Istri Simpanan

Bab 192 - Memberikan penawaran



Bab 192 - Memberikan penawaran

0The Silla Seoul Hotel.     

Peluh keringat membasahi wajah Jean yang tampak kelelahan karena terlalu bekerja keras hari ini. Ibunya kembali masuk rumah sakit sehingga Jean harus bekerja keras untuk mengumpulkan uang. Meski tidak terlalu banyak, namun uang hasil lembur cukup berarti untuknya.      

Pelan-pelan Jean membersihkan ruangan sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Mungkin ini akibat belum makan malam. Jean terlalu bersemangat sehingga ia tidak istirahat di saat pekerja lainnya beristirahat semua. Lagi pula ia harus pulang cepat agar bisa menemui ibunya di rumah sakit. Malam ini ibunya akan melakukan operasi.     

Sejak Soo Yin libur bekerja di hotel itu, Jean bisa bernafas lega karena Kim Soo Hyun jarang mencarinya.  Sehingga ia bisa fokus bekerja. Di hotel terdengar kabar burung yang berhembus di telinganya. Banyak pekerja wanita mengatakan kalau dirinya adalah gadis matre yang berusaha mendekati Kim Soo Hyun karena hartanya.     

Jean tidak peduli dengan omong kosong mereka yang sama sekali memiliki bukti.     

Kim Soo Hyun tanpa sengaja melihat Jean saat melewati ruangan baru yang akan digunakan untuk tempat spa dan fasilitas lainnya.     

Ternyata ini adalah waktu yang sangat tepat. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Begitulah pepatah mengatakan. Ia memang sejak tadi tengah mencarinya namun tidak ketemu. Tak disangka jika ia melihatnya di sana.     

Kim Soo Hyun tidak bisa menunda rencananya lagi. Besok malam juga ia harus berhasil menyatakan perasaannya. Ia butuh Jean untuk mengajak Soo Yin me tempat yang sesuai dengan apa uang dia inginkan.     

"Jean," sapa Kim Soo Hyun sembari menyodorkan sapu tangan ke arahnya ketika melihat wajah Jean yang berkeringat.     

Jean berhenti sesaat dari kegiatan menyapu lantai yang tengah dilakukan. Masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria setampan Kim Soo Hyun menyodorkan sapu tangan kepadanya.     

"Sebaiknya kau pulang karena ini sudah malam," ujar Kim Soo Hyun.     

Tanpa sadar tangan Jean terulur untuk menerima sapu tangan itu kemudian mengusap wajahnya.     

"Maaf, aku harus menyelesaikan pekerjaanku, Tuan," ujar Jean tanpa peduli dengan Kim Soo Hyun yang menyuruhnya pulang.     

"Jean, bisakah kita bicara sebentar?" ujar Kim Soo Hyun sembari dengan penuh harap.     

"Silahkan saja, Tuan," sahut Jean. Jika Kim Soo Hyun tampak serius seperti ini maka pasti ada sesuatu yang ingin dikatakan.     

"Aku ingin meminta bantuanmu," ujar Kim Soo Hyun dengan rasa tidak enak karena selalu saja merepotkan.     

Jean menghela nafas panjang karena sudah bisa menduga jika Kim Soo Hyun mencarinya pasti karena ada sesuatu. Ia sudah bisa menebak jika ada hubungannya dengan Soo Yin.     

'Tuan, bisakah sekali saja kau mencariku bukan karena Soo Yin,' batin Jean dengan rasa yang sesak di dadanya.     

"Sekali ini saja," ujar Kim Soo Hyun dengan penuh harap. Setelah ini ia tidak akan meminta Jean untuk membantunya lagi. Karena setelah ini ia bisa mengurusnya sendiri     

"Jika kau berhasil maka aku akan memberi hadiah sebuah makan malam romantis untukmu dan kekasihmu. Kau tidak perlu khawatir dengan semua biayanya," ujar Kim Soo Hyun dengan berbinar.     

Jean hanya tersenyum getir mendengarnya. Kekasih? Ia bahkan tidak pernah memikirkan siapapun selain pria yang ada di di depannya saat ini.     

Meski sudah berusaha melupakannya. Tetap saja tidak bisa. Jean tidak tau harus bagaimana lagi agar hatinya tak terus menginginkannya. Seharusnya waktu itu ia mengundurkan diri saja dan tidak usah peduli dengan larangannya. Jean merasa terlalu bodoh.     

"Bagaimana, kau pasti setuju kan?" Kim Soo Hyun mengulangi pertanyaannya kembali dengan sangat antusias. Sangat berharap jika Jean mau membantunya.     

"Maaf, aku tidak memiliki kekasih, Tuan," sahut Jean dengan sendu kemudian merendahkan pandangannya untuk melihat lantai dengan tatapan kosong. Jemarinya mencengkram gagang sapu dengan sangat kuat.     

"Bagaimana jika aku mentraktirmu pergi liburan saja?"     

