Istri Simpanan

Bab 197 - Pernyataan cinta



Bab 197 - Pernyataan cinta

0Tiba-tiba saja Soo Yin mencemaskan keadaan Jean saat ini. Pasti hatinya saat ini teriris mengetahui apa yang dilakukan oleh Kim Soo Hyun kepadanya. Jika tahu Jean merencanakan semua ini, Soo Yin tidak akan mau datang. Pantas saja Jean tidak mengganti pakaiannya.     

"Dimana Jean?" tanya Soo Yin.     

"Jean sudah pulang ke rumah sakit untuk menemui ibunya," ujar Kim Soo Hyun.     

"Rumah Sakit?" Soo Yin tercengang.     

"Iya, ibu Jean baru saja melakukan operasi," sahut Kim Soo Hyun.     

Masih pantaskah jika Soo Yin disebut sahabat terbaik? Jika ia bahkan tidak mengetahui jika ibu dari sahabatnya sendiri masuk rumah sakit. Soo Yin mengusap gusar wajahnya.     

Soo Yin merasa sangat tidak enak hati kepada Jean. Seharusnya yang berada disini adalah Jean bukan dirinya. Soo Yin merutuki kebodohannya yang tidak menyadari sejak awal.     

Bip ….     

Ada sebuah pesan singkat yang masuk sehingga Soo Yin langsung memeriksanya.     

[Soo Yin, Maaf aku tidak bisa menemanimu. Semoga malam ini menyenangkan] ~ Jean     

Sebenarnya Jean belum pergi dari tempat itu. Ia bersembunyi di balik pilar yang menjulang tinggi. Mungkin beginilah ia harus mencintai seseorang. Cukup membantunya mencapai kebahagiaan meski hatinya terluka. Jean merasa bahagia bisa membantu sahabat dan pria yang dicintainya. Semoga saja kelak bisa menemukan pengganti meski sangat sulit untuk melupakannya.      

Jean memandang dua orang yang saling berhadapan dengan tatapan nanar. Tak tahan lagi melihat senyuman pria pujaannya kepada wanita lain, Jean memutuskan untuk pulang saja.     

Soo Yin bisa merasakan kekecewaan yang mendalam dari tulisan Jean. Dengan cepat Soo Yin mengirimkan balasan.     

[Kau dimana?] tulis Soo Yin. Berharap semoga saja Jean membalasnya dengan cepat. Namun sepertinya ponsel Jean dimatikan.     

Kim Soo Hyun terlalu antusias melihat wajah Soo Yin dari sedekat itu. Sambil tersenyum ia tak pernah merasa bosan memandangnya.      

Tak lama kemudian datanglah beberapa pelayan yang membawa nampan. Mereka mulai menyajikan beberapa menu di meja mereka. Ketika melihat Cheese cake dengan topping buah Cherry di atasnya yang begitu menggoda. Soo Yin ingin sekali mencicipinya.     

"Makanlah," ucap Kim Soo Hyun dengan sangat lembut seperti kapas. Tangannya menyodorkan piring berisi Cheese cake ke depan Soo Yin.     

Lagi-lagi ntah dorongan dari mana, Soo Yin dengan patuh sudah meraih sendok kecil yang terletak di sisi cake.     

'Soo Yin, yang seharusnya kau pikirkan saat ini adalah sahabatmu bukannya makanan,' gerutu Soo Yin pada dirinya sendiri. Apalah daya jika hati dan pikiran bahkan tak sejalan. Entah mungkin karena bayi yang dikandungnya sehingga ia akan langsung menginginkan sesuatu yang ada di depan matanya. Lebih baik dipikirkan setelah ini saja.     

Satu kunyahan, dua kunyahan masih enak di lidahnya. Memang wujud tidak membohongi rasa. Bentuknya yang begitu menarik sesuai dengan rasanya yang langsung lumer di mulut.     

"Uhuk … uhuk … uhuk …."     

Tenggorokan Soo Yin terasa tercekat ketika merasakan ada sesuatu yang mengganjal di sana. Sambil terus terbatuk Soo Yin memegangi lehernya.     

"Kau tidak apa-apa." Kim Soo Hyun panik sehingga langsung menyodorkan segelas air putih kepadanya.     

