Istri Simpanan

Bab 196 - Kembang api



Bab 196 - Kembang api

0Sesuai janji yang telah disepakati, malam ini Soo Yin sudah menunggu di tempat biasa bertemu dengan Jean. Soo Yin merapatkan sweaternya karena angin malam menyeruak masuk ke dalam pori-pori kulitnya. Soo Yin memakai sebuah gaun berwarna merah maroon sebatas lutut. Ingin sebenarnya memakai celana namun dokter Mi Young tidak mengizinkannya.     

15 menit sudah Soo Yin menunggu namun belum terlihat keberadaan Jean. Mungkin sahabatnya itu tengah dalam perjalanan.     

Benar saja, ada sebuah taksi yang berhenti di depan Soo Yin. Jean keluar dari taksi masih menggunakan pakaian kerjanya pagi tadi.     

"Jean, apa kau langsung kesini setelah dari hotel?" tanya Soo Yin dengan dahi berkerut..     

"Aku tidak sempat pulang untuk berganti pakaian. Tidak apa-apa kan jika pakaianku seperti ini?" tanya Jean. Memangnya untuk apa jika mengganti pakaiannya, jika dirinya sebentar lagi juga akan pulang.     

"Tidak masalah," ucap Soo Yin.     

Jean segera mengajak Soo Yin naik taksi yang sudah disediakan oleh Kim Soo Hyun. Jean yang biasanya cerewet kini lebih banyak diam selama dalam perjalanan.      

"Kemana kita akan makan?" tanya Soo Yin. Mereka baru saja melewati cafe yang biasanya dijadikan tempat nongkrong namun Jean tidak menghentikannya.     

"Sebentar lagi juga akan sampai," sahut Jean singkat. Ia tidak menanyakan dimana restorannya kepada Kim Soo Hyun, hanya mengikuti taksi ini akan membawanya saja.     

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di depan sebuah gedung bioskop yang terbesar di Korea Selatan. Jean juga sangat terkejut karena Kim Soo Hyun membawanya kemari.     

"Apa kita akan nonton bioskop?" tanya Soo Yin dengan terperangah.     

"Iya, namun aku ingin terlebih dahulu kita ke lantai 8. Aku sangat penasaran bagaimana wujud Sky Rose Garden." Sebenarnya Jean sama sekali tidak tau itu tempat seperti apa karena belum pernah melihatnya. Ia mengetahui semua itu karena Kim Soo Hyun yang sudah memberi pesan singkat kepadanya agar membawa Soo Yin kesana.     

"Ayo, kita masuk. Aku juga sangat penasaran," ujar Soo Yin yang langsung menggandeng tangan Jean. Mereka segera menuju lantai 8 menggunakan lift.     

Sky Rose Garden tampak sepi, tidak ada satu pengunjung pun yang terlihat padahal tempat itu selalu ramai oleh para pasangan muda.     

Jean dan Soo Yin sama-sama melebarkan matanya melihat pemandangan indah yang kini berada tepat di depan mereka. Meja-meja pengunjung yang dikelilingi oleh tanaman bunga mawar yang tertata sangat rapi. Di tambah lagi berada di lantai paling atas dan terbuka, di sana terlihat pemandangannya malam kota Seoul yang sungguh menakjubkan. Soo Yin Dan Jean seperti bermimpi bisa datang ke tempat itu.     

"Kenapa tidak ada pengunjung?" ujar Soo Yin sembari mengedarkan pandangannya pada kursi-kursi yang kosong.     

"Mungkin mereka semua tengah nonton bioskop," ujar Jean. Ada kesedihan yang mulai tumbuh di hatinya. Sebentar lagi orang yang yang begitu ia cintai akan melamar sahabatnya sendiri. Jean berusaha untuk tegar dan merelakan kebahagiaan untuk Soo Yin.     

Soo Yin terus mengelilingi area itu dengan wajah yang berbinar. Membuat Kim Soo Hyun yang berdiri tidak jauh, begitu bahagia melihatnya.     

"Sebentar lagi," gumam Kim Soo Hyun sembari melihat jam.     

Jean dapat melihat Kim Soo Hyun yang bersembunyi di suduti. Ia tersenyum tipis ketika melihat Kim Soo Hyun mengacungkan jempolnya.     

"Soo Yin, aku pergi ke toilet sebentar. Tetaplah berada di sini dan jangan kemana-mana sebelum aku datang," ujar Jean.     

Soo Yin yang memang sangat suka dengan hamparan bunga. Terlalu fokus membuatnya tidak terlalu mendengar ucapan Jean. Ia hanya menganggukkan kepalanya saja karena jarak mereka agak berjauhan.     

