Istri Simpanan

Bab 256 - Festival Horizon Gimje



Bab 256 - Festival Horizon Gimje

0Festival Horizon Gimje adalah sebuah festival yang memamerkan hasil beras dan pertanian terbesar di Korea Selatan. Festival ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya budaya pertanian Korea yang merupakan fondasi bangsa. Dengan tema pertemuan langit dan bumi di cakrawala. Biasanya diadakan di sekitar waduk Byeokgolje.     

Acara yang dinanti biasanya acara dari memanen hingga menanak nasi. Para wisatawan juga bisa bermain layang-layang dengan warga sekitar.     

Dahulu ketika masih sekolah Soo Yin sering kali ikut serta dalam beberapa festival karena menurutnya itu sangat menyenangkan. Bisa mengenal berbagai macam budaya Korea. Itu sebabnya Soo Yin mengajak Jo Yeon Ho ke tempat itu agar memiliki pengalaman mengikuti berbagai festival.     

Merek saat ini sudah sampai di kawasan Byeokgolje. Dae Hyun baru saja memarkirkan mobilnya. Ia merasa sangat senang karena Jo Yeon Ho tampak sangat antusias. Ternyata istri kecilnya sangat pandai memikat hati putranya. Saat di perjalanan bahkan Jo Yeon Ho merengek, meminta Soo Yin untuk duduk di kursi belakang.     

"Wah, di sini ramai sekali," sorak Jo Yeon Ho sembari mengintip ke luar dari jendela kaca mobil.     

"Tentu saja, Sayang. Nanti kita akan bertemu dengan lebih banyak orang lagi. Apa kau senang kita datang ke tempat ini?" tanya Soo Yin.     

"Aku sangat senang," sahut Jo Yeon Ho seraya mendaratkan ciuman di pipi Soo Yin.     

Soo Yin melirik suaminya dari kaca spion, ingin melihat bagaimana reaksinya. Semoga tidak mempermasalahkan hal itu. Lagi pula putranya kan masih kecil.     

"Ehmmmm," ujar Dae Hyun mengeluarkan suaranya.     

"Ayo kita keluar, jangan sampai kita ketinggalan," ajak Soo Yin saat melihat suaminya memasang wajah datar.     

Dae Hyun memutuskan keluar terlebih dahulu, barulah ia membukakan pintu untuk dua orang yang sangat disayanginya. Digendongnya tubuh mungil Jo Yeon Ho lalu menurunkannya di tanah. Dae Hyun mengulurkan tangannya tangannya untuk membantu Soo Yin turun. Namun Soo Yin tidak menerimanya.     

Soo Yin tidak ingin Jo Yeon Ho menyadari kedekatan mereka. Dari tatapan mata istri kecilnya, Dae Hyun mengerti sehingga langsung menarik tangannya kembali.     

Mereka kemudian melewati pintu masuk menuju ke area festival. Ternyata sebentar lagi acaranya akan dimulai. Sebentar lagi akan diadakan acara memanen padi yang ditanam pada tempat khusus pertanian modern. Padi itu ditanam di rumah kaca sehingga bisa menanamnya sepanjang musim. Sengaja dibuat agar orang yang sibuk bekerja bisa belajar memanen padi. Tempatnya juga tidak di sawah sehingga tidak perlu untuk takut terkena lumpur.     

Mereka terus bergandengan tangan, dengan Jo Yeon Ho yang berada di tengah-tengah. Pakaian dan dandanan Soo Yin yang masih natural membuatnya jauh lebih terlihat muda sehingga orang-orang mengira jika dia adalah anak Dae Hyun. Ditambah lagi tubuhnya yang memang ramping.     

"Yeon Ho, apa kau mau ikut memanen  padi?" tanya Soo Yin sembari membungkuk sedikit untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Jo Yeon Ho.     

"Apakah boleh anak kecil ikut?" Jo Yeon Ho berpikir jika orang dewasa saja yang boleh ikut.     

"Tentu saja," ujar Soo Yin seraya tersenyum.     

"Say … Tuan, mari kita ke arah sana," Soo Yin hampir saja keceplosan lagi. Jarang memanggil Dae Hyun dengan sebutan 'tuan' membuat bibirnya terasa kaku untuk berucap.     

Jo Yeon Ho sangat bersemangat sehingga ia berjalan di depan terlebih dahulu meninggalkan Dae Hyun dan Soo Yin tertinggal di belakang. Anak itu ampak sudah tidak sabar ingin mengetahui seperti apa bentuknya padi.     