Soo Yin tidak menerima gelas yang diberikan oleh Kim Soo Hyun. Tangannya meraih suatu benda dari dalam mulutnya kemudian menggantungnya di depan mata.     

"Apa ini?" ujar Soo Yin dengan dahi berkerut.     

"Itu … itu sebenarnya kalung," ujar Kim Soo Hyun sembari menggaruk bagian belakang kepalanya. Niat ingin memberikan kejutan pada Soo Yin malah hampir membuatnya celaka.     

"Kenapa tiba-tiba ada di cake ini? Apa chef memasukkannya dengan sengaja?" tanya Soo Yin dengan wajah polosnya.      

"Itu sebenarnya aku … aku yang memasukkannya," ujar Kim Soo Hyun sembari meringis. Tampaknya Soo Yin bukan seperti tipe gadis lain yang langsung melotot melihat kalung dengan liontin berlian.     

"Apa kau berniat ingin membunuhku?" ujar Soo Yin.     

"Ti … tidak, mana mungkin aku ingin membunuhmu. Jangan salah paham, aku sebenarnya hanya ingin memberikan kejutan untukmu." Dengan rasa gugup dan jantung yang berdebar Kim Soo Hyun berusaha memberikan penjelasan. Tak disangka jika pujaan hatinya terlalu polos sehingga tidak mengerti apa yang dimaksud olehnya.     

"Lalu kenapa menaruhnya di dalam makanan? Bagaimana jika aku menelannya?" gerutu Soo Yin.     

Makan malam yang diharapkan oleh Kim Soo Hyun menjadi makan malam yang paling romantis sepertinya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.     

"Apa kau pernah menonton film romantis?" tanya Kim Soo Hyun agar mudah menjelaskannya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.     

Soo Yin menganggukan kepalanya sembari menaruh kalung itu di atas meja.     

"Apa kau tahu terkadang jika ada seorang pria yang ingin melamar kekasihnya melalui cincin yang dimasukkan ke dalam makanan?" ujar Kim Soo Hyun sembari menghela nafas pelan untuk mengurangi rasa gugupnya. Meski bukan untuk yang pertama kali tetap saja kali ini pengalaman yang begitu berbeda karena Soo Yin bukan tipe wanita dewasa yang langsung mengerti apa maksudnya.     

Soo Yin perlahan mengingat jika pernah menonton film romance semacam itu. Jangan-jangan Kim Soo Hyun berniat melakukan sesuai dengan apa yang ada di film. Soo Yin kini menjadi sangat panik. Seharusnya ia bisa mengerti sejak awal. Sebenarnya ada apa dengannya malam ini sehingga otaknya bekerja dengan sangat lambat. Soo Yin terus merutuki kebodohannya.     

Dengan cekatan Kim Soo Hyun sudah meraih tangan Soo Yin yang terletak di meja.     

Jantung Soo Yin berdebar, bukan karena bahagia tapi karena tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ada rasa menyesal sudah memakan cake itu. Jika saja tak memakannya mungkin akhirnya tidak akan seperti ini.     

"Soo Yin, malam ini aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu," ujar Kim Soo Hyun sambil berusaha untuk menenangkan diri.     

Soo Yin sudah mencoba menarik tangannya dari genggaman Kim Soo Hyun namun pria itu terlalu kuat menggenggamnya.     

'Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?' ~ ucap Soo Yin dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya. Ingin rasanya saat ini menghubungi Dae Hyun agar bisa membantunya keluar dari situasi ini. Namun jika sampai Dae Hyun benar-benar datang kemungkinan akan terjadi keributan besar.      

"Soo Yin, sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan jika aku jatuh cinta kepadamu," ucap Kim Soo Hyun sembari terus memandangi wajah cantik Soo Yin.     

"Maukah kau menikah denganku?" lanjut Kim Soo Hyun dengan wajah serius. Ia tak menginginkan Soo Yin menjadi pacarnya karena yang diinginkannya selama ini adalah menjadikannya sebagai istri.     

Soo Yin terdiam mendengar ungkapan Kim Soo Hyun kepadanya. Lidahnya terasa kelu ketika ingin mengatakan sesuatu.     

Kim Soo Hyun mengerti jika mungkin saja Soo Yin butuh waktu untuk memikirkannya karena perihal menikah adalah sesuatu yang bukan main-main. Dengan sabar Kim Soo Hyun menunggu Soo Yin berbicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.