kim Soo Hyun langsung berdiri ketika melihat gadis yang ia rindukan. Setelah beberapa minggu tidak bertemu membuatnya seperti bermimpi melihatnya saat ini.     

"Soo Yin, ayo silahkan duduk," ujar Ny. Park.     

Soo Yin menyapa paman Jung Woo dan bibi Hyun Bin dengan membungkukkan tubuhnya.      

Dae Hyun yang berjarak satu meter merapatkan tubuhnya mendekati Soo Yin agar mereka saling menempel satu sama lain. Ini adalah waktu yang sangat tepat karena ada paman dan bibinya.      

Jantung Soo Yin berpacu lebih cepat. Berdebar-debar tak karuan ingin melihat reaksi bagaimana jika semuanya mengetahui hubungan mereka. Apalagi paman dan bibi Dae Hyun tengah berada di sana.     

====================================     

Terima kasih kepada semua Readers yang sudah memberikan hadiah, Power stone, review, dan komentarnya...     

Maaf, tidak bisa membalas satu per satu.:face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.