"Sayang, terima kasih sudah mengajak Yeon Ho datang ke tempat ini. Kami bahkan sebelumnya tidak pernah kepikiran membawanya ke acara-acara semacam ini," ujar Dae Hyun seraya meremas jari Soo Yin sebentar.     

"Sebaiknya anak kecil lebih baik dibawa ke tempat ini dari pada ke mall," sahut Soo Yin dengan pandangan fokus ke depan takut tiba-tiba saja Jo Yeon Ho berbalik lantas memergoki mereka.     

"Ternyata istri kecilku terkadang sangat pintar," puji Dae Hyun.     

"Tentu saja," sahut Soo Yin dengan perasaan bangga sembari mengedipkan sebelah matanya.     

Melihat bibirnya yang ranum dan berwarna merah muda membuat Dae Hyun ingin benar-benar menyesapnya. Sungguh Dae Hyun selalu tergoda jika melihat istri kecilnya.     

Tidak berapa lama mereka berjalan. Kini mereka telah sampai di rumah kaca. Acara memanen padi pun segera dimulai setelah mendapatkan aba-aba dari pembawa acara.     

Semua peserta tampak tertib dan antusias. Mereka mulai memotong satu persatu tangkai padi yang sudah menguning. Lalu meletakkan pada kantung yang sudah disediakan. Agar tangan tidak gatal mereka juga menyediakan sarung tangan yang dijual dengan harga murah saja.     

Dae Hyun mengangkat tubuh putranya untuk membantunya memetik beberapa tangkai padi. Wajahnya terlihat begitu sumringah dan sangat bersemangat. Ini pertama kalinya bagi Jo Yeon Ho melihat padi yang masih ada di pohon.     

"Ayah, bolehkah aku membawanya pulang ke rumah? Aku ingin menunjukkannya pada nenek," ujar Jo Yeon Ho.     

"Nanti kita akan membawa pulang beberapa tangkai," sahut Dae Hyun seraya mengusap pindah kepala putranya.     

Kegiatan itu juga diperlombakan. Barang siapa yang memetik paling banyak dan rapi itulah pemenangnya. Peserta yang cukup banyak membuat padinya cepat habis tinggal batangnya saja.     

"Yeon Ho, kita juga harus ikut belajar caranya menanak nasi," ajak Soo Yin setelah mereka mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.     

"Akukan anak lelaki, apakah boleh jika ikut?" tanya Jo Yeon Ho dengan polos.     

"Memangnya kenapa tidak boleh? Siapa saja boleh ikut. Ayahmu juga harus ikut kita untuk menanak nasi," ujar Soo Yin seraya menggandeng tangan Jo Yeon Ho menuju tempat mendaftar acara menanak nasi.     

Acara itu biasanya diperlombakan untuk menentukan siapa yang bisa membuat nasinya matang dengan sempurna. Maklum alat masak yang digunakan masih sangat tradisional yaitu hanya menggunakan kayu bakar.     

Kebanyakan peserta yang ikut adalah para orang tua yang datang bersama anak mereka. Mungkin tujuan mereka adalah untuk mengedukasi anak-anak belajar menanak nasi secara tradisional.     

"Tuan, kau bisa kan membantu kami memasak?" tanya Soo Yin sembari menggigit bibir bawahnya. Pasalnya ia sudah agak lupa meskipun pernah mengikuti festival itu beberapa tahun lalu. Apalagi Soo Yin memang tidak bisa masak sama sekali.     

"Serahkan semuanya kepadaku, kita pasti akan menang," sahut Dae Hyun. Di sini ia merasa seperti sedang mengasuh kedua buah hatinya. Lantas ia mengajak Soo Yin dan putranya menuju sebuah tempat berlangsungnya acara.     

Tiba-tiba saja, ada seorang wanita cantik dan seksi berjalan mendekati mereka. Sejak tadi wanita itu terus mengamati wajah Dae Hyun dari kejauhan. Ia begitu penasaran karena Dae Hyun tampak tidak membawa istrinya. Dengan langkah yang dibuat seanggun mungkin wanita itu segera menghampiri mereka.     

"Apa ada yang bisa aku bantu?" tanya wanita itu sembari tersenyum penuh mengikat. Matanya tak berhenti memandang wajah tampan Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.