Istri Simpanan

Bab 236 - Persetujuan



Bab 236 - Persetujuan

0Dae Hyun memijat pelipisnya, karena tampaknya Aeri tidak melepaskannya begitu saja. Bagaimana mereka bisa bercerai jika Aeri selalu merobek dan menghancurkan semua berkasnya. Pria itu sudah kehilangan akal menikah dengan wanita yang tidak tahu malu seperti Aeri.     

"Aku melakukan semua itu karena kau yang menginginkannya. Jika kau tidak macam-macam mungkin sampai saat ini pernikahan kita baik-baik saja. Kenapa kau tidak sadar juga dengan kesalahanmu?" ucap Dae Hyun dengan suara meninggi. Diusap wajahnya dengan gusar.     

"Aku tidak pernah menginginkan hal ini. Aku tetap ingin berada di sisimu," ujar Aeri yang tubuhnya langsung merosot ke lantai kemudian terduduk. Han sekarang tidak bisa dihubungi sehingga ia dengan tekad keras akan tetap tinggal di rumah itu meskipun Dae Hyun akan mengusirnya. Satu yang menjadi pegangannya adalah Jo Yeon Ho tidak mungkin membolehkannya untuk pergi.     

"Ya Tuhan. Aeri, sadarlah!"     

"Jika kau ingin menikah lagi silahkan saja. Aku rela kau menikah lagi tapi sampai kapanpun aku tidak akan menandatangani surat perceraian itu," ucap Aeri dengan sedikit amarah. Air mata mulai menetes perlahan membasahi pipinya.     

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Kenapa kau tidak mau bercerai denganku?" tanya Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Aku tidak ingin Jo Yeon Ho menjadi korban perpisahan di antara kita. Apa kau tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang orang tuanya berpisah? Tentu saja, kau tidak tahu bagaimana rasanya karena kau terlahir dari keluarga yang utuh," ujar Aeri dengan air mata yang kembali berderai. Mengingat bagaimana sejak kecil ia hidup tanpa kasih sayang seorang ayah rasanya sangat menyakitkan. Ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita lain bahkan Aeri pernah tinggal bersama mereka. Namun yang didapatkannya justru siksaan terus menerus oleh ibu tirinya hingga suatu hari ia kabur dan memilih tinggal bersama ibunya     

Aeri memang merasa sudah salah karena dirinya sudah mengkhianati Dae Hyun. Namun itu juga dia lakukan karena Dae Hyun tidak pernah memperdulikannya. Meskipun terkadang jahat tapi Aeri masih memiliki hati nurani sebagai seorang manusia. Apalagi tidak adanya kabar dari Han saat ini sungguh membuatnya lebih ketakutan.     

Dae Hyun hatinya terhenyak mendengarkan alasan dari Aeri untuk bertahan. Selama ini Dae Hyun juga melakukan hal yang sama karena hal itu. Demi Jo Yeon Ho mereka berpura-pura menjalin hubungan dengan baik.     

"Aku mohon, jangan ceraikan aku sampai setidaknya jika Jo Yeon Ho sudah lebih besar sedikit. Aku tidak yakin wanita itu mau menerima Jo Yeon Ho. Aku berjanji akan mengubah semua sifatku selama ini," ujar Aeri yang sesenggukan. Air matanya tak dapat terbendung lagi dengan posisi yang masih duduk bersimpuh. Ia yakin jika Dae Hyun akan merasa kasihan padanya karena ia sudah mengenalnya cukup lama sehingga tahu semua kekurangan dan kelebihan Dae Hyun.     

Baru kali ini Dae Hyun mendengar Aeri menangis hingga begitu dalam membuat hatinya kembali tersentuh. Diia bukanlah pria yang tidak punya perasaan. Sejatinya pria mudah sekali tersentuh jika melihat seorang wanita menangis. Dae Hyun mencoba memikirkan penawaran yang diucapkan oleh Aeri. Jika hanya hal itu yang bisa membuat perceraian mereka mudah, itu tidak menjadi masalah. Dia akan membuktikan jika Soo Yin bisa menyayangi Jo Yeon Ho lebih dari Aeri.     

Tidak masalah mengungkapkan hubungannya dengan Soo Yin. Selagi Kim Soo Hyun sudah menjadi direktur, karena Dae Hyun juga yakin Aeri akan meminta berpisah setelah tahu jika dirinya mengundurkan diri dari jabatannya.      

