Istri Simpanan

Bab 193 - Gyeran mari untuk Soo Yin



Bab 193 - Gyeran mari untuk Soo Yin

0Sebelum Soo Yin turun dari ranjangnya, Dae Hyun sudah terlebih dahulu pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan untuk Soo Yin. Dae Hyun memang sengaja tidak membangunkan istri kecilnya. Ini masih terlalu pagi untuknya bangun.     

"Tuan, biarkan saya yang membuatnya," ujar Bibi Xia yang merasa tidak enak hati karena hanya berdiri tanpa berbuat apa-apa.     

"Tidak usah, aku memang sengaja agar ketika Soo Yin terbangun ia mau memakannya," ujar Dae Hyun.     

"Baiklah," sahut bibi Xia. Ia cukup mengerti dengan apa yang ingin dilakukan oleh tuannya. Betapa beruntungnya Soo Yin mendapatkan suami yang begitu perhatian seperti tuannya.     

Dae Hyun membuat menu sarapan yang cukup simpel dan tidak membutuhkan waktu lama untuk membuatnya. Ia membuat Gyeran mari alias telur dadar yang dibuat dengan ukuran cukup tebal. Dengan tambahan aneka sayuran-sayuran cincang serta rumput laut di dalamnya. Cita rasanya sangat gurih dan memiliki gizi yang cukup tinggi sehingga sangat cocok dimakan oleh ibu hamil.      

Gyeran mari biasa disantap dengan nasi yang dimasak dengan kacang-kacangan.     

Setelah selesai, Dae Hyun kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap. Ia harus berangkat pagi-pagi sekali sehingga ia menyiapkan makanan untuk Soo Yin karena tidak bisa sarapan bersama.     

Pagi ini rasanya begitu menyenangkan bagi Soo Yin karena semalaman tidur di pelukan sang suami. Rona bahagia terpancar dari wajahnya. Soo Yin masih terbaring di atas ranjang karena baru saja terbangun ketika mendengar suara gemericik air. Sepertinya itu adalah suara Dae Hyun yang tengah membersihkan diri. Aroma sabun juga menyeruak masuk ke indra penciumannya.     

Soo Yin menggeliat untuk meregangkan otot-otot tubuhnya setelah pergulatan panas semalam. Ia berguling ke sana kemari dengan mata yang masih terpejam. Ketika ada suara pintu kamar mandi terbuka barulah Soo Yin perlahan membuka matanya.     

"Kau sudah bangun, Sayang," ujar Dae Hyun dengan air yang menetes dari rambutnya.     

"Hmmm," sahut Soo Yin sambil menguap. Matanya masih terlalu berat untuk dibuka.     

Setelah berganti pakaian Dae Hyun menghampiri Soo Yin yang sudah bangun namun enggan beranjak dari tidurnya.     

"Kenapa kau pagi sekali sudah bangun?" tanya Soo Yin sambil mengucek kedua matanya agar mau terbuka lebar.     

"Aku harus berangkat pagi karena ada beberapa pekerjaan yang belum selesai. Nanti kau tidak perlu pergi terlalu pagi," ujar Dae Hyun sembari membelai rambut Soo Yin yang sudah menyandarkan kepalanya di pangkuannya sebagai bantalan.     

"Kenapa kau berangkat pagi-pagi sekali?" Soo Yin menengadahkan wajahnya merasa belum puas dengan jawaban Dae Hyun sebelumnya. Ada guratan kecewa yang tampak di dahinya.     

"Apa kau masih merindukanku?" goda Dae Hyun dengan dengan seringainya.     

Soo Yin menganggukan kepalanya. Ia menginginkan tidur seharian dalam kondisi seperti ini. Rasanya ingin selalu bermanja-manja di pangkuan suaminya. Namun ia juga tidak boleh egois.     

Mendengarkan jawaban Soo Yin, Dae Hyun perlahan melepaskan kancing baju dengan sebelah tangannya.     

"Apa yang kau lakukan?" Soo Yin mengerutkan keningnya kenapa suaminya justru melepaskan pakaiannya yang sudah rapi.     

"Bukankah tadi kau bilang masih merindukanku?" sahut Dae Hyun sembari mengedipkan sebelah matanya.     

"Kau ini …." Soo Yin langsung terduduk dengan rona wajah yang memerah. Ia menatap tajam sembari mencebikkan bibirnya.     

"Aku hanya rindu kita sarapan berdua. Apa kau tidak lelah setelah apa yang kau lakukan semalam?" lanjut Soo Yin.     

"Ku pikir kau menginginkannya lagi karena kita hanya melakukannya sekali," ujar Dae Hyun meringis dengan tangan yang hendak meraih kancing namun Soo Yin langsung membantunya mengancingkan bajunya kembali.      

"Berhentilah berpikiran mesum," gerutu Soo Yin.     

"Sayang, sepertinya aku harus berangkat sekarang juga. Aku tidak ingin terlambat datang ke hotel," ujar Dae Hyun yang memang terbiasa disiplin dalam pekerjaannya.     