"Tidak perlu, aku tidak menginginkan apapun," sahut Jean dengan air mata yang tanpa sadar jatuh dari pelupuk matanya. Bagaimana mungkin jika ia bisa bersenang-senang di saat kondisi ibunya yang drop kembali.     

"Jean, maaf aku tidak bermaksud membuatmu bersedih," ujar Kim Soo Hyun. Ia berpikir jika Jean baru saja putus dari kekasihnya sehingga menangis.     

"Tuan, bisakah anda pergi dari sini?" Jean sudah merasa tidak nyaman dengan perkataan para karyawan wanita yang bekerja di hotel ini semenjak Kim Soo Hyun mengajaknya makan waktu itu.     

"Aku tidak akan pergi sebelum kau bersedia untuk membantuku," ucap Kim Soo Hyun.     

Jean merasa cukup kesal karena Kim Soo Hyun bahkan tidak mengerti sekali tentang perasaannya.     

"Baiklah, anda tidak usah khawatir aku akan membantu sesuai janjiku," ujar Jean dengan sedikit emosi.     

"Benarkah?" Akhirnya usahanya untuk membujuk Jean kali ini berhasil.     

"Terima kasih, Jean. Kau memang yang terbaik," ucap Kim Soo Hyun sembari mengacungkan kedua jempolnya.     

"Sama-sama," sahut Jean singkat sembari mengusahakan untuk tersenyum.     

Akhirnya Kim Soo Hyun pergi dari ruangan itu sehingga Jean kembali melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai. Sekarang sudah pukul sembilan malam, jangan sampai terlambat karena ia harus menaiki bus dengan rute terakhir.     

Tiba-tiba saja ada beberapa orang karyawan wanita yang datang menghampirinya. Suara langkah mereka begitu kuat sehingga Jean menoleh ke belakang untuk melihat para wanita itu.     

"Jean, seharusnya kau sadar diri. Tidak usah terlalu dekat dengan Tuan jika tidak ingin mendapatkan masalah," cibir salah seorang di antara mereka.     

"Dia itu milik kita semua sehingga jangan coba-coba kau mendekatinya."     

"Jika sampai sekali lagi kau mencoba merayunya. Bersiaplah karena kami tidak akan diam saja."     

Para wanita itu begitu sinis memandang Jean. Seolah-olah ia seperti wanita penggoda yang murahan.     

Jean hanya mengerutkan keningnya tanpa peduli ucapan mereka. Sudah terbiasa dirinya mendengar cibiran seperti itu     

"Dasar tuli! Kenapa kau diam saja?" ucap salah seorang di antara mereka sembari berkacak pinggang.      

Namun nyali mereka menciut ketika melihat Kim Soo Hyun yang sudah berdiri di pintu. Dengan langkah lebar mereka segera pergi meninggalkan Jean.     

Jean tampak bingung kenapa mereka tiba-tiba saja pergi karena belum menyadari kedatangan Kim Soo Hyun.     

"Jean, pulanglah ini sudah malam," ujar Kim Soo Hyun yang membuat Jean terlonjak kaget sembari memegangi dadanya.     

"Tuan, anda mengejutkanku," gerutu Jean.     

"Maaf," ujar Kim Soo Hyun sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal.     

"Pulanglah," lanjut Kim Soo Hyun.     

"Aku harus menyelesaikan pekerjaan dulu, Tuan." Mana mungkin jika Jean akan pulang sekarang jika pekerjaannya belum selesai. Nanti ia tidak akan mendapatkan uang lembur.     

"Kau tidak perlu khawatir karena aku sudah mengirim uang lembur ke rekeningmu. Sekarang pergilah ke rumah sakit," ujar Kim Soo Hyun. Ia baru saja mengetahui jika Jean membutuhkan uang untuk biaya ibunya. Pantas saja Jean tampak sedih saat menawarkannya liburan. Sebagai gantinya ia akan membayar biaya rumah sakit ibunya.     

Jean tertegun sejenak sambil berpikir dari mana Kim Soo Hyun mengetahui hal ini.     

"Cepatlah ke rumah sakit. Ibumu pasti tengah membutuhkanmu saat ini."     

"Dari mana anda mengetahui jika ibuku berada di rumah sakit?" Jean merasa penasaran karena dia tidak menceritakan masalahnya kepada siapapun. Hanya kepada Jae-hwa ia bercerita. Tak mungkin Jae-hwa yang memberitahu.     

"Itu tidak penting, sekarang pulanglah."     

"Terima kasih, Tuan." Tanpa berpikir panjang Jean segera pergi meninggalkan pekerjaannya yang belum terselesaikan karena sebentar lagi bis terakhir akan segera datang. Ia tidak peduli dari mana Kim Soo Hyun mengetahui hal itu. Nanti saja menanyakannya.     

Sebenarnya Kim Soo Hyun tadinya berniat mengantarkannya namun malam ini ada pekerjaan yang harus diselesaikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.