"Baiklah, aku setuju. Namun setelah wanitaku terbukti bisa menyayangi Jo Yeon Ho lebih baik darimu maka aku ingin kau angkat kaki dari rumah ini," ujar Dae Hyun.      

Secepatnya ia akan membicarakan pengangkatan jabatan dengan Kim Soo Hyun agar secepatnya segera terwujud. Meskipun harus menimbang lagi perkataan ayahnya.     

Aeri menganggukan kepalanya sembari menghela nafas pelan.      

'Aku ingin tahu siapa wanita yang ingin bersaing denganku,' batin Aeri dengan liciknya. Ia akan membuat Jo Yeon Ho nakal kepada wanitu itu sehingga membuatnya akan menyerah.     

"Dae Hyun, katakan siapa wanita itu?" tanya Aeri yang semakin penasaran karena setiap memberikan tuduhan pasti Dae Hyun tidak mau mengelak ataupun mengakuinya.     

"Yang jelas dia lebih baik darimu," ujar Dae Hyun sembari menaikkan sebelah bibirnya ke atas.     

Aeri mengepalkan tinjunya dengan erat kemudian menempelkannya di lantai. Sepertinya Dae Hyun memang tidak main-main dengan ucapannya padahal awalnya Aeri hanya berniat menggertaknya saja. Tidak disangka jika Dae Hyun justru mengabulkan keinginannya.     

Tok … tok … tok ….     

"Ayah, ibu, apa aku boleh masuk?" seru Jo Yeon Ho dari luar kamar.     

"Berhentilah menangis, aku tidak ingin Jo Yeon Ho mengetahui pertengkaran di antara kita," ujar Dae Hyun. Ia mengingat kembali saat Soo Yin memarahinya karena Jo Yeon Ho mendengarkan pertengkaran mereka. Ia tak ingin kejadian itu terulang kembali. Sekarang yang dilakukannya adalah membuat Jo Yeon Ho untuk semakin dekat dengan Soo Yin sehingga perlahan pasti akan melupakan Aeri sebagai ibunya.     

Aeri segera bangkit dari duduknya di lantai. Ingin menyentuh pergelangan tangan Dae Hyun namun pria itu sudah menariknya.     

"Aeri, ingatlah hubungan ini hanya sekedar status palsu. Fakta yang sebenarnya adalah kita sudah bercerai," ujar Dae Hyun mengingatkan kembali jika tidak ada lagi hubungan apapun yang terjalin di antara mereka. Pria itu menyetujui syarat yang diberikan Aeri karena hanya demi Jo Yeon Ho saja. Ia takut perasaannya putranya akan sangat terpukul.     

Aeri Hanya terdiam sambil mengatupkan giginya rapat-rapat hingga giginya berderit karena menahan amarahnya. Tidak disangka jika sekarang untuk menaklukkan Dae Hyun sangat sulit sekali.     

Dae Hyun segera melangkahkan kakinya menuju pintu untuk membukanya, setelah Aeri pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.     

"Sayang, belum tidur kau rupanya. Padahal ayah hendak ke kamarmu," ujar Dae Hyun sembari berjongkok kemudian mengusap rambut putranya.     

"Aku tidak bisa tidur, aku ingin tidur bersama kalian," rengek Jo Yeon Ho dengan wajah memelas. Terlalu sering diacuhkan, Jo Yeon Ho merasa rindu dengan kedua orang tuanya.     

Dae Hyun menghela nafas pelan. Awalnya ingin menolak, namun melihatnya yang memasang wajah penuh harap membuatnya tidak tega. Apa salahnya mengabulkan permintaannya sebelum mereka benar-benar berpisah.     

"Baiklah, tapi ayah harus mandi terlebih dahulu," ujar Dae Hyun.      

Jo Yeon Ho menganggukan kepalanya dengan sangat antusias. Wajahnya terlihat sangat bahagia saat ini membuat dada Dae Hyun sedikit nyeri. Mengingat putranya bahkan merengek ingin tidur bersama. Benar ucapan Aeri jika Jo Yeon Ho pasti akan sangat terpukul dengan perpisahan mereka.      

Namun untuk bertahanpun untuk apa? Karena tidak akan mempengaruhi semuanya.     

Dae Hyun langsung pergi ke kamar mandi sembari membawa ganti sekalian. Mulai sekarang dirinya tidak ingin orang lain melihat tubuhnya selain Soo Yin. Tapi tiba-tiba saja teringat ucapan Kim Soo Hyun mengenai Soo Yin memberikannya foto membuat hatinya semakin dongkol.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.