Dengan langkah gontai dan menundukkan kepalanya, Jean berjalan menuju ke tempat Kim Soo Hyun berada.     

"Jean, terima kasih." Kim Soo Hyun merasa sangat bahagia sehingga refleks ia memeluk tubuh Jean ke dalam dekapannya.     

Deg …     

Jantung Jean berdebar-debar dipeluk oleh pria yang dicintainya meskipun hanya beberapa saat karena Kim Soo Hyun sudah melepaskannya. Dunia seperti berhenti berputar saat itu.     

"Maaf Tuan, sebaiknya aku pergi dari sini karena tugasku sudah selesai," ucap Jean dengan sendu dan berat hati.     

"Jean, aku mohon tinggalah di sini sebentar lagi. Kau harus menjadi saksi malam ini," bujuk Kim Soo Hyun sembari memegang bahu Jean.     

"Tapi aku harus kembali ke rumah sakit,"sahut Jean. Meski dirinya tidak pergi ke rumah sakit pun tetap saja tidak akan berada di sana. Hatinya takkan mampu menerima kenyataan pahit itu.     

Lebih baik tidak melihatnya sama sekali. Ia sudah bisa menebak jika Soo Yin akan menerimanya.     

"Baiklah, sekali lagi terima kasih sudah merepotkan," ucap Kim Soo Hyun.     

Jean menganggukan kepalanya pelan. Ia segera masuk ke dalam toilet. Rasa kesedihan yang mendalam membuat air mata yang menggenang kini perlahan menetes. Jean terisak-isak di dalam toilet untuk mengeluarkan hatinya yang hampa.     

Soo Yin kini sudah duduk pada sebuah kursi yang berada di sana. Ia membayangkan jika kelak mengajak Dae Hyun untuk makan malam di tempat romantis seperti ini pastilah sangat menyenangkan.     

Baru saja hendak bangkit berdiri, keadaan gelap ternyata lampu yang ada di sana semuanya mati sehingga membuat Soo Yin panik.     

"Jean!" panggil Soo Yin sambil meraba-raba sesuatu dengan tangannya. Hendak melangkahkan kakinya tapi takut terjatuh.     

Duar … duar … duar ….     

Soo Yin tersentak ketika terdengar ada sebuah suara ledakan di langit malam. Setelah terjadi ledakan tak lama kemudian diikuti oleh pancaran cahaya berwarna warni di langit yang gelap.     

Dengan terpana Soo Yin menengadahkan wajahnya untuk melihat langit dengan taburan warna warni dari kembang api. Hingga sebuah tulisan terpampang jelas di atas kepala dengan tulisan I LOVE YOU. Sambil melihat cahaya kembang api yang tak kunjung usai, Soo Yin terus berpikir siapakah yang memberikannya kejutan. Apakah suaminya yang melakukannya. Atau hanya sebuah kebetulan saja, barang kali ada yang tengah merayakan hubungan.     

Tepat setelah cahayanya habis kini lampu telah hidup kembali sehingga membuat Soo Yin bisa bernafas lega. Begitu membalikkan tubuhnya menghadap ke belakang, Soo Yin terlonjak kaget hingga jantungnya akan copot melihat pria yang kini berada di depannya.     

Kim Soo Hyun berdiri dengan seulas senyuman di bibirnya. Memakai kemeja berwarna merah hati yang dipadukan dengan celana berwarna hitam. Ia tampil dengan sangat rapi malam ini.     

"Tuan?" gumam Soo Yin dengan mata yang melebar. Sungguh tidak bisa dipercaya.     

"Apa kau menyukainya?" tanya Kim Soo Hyun sembari melangkahkan kakinya semakin dekat ke arah Soo Yin.     

Soo Yin beringsut mundur sedikit. Jantungnya terasa berhenti berdetak membayangkan apa yang selanjutnya terjadi. Tak mungkin jika Kim Soo Hyun benar-benar melakukannya malam ini.     

"Duduklah kembali," ujar Kim Soo Hyun sembari menarik kursi untuk Soo Yin. Ini kali pertama Kim Soo Hyun ingin mengutarakan isi hatinya kepada seorang wanita dengan cara seperti ini. Biasanya para wanita yang mengejarnya sehingga tidak perlu repot-repot.     

Entah dorongan apa yang membuat Soo Yin mau duduk kembali ke kursinya. Ingin rasanya pergi namun kakinya terasa begitu berat.     

'Jean? Ini pasti semuanya rencana Jean,' ~ batin Soo Yin. Seharusnya ia sudah menaruh curiga sejak awal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.