"Baiklah," ujar Soo Yin.     

"Sampai ketemu di hotel," ujar Dae Hyun sambil mencium kedua pipi Soo Yin secara bergantian.     

"Oh ya, aku hampir saja lupa jika aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Sebelum berangkat jangan lupa untuk memakannya," ujar Dae Hyun.     

"Terima kasih, kau memang suami terbaik," ujar Soo Yin. Rasanya begitu terharu memiliki suami yang begitu perhatian kepadanya. Padahal seharusnya itu adalah tugas seorang istri bukan malah sebaliknya.     

"Aku hanya berusaha menepati janjiku," ujar Dae Hyun sembari tersenyum. Ia melambaikan tangannya sebelum menghilang di balik pintu.     

Soo Yin memandang pintu yang sudah tertutup rapat. Kemudian segera turun dari ranjang dengan membalut tubuhnya menggunakan selimut.     

Setelah selesai bersiap-siap barulah Soo Yin pergi ke ruang makan untuk sarapan. Ada sepotong Gyeran mari berbentuk hati di piring yang tertata sangat rapi. Membuatnya semakin tidak sabar untuk menghabiskan semuanya.     

================================     

The Silla Seoul Hotel     

Pada saat Soo Yin sampai di hotel, hari sudah cukup siang. Para karyawan tampak melihatnya dengan tatapan tidak suka serta ada beberapa yang juga mencibirnya. Soo Yin menyesal tidak bangun lebih pagi sehingga ia bisa tepat waktu datang ke hotel.     

Ketika melangkah tanpa sengaja Soo Yin seperti melihat siluet Jean yang tengah membawa nampan di tangannya. Mungkin ia baru saja mengantarkan pesanan kopi ke para pegawai.     

"Jean!" panggil Soo Yin sembari melangkah cepat agar segera sampai.     

Jean menghela nafas panjang mendengar suara sahabatnya. Ingin melangkahkan kakinya dengan cepat namun ia teringat jika Kim Soo Hyun memintanya agar mengajak Soo Yin ke tempat yang sudah ditentukan. Jean terpaksa berhenti, dengan bertemu di sini ia tidak perlu repot-repot untuk mencarinya.      

"Soo Yin, lama kita tidak berjumpa," ujar Jean sembari tersenyum hangat. Ia bersikap seperti sedia kala disaat belum ada Kim Soo Hyun masuk ke dalam dunia mereka. Jean sebenarnya terkadang merasa rindu akan hari-hari mereka yang penuh canda tawa.     

"Jean, aku sangat merindukanmu." Soo Yin memeluk Jean dengan erat.     

Jean hanya membalas pelukan Yin dengan sebelah tangannya saja karena tangan satunya memegang nampan.     

"Soo Yin, semenjak kau jadi sekretaris Tuan Dae Hyun tubuhmu tambah semakin subur saja," ujar Jean sembari terkekeh.     

"Ya, mungkin karena Tuan selalu mengajakku makan enak," sahut Soo Yin sembari tersenyum tipis. Ada keinginan Soo Yin untuk menceritakan semuanya tentang hubungannya dengan Dae Hyun. Namun sekarang waktunya tidak tepat, takut jika tiba-tiba saja ada yang menguping pembicaraan mereka.     

"Lama kita tidak pergi nonton dan jalan-jalan. Bagaimana jika nanti malam kita pergi makan?" ajak Jean.     

"Baiklah," sahut Soo Yin dengan cepat. Ia pikir tadinya Jean masih marah dengannya setelah masalah waktu itu gara-gara Kim Soo Hyun.      

"Dimana kita akan makan? Apa kita akan mengajak Jae-hwa?" tanya Soo Yin dengan sorot mata berbinar. Ia begitu antusias karena sudah sekian lama tidak kumpul-kumpul bersama kedua sahabatnya.     

"Kita berdua saja, tidak apa-apa kan?" tanya Jean. Tak mungkin mereka mengajak Jae-hwa. Semuanya akan berantakan karena Jae-hwa juga memiliki perasaan terhadap Soo Yin.      

"Tidak masalah. Kebetulan sekali aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu," ujar Soo Yin. Nanti malam dirinya berniat mengakui perihal hubungannya. Setidaknya jika ada masalah Soo Yin bisa bercerita kepada Jean. Bukan memendamnya sendiri seperti sebelumnya.     

"Baiklah, kita bertemu di tempat biasa," ujar Jean.     

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Soo Yin sangat ingin minum kopi yang dibuat dengan oleh sahabatnya itu.      

"Jean, bolehkah aku meminta tolong?" Soo Yin menggigit bibir bawahnya karena perasaannya tidak enak.     

"Katakan saja," ujar Jean.     

"Maukah kau membuatkanku kopi," ujar Soo Yin ragu.     

"Tentu saja, nanti aku akan membuatnya untukmu."     

"Terima kasih, Jean," ucap Soo Yin.     

Soo Yin segera kembali ke ruangannya untuk bertemu sang suami. Ingin mengucapkan terima kasih karena sarapan yang dibuatnya sangat enak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.